Part II

595 7 5
                                    

**

Ella's POV

-

Aku merintih kesakitan saat tanganku mengenai meja rias. Aku melihatnya dan terdapat bekas merah di lenganku. Aku hanya bisa menatapnya sambil menahan sakit.

"Dasar perempuan bodoh!" Hinanya sambil bertolak pinggang. Aku hanya menundukan kepalaku karena ia terus memarahi-ku. "Mau aja ya dipaksa nikah sama Mom? Kita ga saling kenal, tau?!" Bentaknya didepan wajahku.

Dia bilang kita saling tidak mengenal.Rasanya seperti pergi ke kutub utara sambil mengenakan bikini. Sakit, sampai ke ulu hati.

Aku menoleh ke arahnya, "Alasan kenapa aku mau menerima pernikahan ini adalah karena Mom yang memintaku untuk menjadi istrimu. Mom sudah aku anggap seperti Ibu kandungku." Kataku setengah terisak.

Ia mengepalkan tangannya, "Terserah kamu deh! Buang-buang waktu!" Dia sangat marah, saat aku melirik ke arahnya, rahangnya pun ikut mengeras. "Kalau saja kamu menolak permintaan Mom, kita tidak akan seperti ini! Kita tidak akan berduaan dikamar, ngerti?!" Katanya sambil merebahkan tubuhnya di kasur. Aku masih terduduk didepan meja rias sambil menangis.

"Heh, kenapa nangis? Kamu mau nangis sampai kapan? Mau ngadu sama Mom?" Kata Justin ketus. Aku menggelengkan kepalaku sambil mengusap kasar air mataku.

"BABYYYY!!" Terdengar suara wanita dari luar kamar, semakin mendekat dan semakin mendekat.

Ini dia, mungkin akan menjadi cobaan hidupku yang kedua dalam satu malam. Ia membuka pintu dengan kasar dan langsung berteriak genit ke arah Justin.

"Justin!" Ia langsung memeluk Justin yang sedang duduk di pinggir kasur. Justin menoleh ke arahnya dan memberikan kecupan kilat di pipi wanita itu.

"Aku sudah dengar berita itu, Justin. Jadi ini wanita yang kamu maksud?" Ucapnya dengan tatapan menghina. Justin dan dia - wanita yang baru saja tiba disini dengan cara tidak sopan - sudah berdiri didepanku. Kulihat Justin hanya menganggukan kepalanya dan menyenderkan dagunya di pundak wanita itu.

Wanita itu menarik tanganku kasar, "Berdiri! Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Ella!" Bentaknya.

Kemudian ia meletakan kedua tangannya di pinggang, "Aku dan Justin mau, kamu keluar dari kamar ini, sekarang." Ucapnya dengan penuh penekanan disetiap kalimat. Aku menatapnya tidak percaya, "Maaf, seharusnya kamu yang keluar. Karena aku adalah istrinya." Kataku, aku menggigit bibir bawahku. Semoga yang aku katakan barusan tidak menciptakan masalah baru.

Ia tertawa sangat keras, bisa aku artikan kalau ia sedang menghinaku saat ini. Mendengar suara tawanya saja aku sudah ingin pergi jauh-jauh. "Dengar ya, namaku Selena. Dan aku, satu-satunya wanita yang Justin cintai." Ucapnya sombong sambil merangkul Justin dan menatapku tajam.

Aku tidak terima dengan perkataannya, "Selena, tapi aku ini istrinya. Tentu saja Justin akan mencintai aku."

Salah. Aku salah berkata. Sepertinya Selena akan semakin menjadi-jadi.

"Sekali lagi aku bilang sama kamu, Ella. Sekarang juga kamu keluar dari kamar ini! Justin pacar aku, dan sekarang dia mau istirahat." Katanya dengan nada mengancam. "Dia mau istirahat. Keluar!" Tangannya langsung terangkat, menunjuk ke arah pintu.

Aku sempat menggelengkan kepalaku pelan, "Selena, aku minta sama kamu untuk mengerti. Aku dan Justin baru saja menikah, dan ini malam pertama kami. Tolong, Selena." Kataku.

Selena mendekatkan bibirnya dengan telinga Justin dan membisikan sesuatu. Kemudian ia kembali menatapku dengan tatapan tidak suka.

"Tentu saja, Justin akan mendapatkan malam pertamanya. Tapi denganku. Bukan denganmu, Ella, dasar wanita bodoh!" Tangannya menyeret tubuhku keluar dari kamar sambil berteriak didekat kupingku. "Keluar kamu, Ella!" Aku hanya bisa mencoba untuk meronta-ronta saat Selena menyeretku keluar.

Too late, pintu kamar sudah tertutup dan terkunci. Aku terduduk didepan pintu kamar dan menangis tersedu-sedu.

**

Mom Pattie's POV

-

Baru saja aku selesai membaca novel dan meletakannya di rak buku, aku mendengar suara tangisan wanita. Aku langsung mengambil mantel tidurku dan berjalan keluar kamar. Aku mengecek dapur dan ruang tamu, bukan, suara tangisan itu bukan berasal dari dapur ataupun ruang tamu. Kemudian aku berjalan menuju kamar Justin dan mendapati Ella yang sedang menangis sambil memegangi gagang pintu kamar.

Dengan cepat aku menghampiri Ella dan membantunya berdiri, "Ada apa, Ella? Sudah, jangan menangis lagi, sayang." Kataku mencoba menenangkan dirinya. Ia mengusap air matanya dan mulai berhenti menangis.

Ella menatapku, "Selena, Mom."

Aku langsung melepaskan nafas panjang. Justin, memang anak itu tidak tahu malu. Baru saja dia menikah dan sudah membuat ulah di malam pertamanya. Harusnya aku tahu untuk tidak membawa Justin dan Ella kesini. Harusnya aku menyuruh mereka untuk langsung pergi ke pulau bora-bora dan menikmati bulan madunya. Tapi saat aku tawarkan untuk langsung pergi ke brazil, Ella menolak karena tidak menyusahkan diriku.

"Maafkan Mom, Ella. Maaf aku tidak memberi tahukan mu kalau Justin sudah punya pacar. Mom hanya ingin pernikahan ini benar-benar terjadi." Aku mengusap pucuk kepala Ella.

"It's okay, Mom. I understand." Ia melepaskan pelukanku dan tersenyum tipis.

"Olivia menginginkanmu untuk bahagia, sayang. Dia sudah menitipkan kamu padaku. Jadi kalau sampai Justin menyakitimu itu adalah kewajibanku." Aku menatapnya iba.

Ella tersenyum dan suara isak tangisnya sudah tidak terdengar lagi. "Mom benar. Aku akan mencoba se-maksimal mungkin untuk menjadi istri yang baik untuk Justin. Justin adalah suamiku, dan tidak ada yang bisa merebutnya dariku."

**

Ella's POV

-

Mom menatapku dengan iba. "Olivia menginginkanmu untuk bahagia, sayang. Dia sudah menitipkan kamu padaku. Jadi kalau sampai Justin menyakitimu itu adalah kewajibanku."

Aku hanya bisa tersenyum dan mencoba untuk tegar. "Mom benar. Aku akan mencoba se-maksimal mungkin untuk menjadi istri yang baik untuk Justin. Justin adalah suamiku, dan tidak ada yang bisa merebutnya dariku."

Aku tidak akan menyerah begitu saja, akan kurebut Justin dari tangan Selena. itu harus! Semoga aku beruntung.

-------------------------

Hello teman-teman yang udah baca cerita aku. terimakasih ya! Kritik atau saran dari kalian aku tunggu, comment aja dicerita aku. Jangan jadi silent readers ya, guys!

xoxo

udy.

Stealing My Baby [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang