Menikah dengannya? Dengan pria phedophil mesum yang sedikit gila? Yang benar saja? Semua itu karena perjodohan gila yang menghancurkan masa indahku. Aku harus menikah dengannya. Dengan pria tampan yang menjadi idola para wanita. Axel Beavis Axton, d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Axel tertawa saat memasuki kamar Rachel. Menatap wajah Rachel yang masih tertidur meski hari telah menjelang siang. Dengan semua usaha yang Axel lakukan, akhirnya Rachel tak lagi mempunyai alasan untuk menolak pernikahan yang sudah di tetapkan. Axel mendekat, ikut merebahkan tubuhnya disamping Rachel dan memeluk tubuh Rachel yang tertidur.
"Aku menunggumu sangat lama, dear. Dan aku selalu menantikan hari itu,"
Axel mencium kening Rachel dan memainkan bulu mata lentik Rachel. Membuat Rachel menggeliat dan membuka mata secara perlahan. Axel tersenyum, memamerkan wajahnya yang tampan. Membuat Rachel membulatkan kedua matanya dan berteriak keras.
"Kyaaaaa...! Apa yang kau lakukan di kamarku, Oom?"
Axel tertawa. "Kenapa? Aku hanya menemani calon isteriku."
Wajah Rachel memanas melihat tawa Axel yang lepas. Bukannya Rachel tak tahu siapa calon suaminya. Seminggu berlalu sejak kejadian di mall itu, Rachel menjadi bualan fans Axel di media sosial. Axel yang tampan dan idola semua kaum hawa malah menjatuhkan pilihan untuk menikahinya. Rachel sempat kagum dengan Axel, namun saat mengingat kejadian yang membuatnya menyetujui pernikahan itu secara tak sengaja, Rachel menjadi murka.
Korea. Ya, hanya karena negara itu menjadi salah satu pilihan yang Axel tawarkan, Rachel lupa segalanya bahkan misinya untuk mengakhiri semua perjodohan gila yang menghancurkan masa indahnya. Rachel terikat dengan Axel tanpa sengaja dan dengan mudahnya Axel membuatnya terlena. Axel yang terkenal dingin pada wanita, bisa memperlakukan Rachel dengan sangat baik. Membuat Rachel terpesona karena Daniel tak pernah melakukan itu semua.
"Hei, dear. Kita akan telat jika kau tetap menatapku. Aku yang tampan ini, akan menjadi suamimu dan kau bisa memandangku kapan saja,"
Rachel berdecih. "Dasar Oom gila yang kepedean."
Axel mendekat. Menarik tangan Rachel dan langsung memeluk tubuh Rachel. "Mandi, atau aku mandikan?"
Rachel terbelalak dan langsung mendorong tubuh Axel. "Aku bisa mandi sendiri! Jadi, cukup keluar dari kamarku sekarang juga!" Rachel menunjuk pintu di kamarnya dan menatap kesal Axel.
Axel hanya tertawa kecil. Kembali duduk di tempat tidur Rachel dan menatap Rachel. Membuat Rachel geram dan semakin murka.
"Apa lagi yang kau tunggu, Oom?"
"Aku ingin melihatmu ganti baju," jawab Axel cepat.
Rachel menatap horror. "Kau benar-benar mesum,"
"Hahaha, ayolah. Aku juga akan melihatnya setelah menikah nanti. Ah, apa kau tak ingin melihat tubuhku? Aku punya tubuh yang bagus." Axel berdiri dan membuka kancing kemejanya. Menunjukkan otot-otot perut yang terbentuk indah.
Rachel berteriak dan langsung menutup matanya. Berlari menuju kamar mandi dan langsung membanting pintu dengan keras. "Kau pria gila yang mesum!"
Axel tertawa sampai menangis. Memegang perutnya yang sakit dan menatap pintu kamar mandi yang tertutup. "Cara bagus untuk menyuruhmu mandi dan tak membantah omonganku, dear."