Part 8

560 76 26
                                    

"Memiliki mu itu mimpi terindahku, mimpi yang mungkin hanya akan terus menjadi mimpi. Yang tidak akan pernah menjadi nyata dalam hidupku."

-------------

"MAH, PAH SEPEDA NAILA MANA?" teriak Naila dari garasi.

Mama dan papa Naila yang lagi sarapan seketika langsung keluar menghampiri Naila yang sedang berada di garasi.

"Apa sih Nai masih pagi udah teriak-teriak?" tanya Mama Naila heran.

"Ini loh mah, kok sepeda Naila gak ada?" kata Naila sambil mencari-cari sepedanya.

"Lah kok bisa? Memangnya kamu kemarin pulang naik apa?" kata Papa.

Naila berpikir sejenak mengingat-ingat kejadian kemarin.

"Oh iya, kemarin kan Naila pulang Naik ojek terus sepedanya Naila taro di pangkalan ojek. Pantes aja gak ada," kata Naila sambil menepuk keningnya. "Yaudah deh ma, Pa Naila langsung berangkat aja ya naik angkot, nanti Naila telat lagi," sambung Naila dan segera mencium pipi kedua orang tuanya.

"Hati-hati ya nak, jangan ceroboh. Nanti nyasar lagi ke jonggol, Hahaha," ledek mama Naila sambil mengacak puncak rambut Naila.

Naila hanya berdecak kesal karena kelakuan mamanya itu, Mama memang sering banget bercanda walau dalam keadaan serius. Kata mama jadi orang jangan serius-serius nanti malah baper. Naila berjalan menuju halte dekat rumahnya. Setelah sudah sampai di halte Naila menunggu angkot dan tidak membutuhkan waktu lama akhirnya angkot datang. Naila menjulurkan jempol ke arah depan, menandakan ia ingin menaiki angkot tersebut. Angkot pun berhenti tepat didepan Naila, Naila segera menaiki angkot tersebut. Sambil melihat jalanan ke arah jendela sontak mata Naila terkejut melihat Alfo sedang memboncengi kak Aubrey. Naila mengucek-ngucek matanya dan kembali mempertajam penglihatannya.

'Ah mungkin gue salah liat.' batin Naila.

Naila turun di halte dekat sekolahnya, ia berjalan kaki menuju sekolahnya yang tak jauh dari halte tersebut. Ketika sudah sampai di gerbang sekolah Naila tersenyum ke Pak Satpam, Pak Satpam pun tersenyum balik kepadanya. Tetapi Pak Satpam melihat ada yang aneh dengan Naila.

"Loh kok tumben gak naik sepeda?" tanya pak satpam heran.

"Iya nih pak kemarin saya nitipin sepeda di pangkalan ojek, terus saya lupa ngambilnya," jawab Naila.

Pak satpam pun mengangguk mengerti. Naila langsung memasuki sekolahnya itu dan berjalan menuju lantai dua dimana kelasnya berada. Naila sudah melupakan kejadian yang kemarin dan Naila tetap optimis menjalankan misinya yaitu mendapatkan hati Alfo. Ketika sudah sampai dikelasnya Clara segera menghampiri Naila.

"Nai tadi pas berangkat sekolah gue ngeliat Alfo goncengan sama Ka Aubrey," kata Clara setengah berbisik.

"Hah? Serius? Lo salah liat kali," kata Naila pura-pura tidak tau.

"Serius Nai, gue ngeliat pake mata kepala gue sendiri," kata Clara menatap Naila dengan serius. "Lo yakin tetep berjuang dapetin hati Alfo?" tanya Clara melanjutkan ucapannya.

"Ya yakin lah ra, mungkin mereka cuma kebetulan ketemu terus berangkat bareng deh. Gak ada salahnya kan?" jawab Naila dengan enteng.

"Hm iya juga sih, yaudah deh terserah elo gue tetep ngedukung lo asalkan lo jangan sampe sakit hati dan nangis-nangis kayak dulu," kata Clara dan langsung mengajak Naila duduk karna bel sudah berbunyi.

'Berarti tadi gue gak salah liat, pokoknya Clara jangan sampe tau kejadian yang kemarin bisa-bisa dia gak mau bantuin gue lagi.'  batin Naila.

I'M NOT PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang