Kuda Poni

257 50 6
                                    

"LEE AHJUSSSIIIII~"

aku berlari ke arah kamarku sambil berteriak meminta perlindungan. Seketika itu juga banyak pelayan berhamburan keluar disusul oleh lee ahjussi. Mereka menatapku heran, sedangkan aku hanya bisa menutup mulutku karena malu sudah berteriak sekencang itu.

"Ada apa nona? Anda tidak apa apa?" Tanya lee ahjussi.

Sepertinya dia khawatir melihat wajah panik bercampur kesal dan kagetku masih belum juga berubah.

"Kalian kemana saja? kenapa aku tidak melihat kalian satupun tadi?!"

aku merengek pada mereka setelah ingat kejadian tadi. Di mansion ku dulu pasti selalu ada pelayan yang mondar-mandir kesana kemari. Dan kenapa tadi sepi sekali?! Apa mereka bersekongkol dengan laki laki mesum tadi?? aku menatap lee ahjussi tajam, ahjussi tampak kaget dan jadi gelagapan karena tatapanku yang tidak biasa

"a-anu nona, tadi memang jadwal para pelayan untuk beristirahat, jadi–"

belum selesai ahjussi bicara, aku langsung menarik lengannya menuju kamarku, aku ingin menanyakan segudang pertanyaan tentang siapa laki laki lancang yang berani beraninya menggodaku tadi. Baru saja hendak melangkah, aku merasakan tubuhku tidak berpijak lagi dibumi. Dan yang kulihat sekarang adalah wajah orang menyebalkan itu! dan apa apaan ini? dia menggendongku dihadapan semua orang?

"Yak! Kau sudah gila?!" teriakku lebih seperti orang frustasi.
"Aku gila karena mu~" gombalnya sambil tersenyum dan menggesekkan hidungnya dengan hidungku.

Aku hanya melongo tak percaya. Bisa kurasakan, semua pelayan membubarkan diri, kecuali lee ahjussi.

"Yak~ mau kemana kalian???"

mereka tetap membubarkan diri seperti tidak mendengar rengekanku. Lee ahjussi menatap kami berdua

"sepertinya baju kalian kotor, saya akan menyuruh pelayan menyiapkan baju bersih untuk kalian." ucapnya.

Baru saja aku mau bicara, tapi ucapan si mesum 2 detik lebih cepat dariku "kami ada diatas ya" katanya. Lalu dia membenarkan posisiku dipangkuannya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarku.
Sigh, aku menghembuskan nafasku dengan berat. Aku membiarkannya kali ini. Mungkin karena aku sudah lelah. Dan lagipula, sepertinya lebih baik menanyakan siapa dirinya pada orangnya langsung. 

Sesampainya di kamarku, tentu saja aku minta diturunkan, tetapi orang ini justru terus berjalan dan duduk diatas kasur dengan aku yang masih ada dipangkuannya. "Wah, kamarmu gak berubah sama sekali ya" ucapnya sambil melihat ke sekeliling ruangan. Aku terdiam dan terus menatapnya sampai ia berbalik menatapku juga.

"Ada apa hm?" dia mengeratkan pelukannya.

Untuk kali ini, entah kenapa ada sedikit rasa nyaman yang bisa kurasakan. Aku menatapnya cukup lama, dan dia diam seperti menunggu aku bicara.

"Kau siapa?" tanyaku akhirnya.

Dia tetap diam dan terus menatapku dalam dalam. Tanpa diduga, dia mencium hidungku dan berkata seperti orang yang bebisik "aku si pangeran berkuda poni milikmu" kemudian tersenyum dengan lembut.

My DubuDinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang