TING!handphone Nadine pun berbunyi, menandakan ada notifikasi yang masuk.
Nama Kevan tertera pada layar handphone Nadine.
Nadine pun menyeritkan dahinya.
"Tumben si Kevan ngeline malem-malem." gumamnya sendiri.
Kevan Ardilla : Nad, maaf gue nggak jemput lo besok, gue ikut Pelatihan untuk Olimpiade Matematika bulan depan.
membaca itu, muncul ide untuk menjahili Kevan
Nadine Agatha : Lah terus?
Nadine terkekeh.
Kevan Ardilla : Yaelah, masa ayang Nadine gak sedih sih kalau ditinggal sama Kevan gantengnya kebangetan, kan gue perginya 3 hari, Nad.
Nadine tergelak melihat balasan Kevan yang lebay nya dibuat-buat.
Nadine Agatha : Gak tuh, pergi aja lo sana!
Kevan Ardilla : Kalau gue, pasti gue bakalan kangen lo. Kangen jemput, kangen duduk bareng lo, kangen chat an sama lo karena pasti besok gue sibuk.
Tadi niatnya Nadine menjahili Kevan, kenapa malah sekarang dia yang baper?
akibat Kevan, pipi Nadine merona, bahkan jantungnya berdebar abnormal.
kamu harus tanggung jawab Kevan!
Nadine Agatha : Serah lo dah, gue mau sleeping beauty dulu, jangan ganggu! Btw, good luck ya besok. bagus lah nggak ada yang spam di line gue.
Nadine langsung mematikan handphonenya dan langsung berbaring.
bukannya Nadine marah, tapi dia sedang membuat jantungnya untuk dapat berdegup dengan stabil.
"Kenapa juga cuma gara-gara gombalan maut Kevan yang sangat sangat basi, jantung gue jadi aneh gini ya? Aduh Nadine, lo harus tidur!"
sementara ditempat lain, si Kevan malah senyam-senyum sendiri seperti orang gila. Menurutnya, Nadine seperti penyemangatnya. Entah kenapa.
---------
"Ma, kok mobil papa udah nggak ada sih di Garasi?" Tanya Nadine yang sedang berjalan dari Garasi menuju ke Dapur.
"Lah, kan papa udah berangkat dari tadi. Kenapa emangnya?"
"Ih, kok udah berangkat sih. Terus Nadine berangkat ke Sekolah naik apa?"
"Mama pikir kamu berangkat bareng Kevan, si calon mantu mama."
"Apaan sih ma, yaudah kalau gitu Nadine berangkat dulu ya." Ucapnya
"Cie, ada yang wajahnya mirip kepiting rebus tuh."
Nadine tidak menanggapi godaan mamanya, takut salah tingkah.-------------
06.29
Satu menit saja Nadine terlambat, entah, dia harus menerima hukuman apa.Itulah yang dikatakan, setiap waktu itu, sangat berharga dan harus disyukuri.
Dan untuk Nadine, menit ini Nadine bersyukur dan bisa menghela napas lega, karena guru mata pelajaran pertama juga belum masuk kelas.
"Kok huhhh huhh ibuhhh Mira behhlum masuk?" Ucap Nadine ngos-ngosan.
Mendengar itu, Anna terkekeh.
"Kenapa lo? Hahahaha tumben lo terlambat. Si Kevan sang pangeran lo kenapa say?"
"Iya nih, gue naik angkot. Si Kevan lagi persiapan buat olimpiade di Sekolah lain. Apaan sih lo alay banget."
"Ya—" baru saja Anna hendak menimpali ucapan Nadine, ibu Kepsek udah masuk ke kelas.
Dan Semuanya yang ada dikelas, langsung duduk rapi.
"Permisi, ketua kelas ini siapa?"
Seketika Nadine langsung berdiri dari bangkunya."Saya bu, ada apa ya?"
"Hari ini, sebagian guru akan mengantar teman-teman kalian yang akan ikut olimpiade di Sekolah lain. Ibu minta tolong kami catat siapa saja yang bolos hari ini."
Nadine mengangguk paham
"Baik, bu.""Oke kalau begitu, ibu tinggal dulu ya."
"Iya, bu" ucap mereka bersamaan.
Setelah si ibu Kepsek keluar dari kelas, sifat asli mereka semua keluar.
Ada yang nendang meja, ada yang teriak-teriak seperti orang dihutan, ada juga yang nyanyi-nyanyi gak jelas, dan masih banyak tingkah kegirangan mereka.
Nadine hanya geleng-geleng kepala, lagi gak mood untuk menegur mereka semua.
Dia teringat Kevan. Biasanya kalau bakalan free class dia bakal kegirangan, sampai-sampai bikin emosi Nadine naik sampai ke ubun-ubun.
Apakah Nadine agak kangen pada Kevan?
Entahlah, batin Nadine masih berperang.
Antara kangen banget , atau kangen biasa.
--------I'm sorry for 566 words.
I have no idea......
Ntar klo idenya udh ada, bakal di publish lagi, kalau bisa 2000+++ words ehehheeDont forget to vomment😊😉
-Angeline

KAMU SEDANG MEMBACA
Frappuccino
Teen FictionKelihatannya, memang biasa saja. Namun, ia mampu menyatukan yang berbeda. Kevan & Nadine