Bab 1: Pertemuan itu

12 0 0
                                    

"sial.. memang sial.. kenapa nasibku selalu sial?." menggerutu sambil berjalan menuju ruang kaprodi. 

"ohya aku harus menuju ke arah mana?." terdiam sejenak.

"aku tak tahu tempat kaprodi dimana bodoh-bodoh kenapa aku tidak bertanya pada kaka senior tadi? kebodohan ku selalu membuatku berada disuatu hal yang menyusahkan bagiku?" gumamku.

tak lama kemudian aku melihat sekelompok orang yang sedang berdiskusi, lalu ku menghampirinya dan menanyakan arah jalan ke ruangan kaprodi berada.

"permisi kak, boleh nanya? ruang kaprodi dimana ya kak?". ucapku

"oh ruang kaprodi? lurus saja kedepan nanti belok kanan di ujung tempatnya". ucap lelaki berambut kribo.

"terima kasih ya kak bantuannya". ucapku.

tak lama aku beranjak pergi mereka ternyata hanya mengerjaiku dengan tipuan konyol seperti ini.

"eh kribo, itukan ke arah toilet kan?" ucap temannya.

"memang, sejak awal gue hanya mengerjai dia saja dasar mahasiswi baru mudah saja ditipu dasar bodoh". ucap lelaki berambut kribo.

tak lama akupun sampai di tempat yang diberitahu oleh orang tadi dan akupun tersadar bahwa aku telah di bodoh-bodohi dengan tipuan murahan seperti itu.

"Ahh. berengsek kalau tau aku tau akan ditipu seperti ini aku akan menghajar mereka langsung, awas saja kalau ketemu ku buat perhitungan dengan mereka." ucapku dengan kesal

setelah lama mengitari kampus akhirnya aku menemukan ruangan kaprodi, tak usah berlama-lama aku langsung saja menuju ruangan kaprodi itu.

"tok. tok. tok" (mengetuk pintu).

"Assalamualaikum". ku ucapkan salam.

"Wa'alaikumsallam, silahkan masuk!." ucap seseorang didalam.

"permisi pak. Apakah bapak kaprodi jurusan managemen?" ucapku.

"oh.. iya benar. Ada keperluan apa yang membuat kamu kesini?" ucap kaprodi.

"anu.. itu.. begini pak saya tidak lupa membawa name tag, lalu saya mendapat hukuman dari kaka senior untuk meminta tanda tangan bapak" ucapku dengan malu.

"ohh baiklha kalu begitu, lain kali jangan sampai di ulangi bisa bisa kamu di kerjai lebih parah dari ini" ucap bapak kaprodi.

"terima kasih pak tenang lain kali saya akan jauh lebih teliti lagi" ucapku

setelah itu tak lama aku keluar ruangan kaprodi.

Brukk. aku terjatuh.

"hey lu ga apa apa kan?." ucap pria berkulit hitam manis itu.

"kalau jalan pake mata dong ada orang asal tabrak aja" ucapku jenggkel.

"maaf gue ga se ngaja, gue lagi buru buru ada urusan" ucapnya

lalu dia pergi meninggalkanku menuju ruang kaprodi.

"dia keruang kaprodi ada apa ya? ucapku.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA TAK MEMBUTUHKAN MANUSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang