Meet.

75 4 0
                                    

Braakk!!

"Pokoknya saya tidak mau tau, dalam waktu 24 jam kamu sudah harus memberikan proposal beritanya kepada saya!!" Ucap bu Merry atasanku, yang kira-kira umurannya sudah hampir setengah abad namun kecantikannya hm.. ralat, gaya hidupnya masih sama seperti remaja berumur 18 tahun, sangat fashionable.

Aku hanya bisa menunduk dan menganggukkan segala ucapannya. Takut-takut kalau salah ngomong aku akan diusir oleh bu Merry dari kantorku ini.

Ah yaa, perkenalkan namaku Kimani Andara Ghaisani biasa dipanggil Kimi. Aku bekerja sebagai wartawan disebuah majalah gosip. Yaa pasti kalian taulah pekerjaanku ini sebenarnya tidak baik, menggambil gambar dan menuliskan sesuatu yang tidak sesuai dengan faktanya. Namun mau bagaimana lagi, hidup itu keras.

Aku anak yatim dan juga anak tunggal. Aku tinggal bersama ibuku disebuah apartemen kecil di Jakarta. Nama ibuku Rita, dia berusia 45 tahun dan aku sangat menyayanginya. Hanya dia satu-satunya orang yang selalu ada untukku disaat aku bahagia ataupun terpuruk. Hanya dia yang selalu mampu membuatku tersenyum dan mewarnai hari-hariku. Disaat para wanita seusiaku menghabiskan waktunya untuk bermalam dengan para pria, apalah dayaku yang hanya menghabiskan waktu bermalam dengan ibu dan kamera bututku.

Aku bekerja dikantor majalah ini baru 6 bulan namun aku sudah tak tahan. Setiap hari-hariku selalu diisi dengan memfitnah para artis dan kalangan pejabat. Tapi jika aku meninggalkan pekerjaan ini aku harus mencari nafkah dimana lagi. Maka dari itu, karna aku tidak ingin memfitnah orang-orang, aku selalu dimarahi oleh atasanku karna berita yang ku ambil tidak menarik sama sekali. Maklum orang Indonesia suka banget sama yang namanya gosip. Acara infotament aja sehari bisa tiga kali. Ckck..

"Kamu itu masih muda! Otak kamu masih encer! Tapi kenapa cari berita yang hangat dan heboh dimasyarakat saja kamu tidak bisa!" Lanjut bu Merry yang kuyakini tidak bakalan berhenti sampai sini.

Aku masih saja menunduk dan menganggukan segala perkataannya walaupun sebenarnya kupingku sudah terasa panas.

"Jangan hanya manggut-manggut saja! Sekarang cepat kamu pergi dan cari berita bagus diluar sana!" Usir bu Merry dan aku langsung pergi meninggalkannya tanpa basa-basi.

Aku lalu bergegas menghampiri mejaku, mengambil tas dan juga kamera lalu pergi meninggalkan kantor ini. Sungguh hari-hari yang melelahkan.

"Dasar nenek! Dikira kuping gue ga panas apa denger ceramahnya dia. Emang dikira cari berita itu gampang! Kalo menurut dia gampang kenapa ga tukeran posisi aja sama gue!" Gerutu sambil sesekali menendang kerikil-kerikil kecil dijalan.

"Udah bau tanah juga bukannya tobaaaa..." Ucapanku terhenti ketika dengan tak sengaja aku melihat seorang pria tampan yang akhir-akhir ini sedang digilai oleh para kamu hawa karena ketampanan dan juga kecerdasannya. Siapa lagi kalau bukan Devin Shakeel Haiden. Seorang pewaris perusahaan Nicander Arganta atau NA Group.

Senyumanku kembali merekah ketika aku melihat si tampan itu keluar dari sebuah restoran bersama seorang wanita.

Buru-buru aku mengeluarkan kameraku, dan betapa beruntungnya aku ketika gambar yang ku ambil adalah pose si tampan dan wanitanya sedang bercumbu mesra. Aku tak mungkin menyia-nyiakan momen ini begitu saja, aku terus mengambil foto mereka sampai akhirnya si tampan melirikkan matanya kearahku lalu melelas cumbuan dengan wanitanya.

Dia lalu berjalan dengan cepat menghampiriku, membuatku begitu panik dan segera berlari. Namun, mungkin ini memang hari sialku, tanganku ditarik dan spontan aku berhenti dan menabrak dada bidangnya.

Ahh ya Tuhan!

Dia terus menatapku dengan tatapan yang tajam membuat siapapun yang melihatnya bergedik ngeri. Apalagi tatapan ini ditunjukkan untukku. You know lah rasanya gimana.

Love ActuallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang