Irene menyeret langkahnya, ia menatap hamparan langit yang mendung.
Setibanya di depan pintu apartemennya dan ketika tanganya membuka pintunya, Irene mendapat pelukan hangat Joy. "Eonni, darimana saja? Omo! Bajumu basah. Apa kau gila membiarkan hujan membasahimu? Arra, pasti telah terjadi sesuatu padamu kan?" ujar gadis itu, mendesak Irene untuk buka suara.
"Joy, aku tidak mampu menerima kenyataan hidupku," isak Irene dan memeluk erat Joy.
"Apa yang terjadi, eonni? Kau harus ceritakan padaku tapi sesudah kau menghangat diri dan mengganti pakaianmu dengan pakaian yang kering dan hangat," ujar Joy cemas.
Irene mengangguk patah-patah dan masuk ke dalam apartemen di bantu Joy.
"Sekarang ceritakan padaku, eonni." Joy menatap Irene memohon setelah gadis itu telah membenahi dirinya dan duduk bersamanya di atas sofa panjang.
Irene berpikir keras, ia tidak ingin Joy mengetahui hal apa yang baru saja menimpanya jadi ia memutuskan tidak menceritakan inti dari masalah yang menimpa dirinya bersama Baekhyun.
Biarlah Joy mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan monster di akhir karena aku tidak ingin Joy merasakan apa yang aku rasakan, pikir Irene.
"Aku hanya berpikir akan mengakhiri hubunganku dengan Baekhyun," ujar Irene bertepatan dengan hembusan nafas yang ia keluarkan dalam-dalam.
"Tapi, kenapa?" tanya Joy dengan kening yang mengernyit bingung. Ia semakin bingung saat melihat Irene mencoba tersenyum di saat dirinya sedang terluka. Sudah jelas gadis itu terlalu memaksakan dirinya.
Joy tidak lah sebodoh yang Irene pikir karena ia mengetahui ada hal yang Irene coba sembunyikan.
ㅡo0oㅡ
"Ibu," ujar Baekhyun nanar saat membuka pintu keluarga Byun.
Hanjin yang sibuk menggunting tanaman hiasnya yang mulai tumbuh melebihi batas proporsional dan Seojin yang tadinya sibuk dengan korannya spontan menghentikan aktivitas saat melihat sosok Baekhyun di ambang pintu rumah mereka. Keduanya berhamburan keluar rumah sekedar memeluk Baekhyun.
"Aku sangat merindukanmu," ujar Hanjin lirih sambil memeluk Baekhyun lagi.
Baekhyun membalas erat pelukan ibunya dan menyimpan tangis dalam diam di pundak Hanjin, dan tentunya tidak ada yang tahu bahwa ia mencoba menahan tangisnya.
Hanjin melepaskan pelukan itu dan menangkup kedua pipi Baekhyun, "ada apa kau kemari, Baek? Pasti ada masalah kan? Kalau begitu kau harus ceritakan padaku," interupsi Hanjin.
Baekhyun menghembuskan nafasnya dalam-dalam, kemudian satu titik air mata meluncur bebas dari matanya.
"Hei, ada apa?" cemas Hanjin sembari mengusap rambut Baekhyun. Seojin yang duduk di sofa yang berhadapan dengan Baekhyun dan Hanjin ikut merasa cemas melihat Baekhyun yang terpukul dengan sesuatu hal.
"Ayah, ibu hari ini adalah hari yang tidak ingin aku lewati dalam hidupku," ujar Baekhyun parau dan menangis dalam pelukan Hanjin. "Apa yang terjadi, hm?" tanya Hanjin lembut.
"Aku mengakuinya pada Irene," ujar Baekhyun terdengar makin parau.
Hanjin menatap Seojin yang membalas menatapnya dengan mengernyit heran.
"Apa maksudmu?" bingung Seojin.
"Aku mengakui jati diriku pada Irene, dan gadis itu merasa jijik menerimaku. Irene menyesali takdirnya yang harus bertemu denganku dan mencintaiku," isak Baekhyun. Ia tidak kuasa menahan tangisnya yang pecah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Monster [✔]
RandomBae Irene bekerja di suatu perusahaan milik negara bernama Seoul Detective Coorporation. Setiap hari yang di lakukannya hanya mengawasi sesuatu yang perlu di selidiki lebih lanjut. Ia memiliki rekan kerja bernama Byun Baekhyun, pria yang sangat tamp...