January 04, 2016
Aku memandangi jam tangan hitam kecil bertengger indah ditanganku. Sambil menyeruput kopi di Kedai Kopi Attendant yang cukup terkenal di kawasan London. Sesekali aku juga membuka handphone, dan mengirim pesan singkat kepada kekasihku itu.Aku berharap balasan dari dirinya tetapi nihil aku tidak mendapat balasan satu pesan pun. Semalam dia berjanji akan menemuiku di Kedai Kopi Attendant. Baiklah aku akan menunggunya.
Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam berlalu hingga tiga jam Kemudian dia datang dihadapanku.
Laki-laki dengan rambut berwarna coklat bermodel fine hard part menghampiriku "hei I'm sorry to late" Dia mencium keningku sekilas lalu memanggil waiter untuk memesan kopi setelah itu dia menatap mataku kemudian "How was your day?".
Aku mengaduk-aduk kopiku, dan menatapnya sekilas sembari menghembuskan nafas beratku "Nothing special Cameron".
Cameron memegang kedua tanganku dengan erat "I'm sorry. Today, I was photo shoot in St.Paul's Cathedral for Vogue Magazine".
"As always" ujarku diselingi senyum simpul.
"This is my job Elle, understand me".
"I'm always understand you Cam, but I just want more time with you and ...".
Kata-kataku terputus saat waiter mengantar kopi pesanan Cameron "Thankyou" ucap Cameron seraya tersenyum kearah waiter tersebut.
Aku tidak berniat melanjutkan kata-kataku. Aku menunggu dirinya untuk memandangku. Karna saat ini Cameron sedang asik menyeruput kopi nya.
"So?" Ujar Cameron melirikku lalu kembali menyeruput kopinya. Aku rasa dia sangat menyukai kopi ini.
"I want you to spend your day, one day just for me" jawabku dengan penuh ragu-ragu.
"What's? No, I can't Elle".
"Please Cam, just one day".
Cameron megusap wajahnya kasar "I can't".
Aku mengambil tas jinjingku dan memakainya, kemudian berlalu dari hadapan Cameron. Aku sedikit berlari keluar dari Kedai Attendant ini. Dengan sedikit air mata yang keluar dari kedua pelupuk mataku.
Terdengar suara Cameron memanggil namaku berkali-kali. Aku tidak perduli. Dia saja tidak perduli denganku. Dia hanya perduli dengan pekerjaannya. Aku hanya ingin satu hari bersama Cameron. Tidak bisakah dia menurutiku kali ini saja.
"Elle stop" teriak Cameron dari kejauhan bodohnya aku menuruti kata-katanya.
Cameron memelukku dengan erat "Okay, I will spend my day for you. Please don't be cry".
"Promise?".
"Promise".
"Cameron stop to be annoying boy, and stop hurting my heart".
Cameron melepaskan pelukannya perlahan dan melihat mataku, matanya yang coklat menusuk mataku. Tatapan matanya membuatku tak bisa beralih dari hadapannya ini terlalu indah bagiku "I'm sorry for all Elle, I'll to be a better boyfriend than before".
"I trust you"
"I'll pick you up at your house tomorrow, now I'll take you home".
Aku mengangguk dengan cepat. Kemudian Cameron membawaku kedalam mobilnya dan mengantarkanku pulang.
January 05, 2019 (7:00PM)
Cameron menuruti kemauanku. Malam ini dia mengajakku kesuatu tempat. Katanya tempat ini tidak akan membuatku kecewa. Aku harap seperti itu.Aku sudah bersiap-siap hanya saja aku menunggu Cameron untuk menjemputku. Apartemen Cameron cukup jauh dari Rumahku jadi aku harus menunggunya dalam beberapa menit kedepan.
YOU ARE READING
Short Story
Teen FictionAku memandangi jam tangan hitam kecil bertengger indah ditanganku. Sambil menyeruput kopi di Kedai Kopi Attendant yang cukup terkenal di kawasan London. Sesekali aku juga membuka handphone, dan mengirim pesan singkat kepada kekasihku itu.