Chapter 12 - di culik

158 11 8
                                    

Veranda pov-

"Hentikan, Lid, aku mohon, hiks.."
Suara tangis dari seseorang yang aku kenal begitu menyayat hati ingin rasanya aku melihat apa yang terjadi namun mata dan mulutku tertutup sehingga aku tak tau apa yang sedang terjadi

"Udah lah mel, percuma kamu mohon sama aku aku gak akan menghentikan karena ini membuat aku bahagia"
Suara itu seperti Lidya!

"Lid, hiks.. aku mohon jangan kamu teruskan, aku rela beri apapun yang kamu mau asalkan kamu bebaskan Frieska"

"Kamu gak usah repot-repot memberikan apapun yang aku mau, aku cuma butuh adik kamu , aku cuma mau mastiin apakah masih ada nama aku di hatinya ?" 

"Lidy.... Jangan...!!!!!" Lagi Melody berteriak membuatku tak bisa diam dan mendengar saja aku harus tau apa yang dilakukan oleh Lidya

"Ohw, sepertinya ada yang mau ngelive nih, "

Kurasa Lidya mendekati ku

Set!

Lidya membuka penutup mataku cahaya silau dari belakangnya membuat mataku sakit sesaat namun Lidya mendekatkan wajahnya

"Hai kakak pipi mochi, apakah kamu siap melihat sesuatu yang menjijikkan, Kurasa tidak maka aku tak akan mengijinkan mu melihat ini "

Set

Lidya kembali menutup mataku sebelum aku melihat apa yang berada di belakangnya, dari sisi kiri aku melihat Melody yang terikat sambil menangis sehingga kegelapan kembali kurasakan selanjutnya aku hanya mendengar Melody yang menangis dengan sangat menyedihkan sambil memanggil nama Frieska.

***

Melody pov-

Sumpah demi apapun, aku tak akan memaafkannya.

Lidya

Gadis ini benar-benar telah menghancurkan hidupku bahkan adikku pun telah ia kuasai

Aku tersadar dari tidur panjangku setelah dua hari yang lalu aku dipaksa masuk kedalam mobil oleh dua orang yang tak ku kenal sesaat kemudian aku pingsan karena salah satu dari mereka memukul tengkuk ku sehingga aku tak sadarkan diri

Kini aku berada di sebuah ruangan yang luas dan sepi tak ada apapun hanya ada sebuah meja panjang di depanku dan lampu yang meneranginya
Saat aku ingin beranjak baru ku sadari tangan dan kakiku terikat oleh bangku besi

Damn!!!

Apakah ini permainan Lidya untuk apa dia menculik ku seperti ini?

Apakah Lidya akan menjadikan ku seperti Frieska?

Gak !!!!

Aku gak akan membiarkan dia menyuntikkan obat itu padaku.

Kretek

Seperti suara kunci dibuka dan benar saja ada dua orang berbadan tegap memasuki ruangan ini dengan membopong sesuatu seperti manusia

Lalu dua orang yang tidak ku kenal wajahnya itu karena tertutup masker meletakkan manusia yang pingsan itu ke atas meja panjang tadi

Lalu mereka kembali keluar tanpa memperdulikan aku yang berteriak

Tak lama masuk seorang wanita dengan mengenakan jaket hitam dan wajahnya tertutup masker meskipun wajahnya tertutup tapi aku dapat sangat mengenalnya

"Hai Mel, udah bangun ya , gimana tidurnya? Nyenyak kan , "

Mau apa kamu menculikku ! Lidya!?  Ingin rasanya aku berkata seperti itu namun yang keluar hanya gumaman tak jelas karena lakban sialan yang merekat di wajahku membuat ku kesulitan bernafas

Ia menyeringai mendekati ku lalu membelai lembut pipiku sontak aku menjauhkan wajahku dari tangan kotornya

Sungguh aku menyesal telah memberi jaminan untuk membebaskannya sekarang apa yang dia balas untukku

"Hehehe... Mel, maaf ya aku terpaksa melakukan ini , habisnya kamu susah sekali sih di ajak perginya selalu disibukkan dengan urusan mu, kalau saja waktu itu kamu menyetujui untuk pergi berdua dengan ku tak akan aku melakukan ini, hlm..." Lidya menjauh ia mendekati seorang yang masih berbaring

"Kamu masih ingat kan dengan hobi aku dulu?"

Aku terdiam sejenak memikirkan apa hobi Lidya yang dulu , aah aku tak dapat mengingatnya!

"Susah ya mengingat apa saja hobi ku karena banyak sekali yang menjadi hobi ku,tapi kalau dengan benda ini kamu pasti ingat kan Mel "

Pensil , kenapa Lidya menunjukkan pensil itu , setahuku Lidya sangat benci menulis

"Kamu pasti kaget kan kalau aku sekarang menyukai tulis menulis makanya itu aku mau nunjukin ke kamu kalau aku sangat lihai dalam menulis, walaupun sebenarnya aku hanya ingin menulis namaku sendiri sih, hahaha... Oh iya, kalau mau nulis kan harus ada kertas tapi di sini gak ada kertas selembar pun , apa kamu punya kertas"

Lidya bertanya padaku reflek aku menggeleng tidak ngerti dengan apa yang dilakukannya

"Sudah ku duga kamu gak punya kertas, hmm kalau gitu "

Lidya menghampiri seorang yang berbaring di atas meja itu lalu ia membuka kain hitam yang menutupi wajahnya

Tunggu,

"Frieska!!!!" Lidya berteriak seakan mewakili kata yang tak bisa ku ucapkan

"Hahaha...!!!! Kamu senang kan Mel, melihat adik kesayangan kamu ada di sini bersama kita,? "
Lidya seolah mengerti dengan kondisi ku yang sekarang sangat shock, bagaimana bisa dia menculik Frieska juga

Apa yang sebenarnya kamu mau !!!

"Mel... biasa aja kenapa lihat akunya jangan serem-serem kan jadi atut... hiiiy...Hahaha Hahaha"

Orang ini benar-benar membuat ku muak ! Berhenti tertawa gadis kurang ajar! Tak sadar kamu siapa yang memohon untuk membebaskan mu dari penjara lebih cepat!

"Hem.. kayanya permainannya kita mulai sekarang aja ya "

Hal yang tak ku sangka, kenapa Lidya melakukan ini kepada ku dan Frieska...

Mataku terus memperhatikan setiap gerakan yang di lakukan oleh Lidya

Aku tercekat saat tangan kanannya mengarah ke atas dan apa itu di tangannya

"Kamu capek kan Mel, dengan sikap Frieska akhir-akhir ini yang selalu mengancammu untuk mengakhiri hidupnya, sekarang kamu gak usah khawatir aku gak akan membuat ku memikirkannya lagi karena sekarang aku ingin menghapus rasa kekhawatiran mu itu dengan......."

Lidya!!! Jangan lakukan itu !!!

Tok.. Tok... Tok...

Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Lidya yang hendak menghujamkan pisau ke tubuh adikku

"Siapa sih ganggu aja" dengusnya lalu membuka pintu dan datanglah dua orang yang tadi membawa tubuh Frieska kembali membawa seorang yang juga tertutup oleh kain hitam

Apa -apaan ini apa Lidya melakukan penculikan masal

Siapa dia yang didudukkan di sebelahku dari rambutnya yang panjang terurai aku seperti mengenalinya...

Gak mungkin!

Ve...

#tbc

Hai..Hai .. maafken author ye.. karena update yang selalu lama , namun akan terus berlanjut kok untuk ghaivenya...

Bolehkah Aku Mencintaimu (Ghaive)Where stories live. Discover now