«PART 2 : E»

69 6 0
                                    

Aira berlari secepat mungkin menembus dinginnya malam. Mengerahkan seluruh kemampuannya untuk berlari meninggalkan kenyataan.

Tak peduli jika nantinya ia akan menggembel di jalan, karna tujuannya hanya satu, ia ingin bebas.

Aira memperlambat langkah kakinya lalu menengadahkan wajahnya keatas.

Apakah ini benar?.. batinnya bertanya kepada sang rembulan.

Kakinya melemas dan jatuh terduduk di tepi jalan, aku harus pergi kemana?

Mungkinkah salah satu dari sahabatnya ada yang rela menampung dirinya? Aira rasa tidak.

Akhirnya Aira hanya berjalan gontai tak menentu arah sampai sebuah sinar mengenai dirinya disertai klakson yang memekakkan telinga.

Aira membelakakkan matanya kaget, sedangkan tangannya sibuk memegang detak jantungnya yang berdetak hebat.

Sumpah serapah sudah akan Aira lontarkan ketika sang pengemudi keluar dari mobilnya, tetapi ia urungkan.

Tampan..

Aira terus menatap pria didepannya dengan intens. Aku mengenalinya..

" Are you okay?" Ujarnya dengan logat inggris yang khas.

Aira hanya mampu menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

" Benar- benar makhluk tuhan yang paling sempurna." Gumamnya tanpa sadar.

" Yeah, I know." Aira menatapnya bingung dengan menyipitkan mata, sedangkan Pria tersebut hanya menampakkan wajah datarnya.

Apakah ia mengerti apa yang dikatakan Aira?

" Saya tahu bahwa saya memang sangat tampan, tapi bisakah air liurmu itu tidak tumbah nona?" Mendengar itu, Aira meneguk air liurnya kembali.

Aira menatap pria yang sedang bersidekap dengan bersandar di depan mobilnya itu dengan salah tingkah.

" Anda bisa berbahasa Indonesia, sir?" Setelah Aira mendapatkan suaranya kembali, hanya kalimat itulah yang terlintas dikepalanya.

" Hm.. dan apa yang akan dilakukan oleh seorang gadis di tengah malam begini? seorang gadis baik- baik tidak akan berkeliaran dimalam hari." Ujarnya tenang dengan tatapan yang mencemooh kearah Aira.

" Ya anda benar, seorang gadis baik- baik tidak akan berkeliaran dimalam hari. Tapi, bukan berarti anda bisa menghujat saya. Saya punya alasan untuk semua ini."

" Lalu? Apa alasannya?"

Aira terdiam cukup lama. Ia ragu untuk membuka mulut, takut salah berbicara.

" Masuklah kedalam, saya akan mengantarmu pulang." Aira hanya menatap nyalang kearah pintu yang terbuka.

Pulang? Aku tak memiliki tempat untuk pulang saat ini..

" Tidak terimakasih."

Aira memutar tumitnya lalu berjalan menjauh.

Baru beberapa langkah ia berjalan, lengannya sedah dicekal dengan kuat dari arah belakang. Mau tidak mau Aira menghentika langkahnya dan menoleh kebelakang.

" Apalagi?"

Alih- alih menjawab, pria tersebut malah menarik Aira untuk memasuki mobilnya.

" Dimana rumahmu?" tanya lelaki tersebut setelah menyalakan mesin mobilnya.

" Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri. Biarkan aku turun."

" Dengan begitu, kamu bisa menjamin keselamatan dirimu? Jika kamu seorang lelaki, saya dengan senang hati menurunkanmu. Tapi, kamu seorang wanita. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi? Kamu siap dengan konsekuensinya?" Aira menggelengkan kepalanya lemah.

Senja yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang