Karamel berdiri digerbang sekolah menunggu kepulangan Zayn, ia berdiri sendirian diantara sedikitnya siswa siswi yang tengah berlalu lalang akan pulang. Ia juga sempat mengecek Handphone-nya berkali - kali namun Zayn tetap tak memberinya kabar.
Ia sedikit jengkel dengan Zayn, yang bahkan untuk pulang saja membutuhkan waktu yang lama. Ia menggerutu kepada dirinya sendiri soal Zayn, dan sekarang gadis itu sendirian. Karamel yang baru saja menginjak kelas sepuluh merasa was was karena ia tak seberani Diara ketika melawan senior pria yang terkadang jahil menggodanya.
Handphone gadis itu bergetar, mungkin balasan dari Zayn ketika Karamel sudah beberapa kali mengirim pesan singkat kepadanya.
Dan benar saja, Ketika gadis itu menggeser layar Handphone dengan tujuan membuka kunci, muncul nama sebuah nama yang sangat ia kenal.
Zayn : Karamel maaf, aku kumpulan osis dulu. Aku lupa, kamu mau nunggu aku atau pulang duluan? Kalau nunggu aku. kamu kesini, biar kamu bareng aku disini.
Shit! Karamel mengumpat dalam hatinya, sudah hampir setengah jam Karamel menunggu Zayn ke gerbang. Bukannya langsung menghampiri Karamel dan meminta maaf, pria itu malah mengirimnya pesan singkat dengan isi yang begitu memerintah.
"Arina udah pulang belum? Soalnya gue tadi cari ke kelasnya gak ada" Aylando menepuk keras pundak Karamel yang masih kesal dengan Zayn,
Karamel terlonjak, dikiranya bahwa Aylando adalah Zayn sehingga ia siap - siap merangkai kata untuk menceramahi pria itu. Namun ternyata salah, orang ini adalah orang yang sama sekali tak dikenal oleh Karamel. "Udah dari tadi" kata Karamel singkat,
Karamel berusaha menjauh dari pria itu, ia bergegas sekalian untuk pulang dengan memanggil sopir pribadinya, pak Anang.
"E-eh! Tunggu"
Aylando memegangi pundak Karamel, sontak Karamel menepis tangan pria itu dengan kasar sehingga Aylando meringis kesakitan. Namun Aylando segera tersenyum dengan lebar menatap Karamel, dan Karamel tak mengerti arti senyuman itu. "Lo tahu dimana skalanka?"
Skalanlka? Tempat kue favorit Arina ya. Batin Karamel seraya memandang pria itu tanpa ragu,
Karamel ingin mengatakan 'iya' untuk membantu pria itu, tapi ia memilih untuk berkata 'tidak' karena ia masih tak percaya kepada Aylando, wajah tampan yang tidak berwibawa. Alias badboy,
"Nggak tau" ucap Karamel singkat, ia berjalan untuk pulang namun tangan pria itu menahan tangan kecil milik Karamel,
"Apalag-"
"Kata Arina, dia pergi kesana suka bareng lo. Bohong kan lo bilang gak tahu segala? Yaudah anterin, gue beliin roti buat mama ko"
Mampus, ditaro dimana muka gue.
Karamel ketahuan dengan cepat oleh Aylando, siapa sangka bahwa pria itu memang licik untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan.
Akhirnya, mau tak mau Karamel mengangguk lemah kepada Aylando. Yang artinya ia akan membimbing Aylando menuju Skalanka, toko kue terenak yang pernah Karamel rasakan,
Karamel menunggu Aylando digerbang, tempat dimana sebelumnya ia menunggu Zayn. Dan kali ini ia takkan menunggu pria itu dengan lama karena Aylando telah mengatakan bahwa ia akan membawa motornya yangasih terparkir di parkiran sekolah,
Sementara menunggu, Karamel mengetik sebuah pesan singkat untuk membalas pesan yang ia terima dari Zayn, jarinya menari sesuai irama yang keluar begitu bersentuhan dengan layar Handphone.
Karamel : iya gapapa Zayn, gue duluan aja. Sekalian nganter anak orang ke Skalanka
Begitu isi pesan yang Karamel kirim kepada Zayn, berpapasan dengan itu Aylando sudah siap berada didepan Karamel. Ia menggunakan ninja merah dengan Hoodie berwarna abu - abu dan merah.
Namun Aylando melepaskan Hoodie miliknya, ia menyodorkan jaket itu kepada Karamel dan berhasil membuat Karamel bertanya - tanya.
"Gue kalo pake motor kebut, nanti rok lo kebawa terbang, kan orang bisa lihat bagian tubuh lo. Mending lo tutupin pake ini"
Karamel tersenyum sangat tipis sehingga orang yang tak memperhatinkannya dengan teliti akan mengira bahwa ia tak tersenyum sedikitpun.
Ia mengambil Hoodie milik Aylando, kaki jenjangnya bergerak untuk naik ke motor merah itu, ia duduk dan menutupi bagian yang terbuka karena rok nya.
"Pegang - pegang, nanti lo jatuh kan gue yang repot, meski ada plus - plusnya" Aylando tersenyum dengan wajah yang mudah diartikan, Karamel paham maksud Aylando sehingga ia menepuk keras pundak pria itu,
Aylando kesakitan, tapi ia tak mengeluarkan suara rintihan kecil seperti 'ah' atau 'aww'. Ia memilih untuk bertindak dengan fisik,
Aylando kini melajukan ninja merah miliknya dengan sangat cepat, seperti yang ia katakan kepada Karamel. Jadi Karamel bersiap dan memegangi tas pria itu dengan erat. Ia masih enggan menyentuh pinggang Aylando karena belum kenal, dan bagi Karamel. Orang asing itu tak boleh terlalu dipercaya,
Jalanan yang sedang ramai tak membuat laju ninja merah itu melamban, justru ia membuat kecepatannya tetap sehingga Karamel sedikit waswas.
Mau jadi the flash ya ini orang? Pake motor aja ngebut. Batin Karamel menggerutu,
***
Aylando dan Karamel memasuki tempat itu dengan perlahan, Aylando justru terkagum - kagum dengan indah dan banyaknya kue yang dipajang di tempat ini. Wanginya bermacam - macam, dan yang begitu menggoda adalah kue dengan wangi jeruk. Terasa segar dan memabukkan,
Orang - orang tak hanya sekedar membeli, mereka berfoto ditempat ini dengan ria, atau bahkan memakan kue atau roti disini.
Mata hitam milik Aylando bermain dengan cepat, memperhatikan satu persatu bentuk dan jenis kue yang berbeda.
"Halo kakak, ada yang bisa saya bantu?" suara yang keluar dari seorang wanita berambut sebahu dengan nada imut telah menyambut mereka, ia adalah pelayan yang selalu melayani Karamel dan juga Arina.
"Mbak hera, teme-eh anak ini mau beli cake" Karamel menunjuk Aylando yang terdiam dengan tatapan tajamnya.
Mbak Hera terkejut setengah mati, hari keberuntungannya tiba. Dimana ia bertemu cogan yang selama ini ingin ia jumpai, baginya wajah Aylando adalah wajah asing yang sekarang menetap dihatinya. Namun untuk menjaga image, Mbak Hera memilih untik berperilaku biasa dengan wajah yang merah.
"Saya mau Rainbow cake, Famtasy honey, sama Dark orange" Aylando membaca daftar nama dan harga buku itu dengan teliti, lalu mengangguk pelan untuk meyakinkan dirinya bahwa yang ia ingin dan mamanya pesan adalah itu.
"Lima pieces semua, dibawa kerumah. Kalo makan disini sih beda lagi, maunya cupcake strawberry aja dua" Aylando melanjutkan pesanannya, ia berniat mentraktir Karamel yang sama sekali tak memperhatikannya, Karamel justru memainkan Handphone-nya dan sadar bahwa Aylando selesai memesan.
"Aku mau cupcake strawberry aja mbak" ucap Karamel dengan santai, ia tak menyadari bahwa Aylando sudah memesankan kue yang serupa untuk gadis itu.
Mbak Hera terlihat keheranan, ia tak tahu apa Karamel memesannya dengan berbeda atau ingin menambah satu cupcake?
Sadar diperhatikan, Karamel menatap kembali Aylando dengan santai. "Gue salah?"
Aylando sontak langsung menggelengkan kepalanya, ia tersenyum dan memberi Karamel dua buah lesung pipi. Tapi disini Mbak Hera lah yang merona seketika, "udah gue pesenin kok, sama juga. Gausah repot - repot"
Karamel berfikir, bukannya yang mengatakan 'gausah repot - repot' itu dirinya? Dan sekarang malah Aylando yang mengatakan demikian,
Mau tidak mau Karamel dapat cupcake gratis, ia tak biasa ditraktir orang asing meski ada orang yang benar - benar ingin menraktirnya.
Halo ^^ gimana chapter tiganya? Ada sesuatu yang menarik? Nggak? Yasudah kurapopo :')
Btw, saya upload perbagian cuma 1k words, nanti kalau pembaca udah banyak saya uploadnya banyak. Itung - itung lagi semangat :'v
Seperti biasa,
KEEP ACTIVE AND FOLLOW THIS STORIES.
Love segede panci
Sabila syahfa 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Whatever Forever
Teen FictionKaramel Ravelyn, anak kelas sepuluh yang setiap harinya harus bertahan mengenai gossip atas dirinya dengan Zayn yang kian meluas. memang, Karamel dekat dengan Zayn. namun Zayn yang sibuk kadang lupa kepada Karamel, lalu datang murid baru yang sempa...