3

657 64 9
                                    

Dazai dan Atsushi pun beranjak dari tempat mereka semula. Tadinya mereka berdua berpikir bahwa mereka langsung saja ke cafe terdekat karena mereka lapar, tapi kemudian Dazai menyarankan bahwa lebih baik ke pusat perbelanjaan di sana. Alasannya, supaya Atsushi bisa membeli topi untuk menutupi wajahnya.

Setelah itu di pusat perbelanjaan...

"Waaahhh~" mata gadis lucu itu berbinar-binar ketika melihat banyaknya toko pakaian dan aksesoris lainnya. Yah, namanya juga wanita ..., pikir Dazai sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dazai-san, kita mampir ke toko di sana dulu, yuk! Aku sudah lama tidak ke mall ini!" ajak Atsushi sambil sedikit menarik lengan pemuda bersurai coklat itu.

"Oke oke, boleh saja. Tapi jangan sampai lupa dengan tujuan utama, ya?" Dazai pun mengelus-elus kepala Atsushi.

"Haa'ii~" Atsushi pun langsung berjalan cepat ke arah toko yang tadi ditunjuknya itu.

"Oi, tunggu, Atsushi! Jangan cepat-cepat" seru Dazai sembari menyusul Atsushi.

Atsushi pun mengunjungi sebuah butik yang menjual dress imut. Mata gadis itu pun tambah berbinar ketika melihat banyaknya koleksi dress yang imut lengkap dengan aksesorisnya. Bukan wanita namanya kalau tidak tergiur dengan dress cantik dan aksesoris. Dazai pun hanya bisa berfacepalm dalam hati.

"Atsu-chan, sudah lihat-lihatnya?" Tanya Dazai lembut. Sementara gadis itu masih saja memilih-milih dress yang akan dibelinya itu.
"E... Eto... Sebentar Dazai-san!!" Balas Atsushi yang masih saja mengambil dress.

Saking asyiknya memilih dress, tanpa sadar Atsushi tersandung dengan kaki penopang boneka manekuin (bener ga nulisnya gitu?).

"Waaaa!!" Jerit Atsushi. Whoops! Untungnya dengan sigap Dazai segera menangkap gadis mungil itu dan berhasil menahan boneka manekuin yang hampir jatuh.

Tubuh Atsushi selamat sih, tapi sekarang wajahnya yang tidak selamat.

Ada sedikit semburat merah di pipi Atsushi.

Karena tidak ingin berlama-lama berada dalam situasi memalukan seperti ini, Atsushi langsung berdiri seperti semula sembari membawa belanjaannya.

"Atsushi-chan, kau tidak apa-apa?" Dazai cemas sambil memerhatikan Atsushi.

Dan pertanyaan barusan sukses membuat wajah gadis itu memerah. Lebih merah dari yang tadi.

"A-ano! I-itu... Tidak, tidak apa-apa kok!! A-arigatou D-Dazai-san!" Sahut Atsushi tergagap.

"Benar? Kau benar tidak apa-apa kan?" Dazai kembali menanyakan kondisi Atsushi dengan cemas. Aw, Dazai-kun, kau malah membuatnya tambah nge-blush.

"H-haa'iii, daijoubu..." Atsushi pun berdiri seperti semula. Atsushi pun menutupi setengah wajahnya dengan baju yang dia pegang. Menutupi wajahnya yang memerah, maksudnya.

"Sudah selesai, kan? Ayo langsung ke kasir." Ajak Dazai tak sabar. "Aku sudah lapar, hehehe,"

"Sumimasen! Gara-gara aku Dazai-san jadi kelaparan..." Ucap Atsushi merasa bersalah. Mereka pun langsung menghampiri meja kasir.

Tatapan mata Atsushi yang kelewat imut itu membuat Dazai gagal fokus.

Ya ampun gadis ini. Dilihat dari manapun tetap menggemaskan.

Ketika semua belanjaan Atsushi sudah ditotal dan dibayar, mereka berdua pun keluar dari butik itu. Tujuan selanjutnya? Tentu saja food court. Perut Dazai sepertinya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

"Dazai-san... Gomen ne...," ujar Atsushi merasa bersalah.
"Tenang saja manis, meskipun aku lapar, melihatmu senang tanpa adanya tekanan pun aku ikut senang,"

Blush.

Wajah Atsushi memerah padam. Melihat Atsushi tersipu begitu, Dazai pun tertawa kecil. Hampir saja dia nyosor pipi Atsushi, namun dia berusaha keras untuk menahan diri.

Ingat, dia itu putri mahkota. Bisa digorok Dazai kalau sampai terjadi apa-apa pada Tuan Putri.

Mereka pun sampai di restoran cepat saji. Tanpa basa-basi mereka berdua memesan 2 big cheese burger dan 2 gelas cola.

Suasana yang meliputi mereka berdua berubah menjadi agak awkward. Atsushi sibuk mencari cara agar dia tidak terlihat malu-malu dengan Dazai sedangkan Dazai mencari bahan obrolan supaya dia tetap bisa mengobrol dengan gadis itu.

"A-ano!" Atsushi memecah keheningan mereka. "A-apakah Dazai-san tahu kenapa aku diincar oleh para mafia itu?"

Dazai memerhatikan Atsushi sejenak, "Kenapa? Ya, karena mereka ingin kau dijadikan sandera, supaya mereka bisa memeras ayahmu, kan?" Jawabnya spontan.

"Tapi kenapa? Padahal selama ini aku hampir tidak pernah keluar rumah..." Kata Atsushi sedih.
"Saa... Aku juga tidak tahu, Atsushi-chan. Tapi sebelum kita kembali ke Yokohama, kita menetap saja dulu di sini sementara." Saran Dazai.

"Ya!" Jawab Atsushi sambil tersenyum manis. Dazai pun ikut tersenyum. Tak lama pesanan mereka datang dan mereka pun makan.

TBC~
————————————————
Haaaii!! Gomen nee author sibuk ujiaann jadi author lama updatenya:( tapi sankyuu yang udah setia nungguin fic gaje ini>< semoga pada suka yaaa :3

Oh iya, untuk sementara ini author hiatus yaa, paling sampai bulan April karena selama ini kendala author bukan cuman ujian aja, tapi dari mood, kerjaan di rumah, sampai banyak ujian, dsb. Doain author sukses ujiannya yaa><
Ok, see you next chap!

ShinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang