Walking With You

20 0 0
                                    

Setelah membayar biaya pengobatan dan di bolehin pulang, Rifki langsung mengajak Vivin yang menunggu di ruangan UGD untuk pulang. Di perjalanan pulang, Vivin berusaha berjalan senormal mungkin menahan sakit karena tidak ingin membuat Rifki khawatir tapi sepertinya Rifki tau jelas Vivin sulit berjalan dan akhirnya Rifki pun berjongkok di depan Vivin menperlihatkan punggungnya

"naik!  Tidak ada penolakan" tegas Rifki tidak terima penolakan

Akhirnya Vivin pun berakhir di gendong Rifki, selama perjalanan Rifki hanya diam dan Vivin yang benci di diaminpun bertanya

"Rifki kamu marah ya, karena aku kamu bolos kerja dan nyusahin?" tanya Vivin ragu

"aku gak bisa untuk marah sama kamu, jadi jangan mikir kayak gitu" jawab Rifki kalem

"aku beruntung punya teman kayak kamu Rif, makasih" ucap Vivin sambil sesenggukan menanhan tangis haru

"hem" balas Rifki 'aku juga Vin, makasih selalu bersamaku' lanjutnya dalam hati

"ah...  Hari yang cerah... Oh iya, Rif kamu gak apa bolos hari ini?" tanya Vivin

"aku uda ijin, lain kali jangan perna berbuat onar saat aku lagi tidak bersamamu" jawab Rifki dan nasehatnya

"oh iya, kamu kok tahu aku berkelahi?" tanya Vivin heran

"aku tau dari Lucky, dia nyusul ke bengkel katanya kamu di cegat beberapa cowok" jelas Rifki

"Lucky yang ngasi aku surat?" tanya Vivin memastikan

"hem" bals Rifki yang berarti iya

Vivinpun lang mengecek tas  sampingnya dan membuka isi surat dari Lucky

Teruntuk kak Vivin

Kak aku sebenarnya mau ngomong sesuatu sama kaka tapi aku takut salah ngomong dan terjadi salah paham jadi aku putuskan untuk membuat surat ini.

Kak Vivin,  mau kah kakak menjadikan aku seperti kak Rifki bagi kakak, sebagai teman

Sejak SD aku selalu di bully teman sekelas dan kak Rifki selalu menolongku diam-diam, aku sangat mengidolakannya walau kak Rifki orangnya cuek, kelihatan kasar, dan nyeremin tapi aku tau dia baik dan aku ingin jadi temannya seperti kak Vivin yang menjadi teman satu-satunya kak Rifki yang dekat.

Aku suda banyak berubah sejak mengetahui sosok kak Rifki, dia motifasiku untuk berubah. Hal yang selau aku ingat dari kak Rifki adalah kata-katanya dulu "kalo kamu diganggu berarti itu pilihanmu jadi buatlah pilihan untuk tidak di ganggu"  oleh karena itu tolong jadikan aku teman kaka

"Rif kamu gak banyak berubah ya?" tanya Vivin setelah membaca surat dari Lucky

"hem" balas Rifki

"hari ini aku senang dapat teman baru hehehe" oceh Vivin

"siapa?" tanya Rifki penasaran

"Lucky, dia ngajak aku berteman di suratnya" terang Vivin

"heh, kenapa lewat surat?" heran Rifki

"karena RA-HA-SIA!" jawab Vivin sok misterius

Saat jalan melewati taman Vivin yang melihat sepasang kekasi betjalan-jalan menikmati es krim pun keingat rencana jalan-jalannya yang gagal

"gara-gara cowok-cowok sialan itu rencana jalan-jalanku jadi gagal deh, sebel" gerutu Vivin marah "kamu juga sih Rif pake batalin acara" omelnya pada Rifki

"kan ini juga jalan-jalan Vin,  udah nikmatin aja gak usah mengelu" terang Rifki

"beda tahu, huh dasar gak peka" gerutu Vivin

"lihat deh pasangan itu romantis.... Dari tadi aku lihat di gendong mulu" ucap sala satu cewek di taman yang lagi gerobol bersama teman-teman ceweknya yang bisa di dengar Vivin jelas

"apa an sih mereka gak tau apa bedanya romantis sama orang sakit yang di gendong" komen Vivin pelan dengan rasa malu karena di katain pasangan romantis

Sementara itu Rifki hanya diam menahan malu dan bahagia, jadilah setelah insiden di taman sepanjang jalan pulang hanya diam dengan pikiran masing-masing mengenai pasangan romantis

"Vin uda sampe" jelas Rifki yang suda sampe di depan rumah Vivin

"eh!?  Iya" bingung Vivin yang tadi masi ngelamun dan akhirnya turun dari gendongan Rifki

"makasih Rif, maaf tadi ngerepotin" ucap Vivin nggak enak

"iya kamu istirahat gih besok sekolah aku jemput pake sepeda" balas Rifkai memberi tahu

"kamu masu gih sana" lanjut Rifki

"gak, kamu pulang dulu tak liatin baru aku masuk" tolak Vivin

"Tumben biasanya habis sampe depan rumah langsung ngusir dan masuk rumah" komen Rifki

"kali ini spesial karena kamu uda mau gendong aku jauh-jauh" balas Vivin malu karena pertama kali kayak gini

"haha yau udah karena ini sepesial, sini aku gendong sampe kamar" tawar Rifki sambil menggendong dari depan layaknya pangeran yang menggendong putri

"apa an sih turunin gak!, aku gak butuh hal spesial kayak gini! Turunin!" amuk Vivin malu

"haha okay asal habis aku turunin langsung masuk rumah, setuju?"

"iya, iya, buruan turunun!" pinta Vivin galak

"baiklah tuan putri, silahkan dan hati-hati saat melangkah hahaha" canda Rifki

Setelah Rifki menurunkannya Vivin pun langsung berlari masuk dalam sumah dengan jantung yang berdetak kencang

"kok jantungku deg deg kan gini sih sesak, kan gak mungkin aku kena serangan jantung atau asma" gumam Vivin bingung di balik pintu

Sementara Rifki masi di depan tersenyum melihat kepergian Vivin di balik pintu

"jalan bersamamu membuatku lupa segalanya" gumam Rifli lalu pergi kembali ke bengkel dengan senyum kecinya.

No Fight But LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang