Prologe

2.2K 80 14
                                    

Ya, seperti sebelum-sebelumnya, Aku kembali terbangun dan menemukan diriku berada di ruangan yang hanya memiliki pintu besi serta ventalasi kecil berjeruji yang hanya muat dengan tanganku.

Di sudut bibirku terasa perih bekas pukulan pria tidak berotak yang menuruti perintah iblis sialan yang merasa bisa melakukan dan mendapatkan apapun yang ia mau.

Sekitar sebulan yang lalu, aku tidak ingat kapan tepatnya, tiga pria berwajah seram dengan badan besar berotot datang dan memporak porandakan isi rumah kami, mereka menelusuri setiap rumah dan terus bertanya di mana pria brengsek yang meninggalkan aku dan ibuku dengan hutang yang tidak pernah kami tau.

Tentu saja aku tak tinggal diam dan mencoba melawan, tapi tetap bagaimana pun aku kalah jumlah dan tenaga. Ibuku hanya menangis seperti biasa akibat ulah pria tua brengsek itu. Apa lagi yang bisa kulakukan selain memeluk ibuku dan menghalangi mereka mendekat.

Sampai seorang pria bersetelan mewah dan berwajah bak patung es masuk. Ia berdiri dengan angkuh serta menatap rendah pada kami.

"Dimana Smith?" pria itu bertanya tanpa mengubah ekspresinya, pandangan kami sempat bertemu lama, dan aku langsung tau jika dia adalah pria angkuh tak berhati.

"Kami tidak tau"

Setelah itu ia memerintahkan temengnya untuk membawaku, sebagai jaminan sampai si brengsek Smith, ayahku menyerahkan dirinya. Kau tau artinya, si sialan itu memisahkan ku dengan ibuku.

Namanya benar-benar menggambarkan siapa dirinya Dimon (iblis). Dia memang iblis tak berhati yang terbungkus tubuh rupawan, pernah dengar Lucifer? ya, aku yakin dia adalah iblis itu.

Namaku Aurora Wilson, namun dia mengatakan Wilson bukan lagi namaku. Aurora Snow, menandakan bahwa aku adalah miliknya, milik Snow, keluarga terpandang yang tidak satupun berani melawan mereka bahkan Hukum sekalipun.

Satu-satunya hal yang bisa melawan mereka hanya Tuhan, dan aku dengan bantuan Tuhan terus melawan pria brengsek itu.

Puluhan kali aku nyaris berhasil pergi dari penjara emas ini, dan selalu gagal yang seakan pria itu memiliki mata di setiap sudutnya.

Dan lagi, aku kembali di kurung di tempat busuk ini. Tempat lembab tak berjendela yang mulai membuatku terbiasa.

•••••••
Dimon Jhonsone Snow

•••••••Dimon Jhonsone Snow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aurora (Wilson) Snow

Aurora (Wilson) Snow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang