Penyesalan

779 2 0
                                    

"Jagalah Sahabatmu selagi Dia masih bersama dirimu, Jika Kau tidak ingin merasakan sebuah Penyesalah suatu hari nanti."

Aku ingat betul peristiwa ini, peristiwa disaat tali persahabatanku dengannya putus. Dulu Aku mempunyai seorang sahabat, Dia bernama Nida. Nida adalah seorang yang baik, cantik, dan pandai. Dia suka berteman dengan siapa saja. Waktu itu, di suatu hari Dia mengajakku bermain bersama teman teman lainnya, tetapi pada saat itu Aku lagi bosan untuk ikut bermain, Aku memberitahunya bahwa aku tidak ikut bermain hari ini, dan Dia tidak keberatan jika Aku tidak ikut bermain bersamanya hari itu. Sambil menunggu Nida selesai bermain, kuputuskan untuk menghampiri salah satu teman sekelasku untuk sekedar mengobrol bersama. Dia bernama Irna. Tak lama kemudian Nida sudah selesai bermain, Irna juga sudah pergi untuk menemani temannya, Aku menghampiri Nida dan kembali bersamanya.

Keesokan harinya, tiba tiba saja Irna mengajakku untuk bermain bersamanya. Awalnya aku tidak keberatan, begitupun juga dengan Nida. Tetapi hari hari berikutnya Irna terus memaksa agar aku tetap ikut bermain dengannya. Seperti hari itu, Irna mengajakku bermain lagi dengannya, aku berencana mengajak Nida untuk ikut bermain. Akan tetapi entah kenapa sikap Nida waktu itu mulai berubah kepadaku, Dia menolak ajakkan ku. Aku pikir, waktu itu Nida menolak ajakkan ku karena Dia lagi tidak ingin bermain, ternyata dugaanku salah. Nida sudah terlanjur salah paham padaku. Nida pikir, waktu itu aku sudah tidak ingin lagi bersahabat dengannya. Padahal pada kenyataannya tidak begitu. Teman temanku lain yang melihat kita jarang bersama lagi pun menjadi bingung, dan akhirnya mencari tahu dengan menanyakannya kepada Nida-Aku yakin itu-.

Hari itu, setelah istirahat pertama, saat aku masuk kelas dan tiba tiba teman temannku bertanya kepadaku "Lyn, kamu sudah tidak mau bersahabat sama Nida lagi ya?", entah kenapa saat aku ingin menjawab 'Tidak, Aku masih ingin bersahabat dengan Nida' tiba tiba aja tenggorokanku terasa tercekat dan tidak bisa mengucapkan kalimat itu. Aku tersenyum dan meneruskan langkahku menuju bangku. Aku yakin mereka pasti kecewa, karena Aku tidak menjawab pertanyaan mereka. Tapi mau bagaimana lagi, setiap kali Aku ingin menjawab, Aku pasti tidak bisa mengucapkan kalimat itu. Dan Aku yakin Nida semakin salah paham kepadaku. Dihari itu pula persahabatanku dengan Nida putus.

Kadang Aku berpikir, kenapa dulu Aku tidak menerima saja tawaran Nida untuk bermain dengannya? Kenapa dulu aku tidak menunggu Nida saja sampai Dia selesai bermain? Kenapa dulu aku harus menghampiri Irna untuk mngajakknya mengobrol? Kenapa... Kenapa... Kenapa!!?? Berbagai kalimat berawalan 'Kenapa' memenuhi pikiranku. Semua itu sudah terjadi. Dan Aku tidak tahu harus berbuat apa. Andai saja waktu bisa kembali, pasti aku tidak akan melakukan hal itu. Dan sekarang, Aku menyesal... Benar benar menyesal... Karena sampai sekarang-saat ini- Aku masih ingin bersahabat lagi dengannya dan Aku masih menganggapnya sebagai Sahabatku.... Semoga waktu bisa mempertemukanku denganmu dan mengubah semuanya menjadi lebih baik. Nida. Sampai kapanpun Kau akan menjadi Sahabatku....

***

KUMPULAN CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang