Gadis cilik yang baru mengenal dunia selama lima tahun itu mengedarkan pandangannya ke halaman panti asuhan, tempat banyak anak-anak terlihat gembira dengan permainannya. Dari dalam kaca mobil yang sedang melaju ke pintu utama dia tersenyum dengan mata yang sembab karena pada awalnya, si bunda tidak mengizinkan si anak manis itu untuk ikut serta dalam kegiatan amal yang orangtuanya sering lakukan setiap akhir tahun. Karena anak itu, Kim Dahyun, selalu hilang diantara kerumunan anak-anak saking terlalu antusiasnya. Kedua orangtuanya sering sekali dibuat kerepotan dengan tingkah aktif si anak yang tidak bisa diam.
Mobil berhenti tepat di depan lobi panti asuhan yang cukup besar itu, sudah ada beberapa perwakilan panti yang menyambut kedatangan mereka.
"Dahyun Kim, pegang tangan bunda ya, dan jangan-" belum selesai si bunda bicara, si anak membuka pintu dan langsung berlari menuju halaman luas dimana banyak anak-anak seumurannya yang sedang bermain.
"Yak! Dahyun Kim! Sayang kesini nak!" si bunda berteriak dari dalam mobil karena takut anak satu-satunya itu hilang lagi.
"Bunda duluan saja masuk ke dalam, ayah susul dahyun dulu." kata si ayah sebelum membuka pintu, memberi salam pada pemilik panti, lalu menyusul si anak nakal.
"Sigh-" si bunda menarik napas berat, entah karena khawatir atau lelah dengan tingkah anaknya.Dahyun berlari dengan semangat menuju kerumunan anak yang sedang main sondah, namun pandangannya tidak sengaja melihat seorang anak laki-laki dengan poni yang menurutnya lucu sekali! dia berbelok menghampiri anak itu yang sedang bermain pasir sendirian.
"Kau!" dahyun berhenti tepat di depan anak itu, sambil menunjuk poni anak itu yang lucu.
Anak itu menengok ke sumber suara, namun menghalangi pandangan dengan sebelah tangannya karena cahaya matahari."Kau bersinar!" ucap anak laki-laki itu dengan mata yang sipit.
"Silau! aku gak mau lihat" dia mengatakannya, lalu bermain dengan pasirnya lagi seperti menyuruh dahyun untuk pergi. Namun dahyun si anak polos itu tidak mengerti. Dia diam sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk bermain pasir juga.
"Bermain pasir apa serunya?" tanya dahyun sambil mencoba membuat pasir itu menjadi bentuk yang bulat.
"Tidak ada" jawab anak itu sekenanya.
"Lalu kenapa kamu mainkan ini? kan gak seru" dahyun membuat banyak bola-bola pasir seperti dia akan bermain bola salju di tengah musim panas. Si anak laki-laki terdiam, menatap kesal anak perempuan yang belum pernah dia lihat.
"Bukan urusanmu" kemudian anak laki-laki itu pergi ke arah panti asuhan, meninggalkan dahyun dengan mulut yang sudah melengkung ke bawah. "Padahal aku suka poninya, tapi aku tidak suka kelakuannya, menyebalkan!" ucap dahyun keras keras.Ayahnya yang sedari tadi berdiri di belakang si anak hanya tersenyum, "mau pegang tangan ayah? masuk yuk, panas" kata si ayah lembut.
"Iya ayah, dahyun haus" kata si anak sambil berjalan seperti pinguin, lalu memegang tangan si ayah,
"gendong yah?" pinta dahyun lucu membuat si ayah kesulitan jika harus menolak.-------
"tidak tertarik untuk punya anak kedua bu?" tanya si pemilik panti dengan ramah.
"dahyun sayang, mau punya kakak atau punya adek?" tanya si bunda kepada anaknya yang dengan fokus memperhatikan si anak berponi lucu yang sedang membaca tidak jauh dari tempatnya kini duduk.
"Aku ingin poniku seperti itu boleh bunda?" dahyun menunjuk si anak lelaki yang diperhatikannya sedari tadi, dan semua orang dewasa itu kini memperhatikan si anak yang tak lama kemudian menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan, lalu berlari entah kemana."Anak itu sangat pintar, tapi sayangnya dia kurang bisa bersosialisasi dengan orang lain. Orang tuanya meninggal karena kasus pembunuhan, dan sepertinya itu meninggalkan trauma mendalam untuk anak seusianya" jelas sang pemilik panti.
Dahyun yang tidak mengerti, hanya menatap orang dewasa disekelilingnya. Dia hanya tau satu hal, bahwa yang sedang orang dewasa itu bicarakan bukanlah hal yang menyenangkan.
Kedua orang tua dahyun saling berpandangan. Kemudian sang ibu mendekat, menangkup pipi anaknya.
"dahyun" ucap sang ibu pelan.
Dahyun terdiam sebelum kemudian menjawab.
"iya bunda?"
"dahyun mau punya kakak?"Pertanyaan sang bunda membuat dahyun tersenyum.
"Hm!! mau bundaa" angguk dahyun dengan semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
My DubuDino
FanfictionDISCLAIMER: Keseluruhan cerita merupakan hasil murni dari pemikiran dan khayalan saya sendiri. Mohon maaf bila ada kesamaan dalam bentuk hal apapun.