Part 2

13 2 1
                                    

Malam ini begitu dingin. Belakangan cuaca sangat Ekstrim. Tidak bisa di prediksi kan Apakah panas atau hujan. Dinda tidur hanya menggunakan kasur dan selimut Lusuh yang di beli nya dengan murah di Kulakan. Di sudut dinding ada Jam bermotif Mickey mouse.
warna cat dinding nya juga kusam. Barang barang nya amat sederhana. Bahkan dia mempunyai List khusus untuk keinginan nya. Bersusah payah menabung untuk diri nya.

Hujan sangat deras, Dinda berusaha memejamkan mata nya, bergelung dengan selimut hangat membalut tubuh mungil nya. Hingga dia terlelap ke dalam Mimpinya.

******

"Selamat Datang, Ibu !
silahkan berbelanja."

Sapa Dinda dengan Ramah. Jabatan nya di Minimarket ini hanya seorang Kasir. Sapa, Senyum adalah Hal wajib yang di lakukan. Dia ingin Profesional dalam bekerja. Apapun masalah yang di hadapi di simpan baik baik saat Berkerja.

Kondisi Minimarket saat ini cukup ramai, barangkali karena bulan muda. Dina Standby sebagai kasir. Di lihat nya dari depan ada Mba-mba dengan Anak nya sekitar 5 Tahun menuju kasir.

" Silahkan, Mba. Ada lagi yang mau di tambah,Mba?"

"Ngga deh, udah cukup tuh."

"Baik. Ada Kartu Membernya Mba?" Tanya Dina beramah Tamah sambil melihat belanjaan di Keranjang

"Kalo ngga punya kenapa?" Jawab Mba mba itu dengan songong

Dinda hanya tersenyum. Dia sudah terbiasa menghadapi customer yang aneh aneh

"kalo punya kartu member nanti mba nya dapat Discount. kan lumayan mba, terus ada Point nya nanti point tersebut otomatis terakumulasi dan tukar hadiahnya."

" ntar aja deh daftar membernya.cepetan di total ya anak saya udah rewel nih."

Dinda hanya mengangguk dan geli, beragam tingkah manusia yang di hadapi nya.

" Total belanjaan nya Rp 138.200,- Mba"

Mengambil uang dan mengembalikan sisa uang belanja kepada mba mba yang sibuk mendiamkan anak nya yang rewel.

" ini kembalian dan struk nya mba. Terimakasih dan kembali lagi." ucap Dinda sambil memberi bungkusan belanjaan.

Arkan, Monika, Kiki, Iwan, Doni,Roy adalah rekan kerja nya. Dinda merasa senang rekan kerja nya sangat baik kepada nya. Belum lagi ulah Arkan yang konyol dan banyolan-banyolan Roy yang membuat perut nya sakit menahan tawa. Tentu saja saat Minimarket sedang sepi. jika tidak mereka pasti kena tegur, CCTV saja ada 4 di tiap sudut
jadi mereka harus tau menempatkan situasi saat ingin bercanda di tempat kerja.

Bagi nya rekan kerja adalah keluarga, saling memberi suport dan semangat. betapa beruntung rasanya.

"Ting..tong"...
suara Bel tanda orang membuka pintu Minimarket.

"Selamat malam, silahkan berbelanja" . Dua orang pemuda masuk, mungkin usia nya sekitar 15 tahun. tampak amat belia. tak lama mereka menuju kasir

Dinda hanya menaik kan alis nya melihat belanjaan anak pemuda. 3 botol minuman keras dengan 2 merk berbeda, 3 bungkus kacang dan makanan ringan lain nya.

Dinda mendumel dalam hati
mengapa tidak membeli air mineral saja? mengapa harus minuman berakohol. sayang nya minimarket tidak membuat kebijakan syarat membeli minuman alkohol, paling tidak menunjukan identitas diri, misalnya minimal usia 17 tahun.
bukan bisa di beli dengan bebas seperti ini. padahal banyak sekali mudharat minuman keras.

" Ada lagi yang mau di tambah, dek? Ada kartu membernya?"

" ngga ada, kakak cantik.. kami ngga punya kartu member. kami yang ada kartu Bpjs" ucap anak pemuda sambil terkikik.

Dinda hanya tersenyum. Dasar anak sekarang..

"total belanja nya 167.900,-"

Lalu anak pemuda mengeluarkan uang 200 Ribuan dari kantongnya. setelah membayar mereka pergi sambil menenteng pelastik belanjaan.

Jam menunjukan pukul 09.00 Malam,
mereka bersiap untuk pulang. setelah menyelesaikan pekerjaan masing masing.

Karena tidak jauh dari kontrakan Dina hanya berjalan kaki sepulang kerja. Menaiki tangga dengan perlahan menuju lantai 3 tempat bermukim nya.

membuka resleting tas slinbag nya meraba kunci dan membuka pintu. Hari ini cukup melelahkan untuk nya.

Berbaring sambil merileks kan otot otot nya yang pegal dina teringat akan buku tabungan nya. 6 bulan dia bekerja ingin sekali membeli Televisi. Beda dengan teman nya yang suka gonta ganti Smartphone. Bukan Dina tak ingin membeli Hp pintar itu, tetapi dia belum membutuh kan nya. Toh, ngga punya keluarga yang mau di hubungi. Mungkin suatu saat dinda akan punya suami, dan keluarga baru. Dina berjanji akan menyayangi suami serta keluarga nya kelak.

Pada akhir nya Keinginan Dinda terwujud, sudah ada Televisi mungil di Kost-an nya. Susah susah ia menabung akhirnya kesampaian juga. see? dengan menabung kita akan bisa membeli barang yang kita ingin kan.

sambil berposisi wenang, santai, menukar nukar Chanel Televisi nya, Dinda bergidik, geleng-geleng kepala melihat drama sinetron. Menurut nya sekarang terlalu mendramatisir, lebay, bahkan tidak mendidik. walau tidak semua.

Pengaruh media itu sangat luar biasa dampak nya. ada positif dan negatif nya juga. maka berhati hatilah dalam memilih tayangan. ujung ujung nya pilihan dinda melihat kartun dan berita. Tak lama dinda menguap, rasa kantuk yang datang ingin segera membuat nya tertidur.

__Cinta Yang Menyatukan Kita_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang