5

2.8K 373 40
                                    

🆎

"Permisi tuan muda, ada yang mencari anda dibawah" ucap seorang pelayan rumah besar tersebut mengganggu ketenangan tuan mudanya yang sedang mengoleskan berbagai warna pada kertas besar.
Namja tampan itu saat ini tengah melakukan hobbynya, yaitu melukis apa saja yang ada didalam pikirannya.

Dan saat ini ia melukis seorang namja yang sedang tertidur yang selalu ada didalam ingatannya. Namja yang sudah mengisi hari-hari nya yang kosong, namja yang selalu bersikap dingin, namun mampu membuat seorang park jimin jatuh dalam sebuah perasaan. Yang saat ini tertinggal, namja itu pergi ia meninggalkan jimin seorang diri.

"Siapa?" Tanya jimin dan menatap kearah namja itu yang berumur 30an lebih itu.

"Saya belum pernah melihatnya tuan, maaf" ucap sang pelayan dengan menyesal.

"Ck! Seharusnya kau tanya namanya siapa" lanjut jimin, dan meninggalkan pelayannya didalam ruangan yang memang disediakan untuk melakukan hobby dari namja tampan tersebut.

Jimin memang terdengar ketus dalam berbicara, bahkan banyak yang mengatakan jika namja tampan itu sangatlah tidak sopan.

Walaupun namja itu hanya seorang pelayan atau pekerja dirumah keluarga park, tapi setidaknya ia jauh lebih tua dibandingkan dengan jimin.

Bahkan namja yang menjadi pelayan tersebut adalah satu-satunya teman jimin dirumah besar. Bukan hanya dia seorang yang berkerja namun ada beberapa tapi memilih untuk pulang kerumah masing-masing dan menyisakan tuan kim, marga dari pelayan dirumah besar itu.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Jimin dengarkan aku"

"Aku tidak perlu mendengar perkataan busuk dari mulutmu! Sekarang pergi"

"Jimin tapi ini tidak seperti yang kau bayangkan"

Jimin hanya diam dan tidak memperdulikan perkataan dari namja cantik yang saat ini sedang memohon agar namja yang dicintainya mengetahui keadaan yang sebenarnya.

"Dia meninggal bukan karena aku, kami-"

"PERGI!" teriak jimin dan membuat yoongi, namja cantik itu sangat kaget dengan keadaan. Dia tau bahwa jimin saat ini belum menerima kematian dari kekasihnya ialah min suga.

Perlahan suara tangisan terdengar dari salah satu diantar mereka, tidak bukan jimin melainkan yoongi.
Namja itu menangis dengan air mata yang mengalir.

Jimin terkejut dan refleks melihat namja cantik itu.
Sangat jauh berbeda dengan suga, batinnya.

"M-ma'maaf" yoongi menghapus kasar air matanya menggunakan punggung tangan kecilnya.
Yoongi membungkuk dan berjalan kearah pintu untuk keluar dari rumah besar milik keluarga park.

Apa yang sudahku lakukan? Jimin bertanya seorang diri. Ia merasa menjadi namja yang jahat sudah membuat seseorang menangis, padahal aku hanya berteriak tapi dia sampai seperti itu. Eohh sangat lebay, batin jimin.

.

.

.

.

"Tuan muda" kembali pelayan rumah jimin mengganggu ketenangannya.

"Apa lagi?" Tanya jimin malas, yanpa menoleh sedikit pun.

"Namja tadi kembali tuan"

"Astaga apa yang dimau namja itu" jimin berjalan keluar dari kamarnya dan menghampiri seorang min yoongi yang sekarang sedang duduk di ujung tangga rumah besar itu.
Apa dia tidak melihat bahwa ada sofa besar disana, batin jimin.

MiNiandMiNi ◆ MinYoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang