Bae Irene bekerja di suatu perusahaan milik negara bernama Seoul Detective Coorporation. Setiap hari yang di lakukannya hanya mengawasi sesuatu yang perlu di selidiki lebih lanjut. Ia memiliki rekan kerja bernama Byun Baekhyun, pria yang sangat tamp...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤❤❤❤
Senjata lengkap telah terpasang disisi sebelah tubuh para detektif untuk menjaga diri. Sedangkan polisi yang bersama mereka dengan sigap siaga membopong senapan di atas pundak sebelah sisi wajah untuk mengamankan kondisi yang kapan saja bisa berubah menjadi tidak kondusif.
Sayangnya, sudah ada tugas masing-masing yang harus dikerjakan dengan tolakan yang berbeda-beda sehingga Irene dan temannya yang lain harus saling berpisah.
Sejak perbincangan mereka tadi, Baekhyun tidak lagi melihat Irene menatapnya meski hanya melirik. Ia mengamati perubahan sikap Irene dengan sudut matanya saja. Ia pikir keadaannya baik jika sudah begini.
Langkah Baekhyun terhenti saat hendak mengikuti langkah teman-temannya yang sudah lebih dulu memasuki lokasi. Penyebabnya adalah ketika sorot matanya menangkap utuh sosok Jieun.
"Maafkan aku mengikutimu hingga kemari dan tidak memberitahumu sebelumnya," jelas Jieun yang mentalnya ciut saat berhadapan dengan mata elang Baekhyun.
"Sudah berapa kali ku bilang jangan temui aku saat jam kerja. Kau boleh menjemputku saat aku telah selesai dengan pekerjaanku. Apa kau tidak tahu betapa bahayanya dirimu saat ini?" gertak Baekhyun dengan tatapan cemas. Jieun hanya menundukkan pandangannya.
"Dengan siapa kau kesini?" tanya Baekhyun yang nada bicaranya mulai melembut, bukan karena luluh atas raut wajah Jieun yang murung, akan tetapi perasaannya mulai terusik saat mendengarkan sesuatu mendekatinya.
"Berbisik."
Lewat sorot matanya Baekhyun berbicara serius pada Jieun, namun tampaknya gadis itu tidak paham atas kode yang ia bahas.
"Aku hanya khawatir tentang kondisimu. Apalagi lenganmu belum pulih untuk melakukan sebuah aktifitas."
Baekhyun tidak mengerti akan pola pikir Jieun. Ia bukan lah anak kecil yang setiap detik harus dipantau keadaannya. Bukankah saat meninggalkan rumah ia sudah putuskan untuk melupakan hal ini? Lantas mengapa gadis ini kian tidak memahaminya?