Part 1

14 1 2
                                    

"Manusia adalah tempatnya lupa dan salah"

***
Deru suara klakson mobil seakan saling bersahutan dijalanan padat pengemudi, kejadian ini sudah menjadi keseharian para pengemudi dalam mengahadapi kemacetan kota Jakarta, polisi lalu lintas pun seakan tak bisa mengatasi kemacetan, seperti yang kalian tahu polisi  hanya dapat mengatur jalannya lalulintas bukan?, atau mungkin di daerah kalian berbeda, tapi itulah yang terjadi di sini, dan ya seperti biasa disaat hari sekolah tiba biasanya para pelajar memang memenuhi hampir seluruh angkutan umum, ada juga ibu-ibu yang akan pergi untuk bekerja, belanja harian, dan kegiatan lainnya yang dimulai pada pagi hari, kemacetan ini membuat beberapa penumpang mengeluh pada beberapa supir angkutan umum yang mereka tumpangi, aneh mungkin supir angkutan umum mana ada yang ingin kemacetan, salahkan saja pada pengemudi mobil pribadi yang selalu memarkirkan kendaraannya sembarangan.
"Bang cepetan dong, saya udah hampir terlambat nih," Ujar seorang penumpang siswi dengan raut kesal

"Sabar dong neng, saya juga lagi usaha buat nerobos kemacetan, ini tuh jalan raya banyak kendaraan umum lain disini, dikata ini jalanan si eneng yang lenggang," balas supir angkot tersebut dengan sedikit emosi.

Penumpang lainnya yang melihat percekcokan tersebut hanya diam tanpa ada niatan menyahuti, salah-salah malah mereka yang kena semprotan, siswi yang berbicara tadi pun diam setelah mendengar balasan sopir angkot itu, namun raut kesal tadi tak dapat dihilangkan sampai ia turun dari mobil angkot, setelah turun iapun mengodok saku seragamnya dan ternyata yang terjadi.
"Emmmm bang, saya minta maaf, ternyata uang saya ketinggalan," ujarnya di dekat pintu mobil penumpang depan sembari memelas.
"Ini nih, udah protes mana gak punya uang lagi, yaudah gapapa, lain kali kalo gak punya uang, jangan naik angkot deh," sembari mengarahkan telunjuknya pada penumpang itu dengan raut kesal dan emosi.

"Ehm makasih pak." Dengan senyum terpaksa.
"Enak aja, gue juga punya duit kali,cuman kelupaan aja gak dibawa, hhh.... ini tuh gara-gara sohib gue pada ninggalin gue, jadi kena sial kan gue argh" gerutunya meninggalkan supir angkot, ia pun segera menyebrang dan sedikit berlari karena gerbang sekolah hampir saja hendak ditutup oleh satpam sekolah, ia menghampiri satpam itu.
"Eh pak tunggu..., jangan dulu ditutup dong pak, saya mau masuk nih"ujarnya

Satpam itupun menoleh
"Hari pertama masuk sekolah aja sudah telat, gimana hari-hari berikutnya." Gumamnya
"Ya sudah kamu boleh masuk, tapi tunggu dulu jangan kamana-mana saya akan ambil buku dulu." Satpam itupun berlalu keruangannya untuk mengambil buku, dibalik gerbang,  siswi itu melihat beberapa siswa-siswi MOS sedang berbaris rapi, berbeda dengannya yang masih berada di depan gerbang sekolah, di sisi lain ia merasa takut jika ia akan kena hukuman dari kakak kelasnya itu, beberapa detik berlalu satpam tadipun mengahampiri siswi itu
"Sebutkan nama dan kelas." Perintahnya
"Eeeum....Nama saya Livia putri mahendra pak, kelas X IPA 3."
"Ya sudah silahkan masuk."
Livia pun segera masuk, peraturan di sekolah ini memang seperti itu, jika kita melanggar tata tertib sekolah kita tidak akan langsung dimarahi tapi kita akan diberi poin, semakin banyak poin maka hukumannya semakin berat setiap peraturan yang ada disekolah ini memiliki poin yang berbeda

***
Emmm, apakabar semuanya😁
Pertama-tama aku ucapin terimakasih buat kalian yang udah ngasih bintang sama udah ngomen cerita aku.

Ngomong" aku gak bakalan lupa ngingetin kalian buat kasih saran soal cerita aku😁😁

And Thanks for yang udah baca cerita aku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Late to fallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang