Sophia dan Afta kaget melihat ledakan cahaya biru dari tengah Hutan Perk. Ledakan itu membuat Lu terbangun, sedangkan Corey dan Leon masih tertidur pulas.
"Apa yang terjadi?", tanya Lu.
"Itu...le...ledakan...b..bi..ru. LEDAKAN CAHAYA BIRU!", teriak Afta ketakutan.
"Heh? Ledakan cahaya biru?", Lu terbalak.
"Iya. Tadi, aku dan Afta sedang berbincang-bincang sebentar. Tiba-tiba ada ledakan cahaya biru dari tengah-tengah hutan Perk. Namun ini aneh. Tadi kamu bilang, yang akan meledak selanjutnya adalah hutan ini dan Kota Had. Namun, kenapa malah Hutan Perk? Dan, kenapa ini lebih besar daripada ledakan-ledakan yang pernah kita dengar?", kata Sophia.
"Tunggu sebentar!", Lu pun menyadari sesuatu, "Hutan di tengah....cahaya biru... lebih besar... inti...."
Afta pun menyelak,"Lu! Apakah ini...mungkinkah... jangan-jangan, dia sudah..."
"Iya. Dia sudah datang. Ramalannya sudah terwujud. 'Ia yang ditakdirkan' sudah hadir ke dunia ini.", jawab Lu.
"Kita harus pergi ke Perk SEKARANG!", desak Sophia.
"Namun, bagaimana dengan Leon dan Corey? Kita tinggalkan mereka begitu saja?", tanya Afta.
"Masa bodoh! Biarkan mereka tertidur pulas! Palingan mereka akan kebingungan mencari kita besok pagi!", jawab Sophia dengan semangat.
"Betul juga kata Sophia. Kita harus menjemput bocah itu secepatnya. Kalau tidak, dia bisa dimakan para lynx nanti.", kata Lu.
Disini kan juga banyak lynx. Nanti, kan? Nyawa Leon dan Corey juga akan terancam?, renung Afta, Oh ya! Mereka kan ahli pedang. Jadi mereka bisa melindungi diri mereka!
"Ya sudah! Mari berangkat!", kata Afta.
Lalu, mereka bertiga pun pergi meninggalkan Leon dan Corey yang sedang tertidur pulas.
...
Sementara itu, di Hutan Perk, Han terlihat bingung. Gelisah, tak tahu ia dimana sekarang. " Aduh! Arggh.. Dimana aku? Apa aku masih di bumi?", kata Han gugup, "Kenapa aku ada di hutan belantara begini? Dan kemana lubang tadi?"
Hei! Itu dia!
Betulkah? Mana?
Itu! Disana! Kita sudah dekat!
Bagaimana sekarang? Afta! Tolong panggil dia!
Terdengar suara dari arah selatan hutan. Han pun merinding. Dia takut kalau itu adalah sekelompok penjahat yang ingin memburunya."Gawat! Aku ketahuan!", kata Han. Dia pun langsung berlari ke arah utara hutan. Tak tahu mau kemana, asal orang-orang tersebut tidak menangkapnya, menurutnya dia akan selamat.
...
" Arkh! Dia kabur!", gerutu Sophia.
"Hei, Lu? Kau yakin itu orangnya?", tanya Afta.
"Ya. Wajar saja dia kabur. Dia mungkin kira kita ini semacam pemburu atau semacamnya?", jawab Lu," Lagipula, nanti pasti dia akan bertemu Leon dan Corey."
"Heh? Bagaimana kau tahu?", tanya Sophia, " Kan dia jauh dari Hutan Floor. Toh dia sekarang ada di Hutan Perk. Mana mungkin dia akan sampai ditempat peristirahatan kita?"
" Di utara hutan, ada semacam gua mistis yang bernama Gua Hord. Kemungkinan si bocah tersebut akan memasukinya, dan hal mistis akan terjadi." kata Lu
"Hal mistis apa? Aku bingung?", tanya Afta.
" Setiap hutan memiliki gua Hord. Yang di hutan Perk, biasa disebut Hord Utara. Sedangkan yang di hutan floor dinamakan Hord Selatan. Setiap nama gua Hord ini ditentukan berdasarkan posisi tiap hutan.", kata Lu, "Jika kita memasuki Gua Hord yang ada di utara hutan Perk, maka secara ajaib, kita tak akan menyadari bahwa kita telah ada di daerah selatan, yaitu Hutan Floor. Itu dikarenakan ada ilusi dibalik pintu gua tersebut"
"Jadi intinya, kalau kita memasuki gua Hord ini, misalkan yang di barat, maka kita akan pergi menuju ke arah mata angin yang berlawanan, yaitu timur?", celetuk Sophia.
"Bisa disimpulkan begitu.", jawab Lu.
Afta pun terpikir akan sesuatu, lalu ia berkata," Tunggu sebentar! Kita kan beristirahat di dekat gua di hutan Floor, berarti.."
"Iya, dia pasti akan menemukan tempat peristirahatan kita. Dan pasti dia akan bertemu dengan Leon dan Corey", selak Lu sembari memainkan daun ditangannya.
"Ya sudah lah! Kita kembali saja! Kita tinggal tunggu saja kehadirannya disana. Palingan nanti Leon dan Corey akan kaget melihat bocah itu.", celetuk sophia.
Lalu, Lu, Sophia dan Afta pun bergegas kembali ke tempat peristirahatan mereka.
Sementara itu, di Hutan Floor, Leon dan Corey sedang kebingungan mencari ketiga kawannya itu.
YOU ARE READING
Arcana: Ia Yang Ditakdirkan
DobrodružnéSeandainya hidup itu seindah Manga, begitulah pemikiran hidup seorang Han Ryujin. Murid SMP Ryuhimura itu sudah muak dengan hidupnya sengsara. Namun, takdir memberinya jalan. Sebuah portal biru mengantarkannya ke Sorum, sebuah 'bumi' di dimensi lain...