8. Memilihnya

1.5K 70 20
                                    

Kala fajar, kutemukan diri terbangun dengan pikiran yang tertuju pada pemilik rindu.

Hati melambung dengan angan yang entah sengaja atau tidak, ditata rapi olehnya di benakku.

Entah semu atau memang belum waktunya, kudapati jalan buntu yang menggugurkan asaku, satu persatu.

Penerimaan atas setiap rasa kecewa sungguh tidak akan pernah mudah.

Namun sepertinya, hatiku sudah kebas dengan setiap nyeri? hingga setiap kecewa ku telan dengan bersahaja.

Lalu harapan tersemai kembali dengan  tabah

Dari tidur yang tak lelap
Dari angan yang tak berkesudahan
Dari mimpi yang menunggu tuk diwujudkan

Dia masih menjadi tujuan dimana hidupku diletakkan

Asa yang membuat kerutan di dahi

Cinta yang mendetakkan harapan

Masih ingin kuraih jemarinya hingga malam lupa berganti

Masih ingin ku dekap tubuhnya hingga langit mengelam

Masih ingin kuhirup wangi tubuhnya dalam dinginnya udara

Masih ingin kulihat galaksi di bola matanya seraya merasakan senyum di sela kecup

Rinduku memakinya berulang kali. Cinta keparat macam apa yang ia beri? Yang melemahkan setiap sel sel dalam tubuh.

Meski ia bagai kaktus berduri yang siap menoreh luka

Aku akan tetap memilih untuk memeluknya.

Bandung, kala mendung

PELARUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang