"Joo?"
Donghae membuka pintu kamar Kyuhyun dan Joohyun. Di samping box bayi Joohyun sedang berdiri sambil menggendong Jisung, berusaha menidurkannya dan Donghae tersenyum melihatnya.
"Jisung sudah tidur, ya?"
"Untuk apa Oppa kemari?" tanya Joohyun ketus. "Kalau kedatangan Oppa kemari hanya untuk membela Kyuhyun Oppa lebih baik Oppa pergi. Aku sedang malas berdebat."
"Setidaknya persilakan kakak mu ini untuk duduk, Joo. Kakak mu ini baru pulang kerja."
"Aku tidak peduli."
Donghae mendesah, rasanya percuma berdebat dengan Joohyun yang sedang dalam mode marah. Donghae memutuskan untuk duduk di atas ranjang Joohyun. Bola matanya menjelajahi isi kamar Joohyun.
Frame foto mendominasi dengan potret menggemaskan Jisung dengan berbagai ekspresi. Bukti bahwa Joohyun dan Kyuhyun begitu menyayangi Jisung sebagai putera pertama mereka. Lantas pandangan Donghae jatuh pada sebuah frame paling besar diantara frame yang lain.
Dalam frame tersebut terdapat foto keluarga besar mereka, keluarga Cho dan keluarga Seo dengan Jisung berada di pangkuannya. Foto yang manis beserta kenangan manis pula. Sekiranya foto itu diambil saat Jisung baru berusia tiga bulan.
"Joo?"
Joohyun diam bergeming di tempatnya.
"Niat Kyu-
"Sudah kubilang lebih baik Oppa pergi dari sini kalau kedatangan Oppa kemari hanya untuk membela Kyuhyun Oppa."
"Aku tidak membela siapapun, aku hanya membela apa yang menurutku benar."
Joohyun mengendus. "Dan Kyuhyun Oppa selalu benar di mata kalian."
Donghae hanya tersenyum samar menanggapinya. "Pergilah Oppa."
"Beri aku waktu dua menit untuk menjelaskan kesalahpahaman di antara kalian dan aku akan pergi."
Kepala Joohyun mengangguk dua kali sebagai tanda bahwa dia menyetujui perkataan Donghae. Sejujurnya Joohyun juga penasaran dengan apa yang dikatakan Kyuhyun kepada Donghae.
"Sekarang berapa usia Jisung?"
"Delapan menginjak Sembilan bulan." Donghae mengangguk.
"Sudah besar rupanya."
"Apa Jisung sudah bisa berjalan? Setahuku balita seusia Jisung biasanya sudah ada yang bisa berjalan walau kepayahan."
Joohyun menggeleng. "Belum, tapi Jisung sudah bisa merangkak dan berdiri dengan bantuan benda-benda tinggi di sekitarnya termasuk bantuanku dan Kyuhyun Oppa."
"Sebentar lagi Jisung bisa berjalan, setelah itu berlari. Rasanya tidak sabar menuggu saat-saat itu tiba meskipun aku tidak yakin bisa melihatnya berjalan atau tidak mengingat kesibukanku di kantor."
"Sebenarnya apa yang ingin Oppa katakan? Jangan berbelit-belit. Jisung juga tidak kunjung tidur karena suara Oppa." kata Joohyun sedikit melirik Donghae.
Sebenarnya Jisung sudah tidur sejak beberapa menit yang lalu. Tadinya Joohyun berniat menidurkan Jisung di dalam box bayi, namun karena mendengar derap langkah kemudian knop pintu yang di putar, Joohyun mengurungkan niat.
"Tadi Kyuhyun sudah menceritakan semuanya padaku, tapi..." Donghae melirik jam di pergelangan tangan kanannya. Dia mendesah menyadari waktu yang Joohyun berikan sudah habis. Dengan terpaksa dia bangkit dari duduknya. Memasukkan kesepuluh jarinya ke dalam saku celana, bersiap untuk pergi. "Waktuku untuk berbicara sudah habis, maafkan aku, Joo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family (Special SeoKyu Anniv.)
Fanfiction"Terimakasih telah mengijinkanku untuk menjadi seorang ayah." Selain karena kalimat itu, yang membuat Joohyun merasa ketentraman dalam lubuk hati adalah ketika menyaksikan Kyuhyun menangis sambil menggenggam erat tangannya saat dia mempertaruhkan hi...