2

1K 92 12
                                    

"Kau-" Dazai melihat pemuda yang tubuhnya lebih kecil darinya ini dengan mata terbelalak. Terkejut. Bagaimana tidak?

Pemuda yang sedang "lari marathon" bersama Dazai ini tidak menyadari rasa terkejut Dazai.

Mereka pun berhenti di sebuah pusat perbelanjaan. Di sini sangat ramai. Mereka berdua terengah-engah–seraya mengistirahatkan kaki mereka yang letih karena telah berlari beberapa kilometer dari tempat mereka beranjak.

"Ano... Sumimasen! Aku tiba-tiba menarikmu lalu membawamu kabur ke sini! Maafkan aku!" ucap pemuda kecil sambil berkali-kali membungkukkan tubuhnya karena merasa bersalah.
Dazai yang dari tadi memperhatikan pemuda kecil itu pun langsung tertawa.
"Ahahaha! Kau ini menarik, ya! Tidak, tidak apa-apa. Malah aku bersyukur. Aku serasa diselamatkan dari komplotan para mafia yang merepotkan itu," jelas Dazai, lalu mengulurkan tangannya. "Dazai Osamu. Namamu siapa, shonen?"
Pemuda itu pun bingung.
"Maaf, tapi...
















Aku ini perempuan. Namaku Nakajima Atsushi." jawab gadis yang sedari awal dianggap pemuda oleh Dazai.

Hening.

Dazai pun diam seribu bahasa.

Dia... Tidak menyangka-ternyata pemuda yang membawa kabur dirinya ini adalah... Perempuan! Ditambah lagi, dia adalah tuan putri dari kerajaan Nakajima!

"SHIMATAAAAAAA!!!!!" teriak Dazai frustrasi. Teriakannya cukup membuat hampir setengah warga yang sedang berlalu lalang di pusat perbelanjaan itu menoleh ke arah Dazai. Dengan refleks, Atsushi pun langsung menutup mulut Dazai yang hampir berteriak lagi.

Dazai dan Atsushi pun langsung lari ke tempat yang agak sepi.

"Ya ampuunn ... Kau ini mengagetkan, ya? Kenapa kau tidak terus terang saja kalau kau itu Ojou-sama dari Kerajaan Nakajima, hah? Dan lagi, kau menyamar! Sebagai laki-laki! Gosh!" omel Dazai pada gadis polos itu. Atsushi pun hanya menggaruk tengkuknya sambil tertawa sarkasme.
"Maafkan aku, D-Dazai-san ... Aku benar-benar repot kalau orang-orang di kerajaan tahu bahwa aku keluar dari istana." kata Atsushi sambil menundukkan kepalanya.
"Ck ck ck~ kau ini benar-benar tidak bisa diprediksi, ya," Dazai pun mengelus-elus pucuk kepala Atsushi dengan gemas. "Aku tidak menyangka kalau seorang tuan putri kerajaan sepertimu benar-benar tomboi. Bahkan aku sampai salah mengenalimu sebagai laki-laki." lanjutnya.

"Aku bosan terus diperlakukan sebagai tuan putri di rumah. Lagipula, aku juga ingin seperti orang-orang. Sebagai masyarakat biasa. Bahkan aku dilarang minum cola karena kata dayangku minuman itu bisa saja membuat tenggorokanku sakit karena terlalu dingin." Atsushi pun mengerucutkan bibirnya.
"Hm... Bahkan menyentuh junk food saja tidak boleh? Sasugaa~" sahut Dazai.
"Maka dari itu aku menyelinap keluar dari istana dengan pakaian laki-laki, dan masuk ke cafe WakeUp."
Dazai pun tertawa kecil seraya menanggapi ucapan yang keluar dari gadis itu barusan.
"Ya setidaknya tujuan mereka adalah untuk melindungimu."
"Melindungiku? Yang benar saja, Dazai-san. Orangtuaku memang baik, tapi tak jarang juga mereka melarangku untuk melakukan berbagai hal."

Dazai pun mengelus-elus lagi kepala gadis itu.
"Nanti pun kau akan mengerti perlakuan orangtuamu suatu hari nanti." kata Dazai dengan senyum khasnya. "Baiklah, berhubung cuaca semakin panas, mau mampir ke cafe dekat sini? Kutraktir kau 2 gelas cola dingin," tawarnya.

Gadis manis itu pun tak dapat menolak tawaran dari pemuda bersurai coklat itu.

"Mau! Sama cheese burger satu, ya!"
----------------
Minna-saaann~!! Jumpa lagi sama Aka-chan hehehe>< maaf yaaa agak telat updatenya ditambah pendek lagi u.u Aka-chan lagi mentok terus biar reader-tachi pada penasaran sama ceritanya:''' bagi yang udah nyempetin baca fic gaje ini apalagi yang udah ninggal vomment, arigatou!! >< vomment kalian bikin Aka-chan tambah semangat buat ngerjain fic gaje ini>< (*^▽^)/kalau bisa rekomenin ke temen2 kalian yang ngeshipping Dazushi juga yaa *maksa TwT
See you next chapter! Jaa nee~

ShinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang