Part 4

180 37 68
                                    

"Cinta itu apabila seseorang mampu memperjuangkan setiap kata yang terucap, walau kata itu hanya menjadi angan semata "

~Alano Aldias

☕☕☕

Pagi ini cukup kacau untuk seorang Alano Aldiaz, langkahnya berpacu dengan detak jantung yang kini tak seimbang, butiran keringat berjatuhan membasahi wajah tampannya, tanpa sadar....

Bruk

Tabrakan kecil terjadi diantara dua insan itu kini, buku-buku yang dibawa gadis itu berserakan diatas lantai.

"eh, sorry... Gue---" lelaki itu kini terpaku dengan sosok gadis cantik yang tak asing didepannya kini, Aurellia Caroline, gadis itu hanya menatap bingung dengan kebisuan lelaki didepannya.

"lo masih mau diem?," tanya Olin sambil berusaha kembali mengumpulkan buku-buku itu.

"yaudah, sini gue bantu," ucap Aldi dengan sigap mengumpulkan buku-buku itu kembali, namun seketika matanya terkunci akan sebuah objek.

"tangan lo, kok merah gini?," tanya Aldi sambil menyambar tangan kiri mungil Olin dengan raut wajah khawatir.

"lecet dikit," jawab Olin secuek mungkin, namun masih mengernyitkan dahinya pertanda masih terasa perih.

"Yaudah sekarang lo ikut gue!," ucap Aldi sambil menggenggam lembut tangan Olin.

"Bukunya?," gumam Olin, namun terdengar jelas ditelinga Aldi, langkahnya pun terhenti.

"Ya ampun" batin Aldi tersenyum.

"Yaudah, gue anter buku ke Bu Nina dulu, baru kita obatin luka ditangan lo, oke?," tanya Aldi sambil menggenggam lembut kedua bahu Olin.

Deg

Seketika itu juga Olin merasa sekujur tubuhnya merasa menggigil, wajah mungilnya menunduk menahan tangis yang akan meledak.

"Gue bisa sendiri, gak usah ganggu gue lagi," ucap Olin dengan suara gemetar, sambil memungut kembali buku-buku yang tadi berserakan, dan berlari secepat mungkin tanpa mengubris panggilan Aldi.

Lo itu spesial, tapi lo juga misterius

🕊🕊🕊

Tangisnya pecah, wajah cantiknya terlihat pucat, badannya gemetar, rasa sakit dan perih akan harapan dari masa lalu kembali menerpanya, berharap sosoknya kembali lagi.

Sampai kapan? Hanya itu yang selalu terlintas dikepalanya

"Ardi, kamu ingat gak? Waktu kamu bilang bakalan selalu disisiku? Saat kamu bilang sambil menggenggam lembut bahu ini?," tanya Olin sambil mengenggam kedua bahunya sendiri sambil menangis.

"kamu bilang kalau kamu bakalan selalu disisiku? Tapi, sekarang kamu dimana?," tanya Olin yang mulai berdiri meninggalkan tempat sunyi itu,

tiba-tiba kepalanya terasa pusing, penglihatannya terlihat buram

Bruk

I Know & I'm SureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang