Prolog

194 10 4
                                    

"Love is never die"
.
.
.

Gadis itu membuka kardus berisi tumpukan buku yang sudah mulai berdebu. Satu persatu dibukanya novel tebal yang kertasnya mulai menguning. Hingga saat buku keempat, ia berhenti membuka lembaran kertas-kertas yang berisi tulisan bercetak itu.

Matanya terarah pada buku catatan berwarna biru dengan gambar matahari di sampulnya.

Ia membawa buku itu ke balkon lalu duduk di lantai dan menyandar pada dinding.

Ia mulai membuka buku catatan itu dengan senyum tipis di bibirnya. Mata indah itu kini mengeluarkan setetes air mata yang membawa sejuta makna.

Ia mendongak menatap langit malam yang ditaburi bintang-bintang yang berkelap-kelip.

"You always be my brightest star..."

🔹🔹🔹

First story, so hope you enjoy it 😘

About CherylTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang