Kau mimpiku
Tapi aku belum tentu mimpimu
Sesederhana itu.
Tidak, tidak.
Tidak sesederhana itu.
Karena kau tau, ada beribu kepingan yang berserakan
Saat ku tau kita tak bisa lebih dari sebatas teman
Kau tak lebih sekadar angan
Dan aku seumpama berkhayal di tengah kerumunan realita
Selamat, Mentari Pagiku,
Kau hancurkan aku dan harapan yang kubangun
Hingga aku kembali tergopoh
Tertatih
Mencari pegangan untuk berlari
Sejauh yang ku bisa.
Tapi aku lupa, kau tetaplah magnet
Yang menarikku untuk selalu kembali.
*****
Dasar kotoran hati, entah maunya curhat lagi
Kali ini ditujukan untuk dia, Sang Mentari Pagi.
Yang jadi alasan ayam berkokok di pagi hari.
Yang jadi salah satu alasan aku berdiri di sini.
Hai, semoga kamu baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside
PoetryMenulis itu menakjubkan. Bisa menyampaikan apa yang oleh mulut tidak tersampaikan. Bisa mempengaruhi seseorang. Bisa membuat hatimu sedikit tenang, saat tidak ada yang bisa jadi pendengar. Kumpulan tulisan sederhana, tentang sampah di kepala seorang...