Bulan purnama biru menyinari kota Had, dimana semua orang sedang tertidur lelap di dalam rumah mereka. Kucing-kucing terlihat bosan, mondar-mandir tanpa tujuan, bingung sebab tak ada lagi yang mengejar mereka. Lampu-lampu terlihat nyala-mati sepanjang jalan. Kota itu terlihat sepi dan sunyi kala itu.
Sementara itu, jauh dari kota, di Hutan Floor, Lu dan empat temannya, Leon, Corey, Afta dan Sophia, sedang asik berbincang-bincang dekat tungku api.
"Jadi, bagaimana? Sudah ketemu kah?", tanya Lu.
"Sejauh ini, belum ada tanda-tanda. Namun kita sudah menemukan ciri-ciri kejadiannya", jawab Sophia.
"Hm? Ciri-ciri apa?", selak Leon sembari memakan keripik kentang.
"Dikatakan di buku sejarah, angin akan mulai berhembus ke arah utara. Batu-batu diatas reruntuhan, sudah mulai bercahaya. Toh kita sudah lihat waktu itu bukan? Di reruntuhan Vgdyr dan Mytra?", jawab Afta.
"Namun, ada beberapa fakta yang mengatakan, akan ada ledakan cahaya biru yang keluar dari empat hutan, hutan floor ini salah satunya.", selak Corey.
"Cahaya biru? Tunggu, jadi kejadian yang menimpa desa Gor dan Hutan Hutz waktu itu.. Jangan-jangan!", kata Afta terbalak.
"Ya, dikatakan pula ada beberapa desa dan hutan kecil yang menjadi pengorbanan cahaya tersebut, iya, itu termasuk desa Gor dan Hutan Hutz", selak Lu sembari meminum es jeruk terakhirnya,"Berarti, kita harus berpindah secepatnya. Kemungkinan cahaya biru itu akan keluar dan meledakkan kota Had."
"Astaga, merantau lagi? Haaah.. bisakah kita istirahat sebentar saja, hari ini saja kek ? Aku sudah lelah, tahu!", gerutu Leon sembari tidur telentang di atas kayu besar.
"Hush! Istirahat terus, istirahat terus! Kita sudah istirahat di hutan ini selama empat hari, kau tahu!? Hal yang bisa kau pikirkan hanyalah makan, tidur, dan makan lagi! Tak heran badan kau gendut macam bola bowling begitu.", teriak Sophia marah-marah.
"Namun, Leon ada benarnya juga", selak Corey, "Kita tak usah terburu-buru begini. Nanti kita malah akan terdesak, mending kita bersabar dan istirahat dulu sejenak."
"Begini saja", selak Afta,"Bagaimana kita tanyakan kepada pemimpin kita saja. Jadi, bagaimana Lu?"
"Betul apa yang dikatakan Sophia tadi. Kita sudah istirahat disini cukup lama. Namun, tidak ada salahnya juga kita beristirahat sejenak." kata Lu, "Baiklah! Kita istirahat malam ini! Besok, saat matahari terbit, kita berangkat!"
"YES! AKHIRNYA KITA BISA TIDUR LAGI! FIUUH! BADANKU AKAN BERHIBERNASI LAMA SEKALI MALAM INI!", teriak Afta kegirangan.
Huh! Aku kira dia akan mengajak kita merantau malam ini. Ya sudah lah. Aku juga harus istirahat malam ini, kata Sophia dalam hati.
Lalu, mereka semua pun tidur dengan pulas. Sementara yang lain tidur, Sophia dan Afta berbincang-bincang sejenak selagi mereka belum bisa tidur.
YOU ARE READING
Arcana: Ia Yang Ditakdirkan
AdventureSeandainya hidup itu seindah Manga, begitulah pemikiran hidup seorang Han Ryujin. Murid SMP Ryuhimura itu sudah muak dengan hidupnya sengsara. Namun, takdir memberinya jalan. Sebuah portal biru mengantarkannya ke Sorum, sebuah 'bumi' di dimensi lain...