0 | Prolog

8 2 0
                                    

: àvra :
.
.
.
.
.
.

Laki-laki itu berjalan dengan tegap dilorong sekolahnya seakan tidak ada orang lain disekitarnya.

Gadis itu berlarian dilorong sekolahnya bersama teman-temannya seakan ini hari terbaiknya.

Laki-laki itu membuat aura disekitarnya selalu kelabu karena bola mata hitam nan tajam miliknya.

Gadis itu membuat aura disekitarnya selalu cerah karena senyum memikat dan tawa hangatnya.

Laki-laki itu terlihat kokoh dan tidak bisa diganggu.

Gadis itu terlihat lugu dan bisa membuat nyaman.

Laki-laki itu menolak semua barang dan surat pemberian dari para gadis disekolahnya.

Gadis itu memberi semua yang ia miliki kepada yang lebih membutuhkan.

Laki-laki itu mencintai boxing dan stick billiardnya lebih dari apapun.

Gadis itu mencintai hamster dan alat-alat musiknya lebih dari apapun.

Laki-laki itu memangsa bagaikan Elang.

Gadis itu menari bagaikan Kupu-Kupu.

Laki-laki itu bagaikan bongkahan es yang selalu terendam dalam Samudera Pasifik.

Gadis itu bagaikan mentari yang selalu bergerak dari barat menuju timur.

Orang berkata tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bukan?

Lalu bagaimana bila bongkahan es tersebut membuat sang mentari berdiri tegak?

Dan sang mentari membuat bongkahan es mencair tanpa menghancurkannya?

[][][]

Hai? Ini pertama kalinya gue ngepublish cerita lagi, dan gue harap kali ini gue berhasil selesaiin!

Ssst, gue udah nulis ini di draft lumayan jauh.

Don't forget to vote and comments 🖤

/26.12.2016/

Un-ExploredWhere stories live. Discover now