2 - Hilang

4.1K 170 2
                                    

Vote dulu, ya.

Selamat Membaca ♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca ♥️

°°°

Senin di hari pertama seperti biasa di sambut dengan kegiatan Upacara pagi untuk seluruh siswa SMA Persatuan. Sabilla dan Iqbal saling menatap dari tempat barisan masing-masing.

Saat pidato, kepala sekolah memanggil Iqbal dan ketiga temannya yang akan menjadi perwakilan sekolah untuk Olimpiade Sains Nasional.

Keempat murid yang akan berjuang membawa nama sekolah itu sudah berdiri tepat di hadapan para siswa yang lain.

Dari tengah barisan kelas dua, Sabilla sedikit mendongak atau memiringkan kepalanya guna melihat sang kekasih dengan jelas.

"Seperti yang kita tau, jika hari ini keempat teman kalian akan menjadi perwakilan sekolah kita di OSN nanti. Bapak sebagai guru dan kepala sekolah disini ingin meminta dukungan dari kalian semua serta berharap hal ini bisa menjadi dorongan untuk kalian lebih maju dengan mengeluarkan bakat terpendam kalian. Tepuk tangan untuk kita semua." Herdi, kepala sekolah SMA Persatuan memulai tepuk tangan lebih dulu.

Sabilla bertepuk tangan dengan bangga pada kekasihnya. Saat pandangan mereka bertemu, Diam-diam Sabilla memberikan kedua jempolnya membuat menahan senyum gemas sekaligus malu.

Setelahnya, upacara di bubarkan. Beberapa guru ada yang ikut pergi mengantar siswa-siswa OSN yang sekarang sedang di arahkan.

"Masih ada waktu 15 menit sebelum berangkat, bagi kalian yang belum sarapan bisa ke kantin dulu. Kita kumpul lagi disini nanti, saya tinggal dulu."

Salah satu teman lombanya menepuk bahu Iqbal. "Mau ke kantin enggak, Bal?"

Iqbal menggeleng. "Gue udah sarapan, kalian aja yang ke kantin."

Ketiganya meninggalkan Iqbal sendiri yang sedang berjalan seraya bersenandung pelan. Dia tersenyum membalas sapaan kepadanya.

Beberapa siswa yang mengenal Iqbal ada yang mengetahui, jika lelaki itu tinggal di Panti Asuhan bersama ibunya sebagai pemilik. Namun, keramahan serta sopan santun yang dimilikinya membuat yang lain tak memandang sebelah mata, sebab Iqbal termasuk seseorang yang cocok di ajak berteman dengan siapapun.

Iqbal berjalan menuju kelas IPA-3 dengan sebelah tangan yang menenteng papper bag berisi kotak makan yang di buatnya sendiri. Ternyata dari ujung lorong tangga sudah ada Sabilla yang berjalan menghampirinya dengan senyum lebar.

"Sayang." Sabilla menyodorkan tupperware bag kepada Iqbal. "Cuma cemilan kecil, tapi aku bikin sendiri. Semoga suka, ya."

Remember, Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang