Laki-laki berkaos putih itu bergidik ngeri sambil tersenyum kecil dalam gelap. "Nama gua Rizky."
DEG.
Degup jantung Aira berpacu kuat mendengar nama itu. Tubuhnya menegang seketika.
Alis laki-laki terangkat sebelah. "Kenal gua nggak?"
Aira mendongakan kepalanya menatap mata laki-laki di depannya, mencari kebohongan yang bisa saja disembunyikan. Tapi nihil. Aira tidak melihat sesuatu yang mencurigakan di mata laki-laki itu.
Ujung bibir laki-laki dengan kaos putih ini terangkat. "Gimana kabar lo, Ra?"
Tubuh Aira lemas melihat senyuman itu.
---
Aira terpaku membisu mendengar nama lelaki yang baru saja ia dengar. Matanya menjelajah tubuh Rizky dari atas sampai bawah tanpa melewatkan sejengkal pun. Kemudian mata hitam pekat itu menyipit.
"Lo beneran Rizky Rahardika?!" Jerit Aira tak tertahankan. Dia butuh kepastian untuk apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
Namun saking kerasnya suara Aira, Rizky harus menutup telinganya dengan kesal. "Nggak pake teriak bisa? Telinga gua jadi sakit ini goblok!" Gerutu Rizky.
Gaya iky banget!
Aira dengan senyum lebarnya, langsung menghambur dalam pelukan Rizky sementara yang dipeluk secara tiba-tiba hanya bisa mengedip-ngedipkan matanya terheran-heran.
"Gue nggak nyangka bisa ketemu sama lo sekarang ini, Ki!" Aira melonggarkan pelukannya, lalu menatap wajah Rizky sekali lagi. Wajah Rizky memang sedikit berbeda dari yang terakhir kali Aira lihat dalam video-call tapi tak apalah.
Mungkin dia kelelahan.
Wajah Aira memberenggut.
Atau mungkin dia operasi plastik?
Aira tertawa geli. "Astaga!! Ya ampun Kii!! gue nggak percaya ka--"
"Aira?" Rizky menyela ucapan Aira. Dengan kadar oksigen yang menipis saking eratnya pelukan Aira, Rizky menepuk-nepuk pelan punggung Aira sebisanya.
Jangan-jangan dikehidupan sebelumnya, dia ini blasteran siluman-raksasa yang perkasa?
Aira melepas pelukan mereka, masih dengan senyuman manisnya. "Kenapa, Ki?" Ia bertanya dengan wajah polos.
Rizky menghembuskan nafas lega begitu Aira melonggarkan pelukannya. Setelah itu dia menggaruk kepalanya. Entah karena memang kepalanya yang gatal atau karena ia kikuk diberi tatapan dan reaksi seperti itu oleh Aira.
"Rizky Rahardika,.." Aira menatap Rizky semakin lekat disertai senyuman manisnya. "Itu.. siapa?"
Meskipun senyum Aira masih terpampang indah di wajahnya, tapi degup jantungnya sempat berhenti sejenak mendengar pertanyaan Rizky.
Pertanyaan macam apa itu?
"Mana ada orang yang nggak kenal dirinya sendiri?"
Aira tertawa garing, berharap kalau apa yang dilontarkan Rehan barusan itu hanya candaan saja.
Tangan Rizky bersila di depan dada. Ia berdeham, "Nama yang lo sebut tadi itu siapa?"
"JADI LO BUKAN IKI?!" pekik Aira dengan wajah shock.
"Panggil aja gua, Dika."
*** flash-back-end ***
Seharusnya gue pastiin dulu! Seharusnya gue dengerin penjelasan Dika dulu! Seharusnya gue nggak langsung peluk-peluk! Seharusnya gue makin pinter! Seharusnya nggak boleh gitu!
![](https://img.wattpad.com/cover/93529987-288-k26745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kata Tentang Cinta: Percaya
Random[ SLOW UPDATE ] Aira menyukai Rizky Rahardika. Dia mengabaikan Rehan dan tetap memilih Rizky. Tanpa Aira ketahui, bahwa Rizky menyimpan banyak rahasia yang kelak akan membunuh hati Aira secara perlahan. Pertemuan tidak diduga dengan Rizky Mahardika...