Navelia 11

356 21 0
                                    

      Dan beginilah akhirnya, ketika perlahan-lahan kau dan aku semakin menjauh. Kau sudah disibukkan dengan duniamu dengan Nindy. Kau bukan lagi Tio yang selalu siap sedia didekatku, karena sekarang prioritas utamamu bukan aku lagi. Dan aku yang memilih untuk mundur perlahan. Aku tidak dapat menyakiti diri sendiri dengan terus berada disekitar kalian, menyaksikan bagaimana kau mengacak-acak rambut Nindy dan kemudian kau membelainya dengan sayang, ya aku tau rasanya, karena dulu hal tersebut selalu kau lakukan padaku. Menyaksikan bagaimana kau menatap Nindy dengan tatapan memuja, merangkulnya menuju kantin, menggenggam tangannya erat. Aku tahu rasanya pasti sangat nyaman, karena aku pernah merasakannya. Dulu.

      Ohya, kau sempat menanyakan tentang aku dan Farhan. Karena belakangan ini, aku sering bersamanya. Entah dorongan dari mana, saat kau bertanya apakah aku pacaran dengan Farhan, aku hanya diam sehingga kau mengartikannya dengan 'iya'. Sebenarnya, aku dan Farhan hanyalah teman. Aku diam karena ingin melihat bagaimana reaksimu. Ternyata, biasa saja.

      Aku tidak terlalu ingat dan tidak ingin ingat bagaimana akhirnya kita berjalan sendiri-sendiri. Kita yang dulunya selalu saling menanyakan kabar, berceloteh melalui aplikasi Line hingga tengah malam, kini seperti orang asing. Bahkan untuk bertegur sapa di kelas sepertinya sudah sangat jarang. Ke kantin bersama ? Aku lebih memilih bergabung dengan Farhan dan teman-teman lainnya. Aku tidak ingin mengganggu makan siangmu dengan Nindy.

      Tahun terakhir masa SMA menjadi tahun yang paling kelam buatku. Saat dimana kau tak lagi disisiku, rasanya menyakitkan Yo. Aku kehilangan sahabat terbaikku, aku kehilangan orang yang kusayang.

      Pada akhirnya, kita hanya seperti orang asing. Kau dan Nindy masih baik-baik saja. Itu yang kudengar dari teman-teman lainnya. Saat mereka menanyakan tentang aku yang sudah jarang bersamamu, aku hanya menjawab "Jangan diganggu dia, lagi bahagia."

       Bahkan pada hari kelulusan, aku memilih pulang lebih dulu. Aku hanya sempat mengabadikan foto dengan Farhan, Adnan, dan Kelvo. Denganmu? Saat aku melihat kau berpelukan bahagia dengan Nindy, aku memilih mundur.

      Sesampainya dirumah, aku langsung tertidur hingga pukul 4 sore. Seperti kebiasaan remaja pada umumnya, aku segera mengecek ponsel sesaat setelah mataku sudah benar-benar terbuka. Ternyata ada satu pesan masuk dan 3 panggilan tidak terjawab darimu, serta ada satu Line. Aku memilih untuk membalas lewat Line.

Adante Baron : Happy graduation Navvvvvv !!! Cieee yang masuk 5 besar. Loe kemana sih tadi? Nggak gue liat selain pas loe nerima hadiah. Loe nggak kebelet mencret kan?

Navelia Priyanka : Hahaha sembarangan. Nggak, tadi buru-buru ada urusan. Happy graduation juga, buat loe dan Nindy.

      Pertama kalinya selama hampir satu tahun kamu dan aku tidak pernah berbalas pesan lagi. Bahkan aku tidak menyangka bahwa itu pun menjadi terakhir kalinya. Setelah itu, kau tidak pernah muncul lagi dihadapanku. Kabarmu saja tidak jelas. Terakhir yang aku dengar, kamu sudah putus dengan Nindy, kamu kuliah di Jogja dan entah dikampus mana, dan kamu memiliki pacar lagi disana.

       Aku juga tidak dapat menemukan kabarmu melalui sosmed karena kau memang bukan orang yang peduli dengan dunia maya. Kau hanya aktif di aplikasi line, namun pesan terakhirku di line pun belum kau baca. Mungkin, kau mengganti handphone dan seorang Adante Baron bukanlah orang yang suka pusing-pusing untuk sekedar menghapal email dan password sehingga kuperkirakan kau memiliki line baru karena tidak mengingat apa email dan passwordmu. Namun, mengapa kau tidak bergabung di group kelas maupun group angkatan ? Kau betul-betul menghilang seperti ditelan bumi. Satu hal yang kuharapkan. Semoga kau masih bernapas di dunia ini.

?

-----

Ommm Telolettttt Ommm. Lagi pengen kekinian hehehe. Ini adalah halaman terakhir untuk novel Navelia. Jangan tanya kenapa alurnya aneh, atau endingnya maksa. Ya Navel kan juga cuma penulis amatiran, sama kayak gue.
Eh tapi bukan berarti cerita Navelia udah selesai sampe disini ya. Yang selesai itu adalah cerita masa lalu dari novel Navelia, sedangkan kisahnya di masa kini masih tetap lanjut. Kan Navel masih berusaha untuk bangkit menuju masa depannya, ya kan??? elahhh.

Ya udah sampe ketemu ya di part berikutnya. Lega juga karena sekarang nggak perlu nulis bolak balik lagi. Mulai part selanjutnya bakalan fokus sama dunia Navel sekarang, seorang mahasiswa kedokteran yang berjuang bersama teman-temannya, terutama yang tersayang Mitha dan Varo.

Tio ? Hmm... masih dipikirin apakah bakal muncul dikemudian hari. Tio-Nav atau Nav-Varo nih? Hahahah, ya udah. Dadahhh... Jangan lupa vomment :)

NaveliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang