Olivia POV
Aku bangun pagi hari ini,entah mengapa aku begitu semangat sehingga bisa bangun pagi,biasanya kalau libur aku suka bangun siang. Padahal semalam aku tidak bisa tidur. Saat masuk rumah aku ditanyai yang aneh aneh oleh Dad karena pulang malam dan aku malah digoda habis habisan oleh Acha karena aku tidak bisa menghilangkan senyum bodoh dari wajahku ini sesaat setelah Niall mengantarkanku.
"Tumben sekali kau bangun pagi!"seru Acha saat dia menuruni tangga.
"Emang nggak boleh ya?suka suka lah. Eh sini deh aku mau nanya."aku menarik tangannya menuju taman belakang rumah.
"Nanya apaan sih?serius amat!"
"Kemarin kau dengan Zayn ngobrol apa saja?Dia mengantarkanmu pulang kan?"tanyaku penasaran.
"Iya dia nganterin kok. Dan kau tau?Aku seperti sedang wawancara! Aku yang jadi pewawancaranya dan dia jadi narasumber yang jawabannya singkat,padat dan jelas."jawab Acha sambil menggerutu tidak jelas.
Sontak aku tertawa mendengar ucapannya.
"Ya ampun kasihan sekali sahabatku ini,baru patah hati,eh malah dijutekin sama gebetan barunya."ucapku dan Acha hanya memutar bola matanya
"Please deh,Zayn bukan tipeku astaga. Salah kau yang meninggalkanku begitu saja dan malah pergi dengan si pirang itu."
"Benar bukan tipe? Habisnya kau liatin dia terus sih,dan untuk informasi namanya Niall bukan si pirang!"ucapku padanya
"Ya wajar kali orang dia itu tampan makanya aku liatin terus,tapi bukan berarti aku suka sama dia."ucapnya membela diri.
"Terserah deh,aku lelah berbicara dengan orang yang tidak mau mengaku sepertimu"ucapku sambil berjalan masuk ke dalam rumah
Tak terasa sekarang sudah jam 3 sore,itu artinya 1 jam lagi Niall akan pulang dan aku akan pergi bersamanya. Aku pun memasuki kamar mandi yang ada di kamarku dan mandi kilat. Ya karena biasanya aku bisa menghabiskan waktu 1 jam hanya untuk mandi. Setelah selesai aku bersiap siap memakai kaos dan celana pendek dan ku ikat rambutku ala pony tail.
"Hey mau pergi kemana kau?"tanya Acha yang sedang menonton TV di ruang tengah.
"Mau ketempat Niall lalu pergi dengannya"jawabku tersenyum dan aku melihat ekspresi kaget di wajah Acha.
"What?Kau mau pergi sama si pirang itu?!"ucapnya berteriak dan refleks aku langsung membekam mulutnya.
"Ih jangan teriak bisa nggak sih?! Nanti kalo kedenger sama Daddy gimana?!"ucapku kesal dan dia menurunkan tanganku dari mulutnya
"Sorry sorry,aku kan hanya kaget saja"
"Tau Daddy kan nggak suka kalau aku temenan apalagi jalan sama orang yang baru kenal."kataku
"Iya aku tau,Daddy mu itu memang seperti dari dulu. Yasudah sana pergi. Oh iya kau pakai apa pergi ke tempatnya Niall?"tanya Acha saat aku berdiri dari sofa
"Aku pergi dengan sepedaku. Sudah ya aku pergi dulu."pamitku padanya
Saat sampai di teras rumah,ada Mom dan Dad yang sedang mengobrol sambil meminum teh. Aku pun pamit pada mereka berdua. Awalnya Dad tidak memperbolehkan aku pergi bersepeda sendirian,tetapi aku bilang jika aku hanya akan berkeliling sekitar sini dan tidak akan lama. Alhasil Dad mengizinkanku. Tentu saja aku tidak bilang jika aku akan pergi dengan seorang lelaki yang baru aku kenal,bisa bisa Dad akan marah.
Menghirup udara sore hari sambil bersepeda adalah hal yang sangat kurindukan. Kalian tau lah,aku ini sangat sibuk oleh kegiatan kegiatan seperti belajar dan sejenisnya,makanya jarang jarang aku bisa seperti ini. Tak terasa aku sudah sampai di dekat perkebunan tempat Niall bekerja. Aku menunggu sekitar 10 menit dan akhirnya Niall muncul dengan sepedanya.
"Ku kira kau tidak akan datang,maaf membuatmu menunggu Olive."ujar Niall saat sampai didepanku.
"Aku pasti akan menepati janjiku Niall. Yasudah ayo kita ke kedai kopinya sekarang saja"ajakku padanya
"Baiklah ayo"jawabnya tersenyum lalu mulai mengayuh sepedanya.
Jalanan disini cukup sepi,maksudku jarang sekali ada mobil yang lewat. Jadi kami bisa bersepeda bersebelahan sambil mengobrol. Ya walaupun tadi kami sempat ditegur oleh pengendara mobil karena mengobrol saat sedang bersepeda di tengah jalan.
Akhirnya kami sampai di sebuah kedai kopi sederhana. Tempatnya cukup jauh dari rumahku. Setelah memarkirkan sepeda,kami masuk dan ke dalam dan duduk di ujung dekat jendela,jadi aku bisa melihat pemandangan di luar dari sini.
"Jadi sampai kapan kau akan berada di Mullingar?"tanya Niall yang memulai percakapan.
"Entahlah,mungkin sampai liburan musim panas berakhir."
"Ku kira kau akan menetap disini."kata Niall
"Tentu saja tidak,aku mempunyai kehidupan di London dan aku akan melanjutkan kuliahku di Oxford."jawabku tersenyum padanya
Kami pun mengobrol dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kami pun memutuskan untuk pulang. Udara di luar cukup dingin, bodohnya aku tidak membawa jaket dan aku hanya memakai kaos berlengan pendek.
"Umm Olive, lebih baik kau pakai jaketku, udaranya cukup dingin dan kau hanya memakai kaos" ucap Niall seperti dapat membaca apa yang kupikirkan.
"Oh tidak usah Ni, aku sudah biasa tidak pakai jaket"
"Tidak apa,pakai saja punyaku tidak usah sungkan" kata Niall menyodorkan jaketnya.
Aku pun akhirnya memakai jaket Niall. Dia juga menemaniku sampai kerumah karena dia khawatir jika aku bersepeda sendirian malam-malam.
"Terimakasih Niall sudah menemaniku sampai kerumah. Kalau begitu aku masuk dulu,sampai jumpa"
"Olive,bolehkah besok kita bertemu lagi?"
"Tentu saja,besok aku akan ketempatmu lagi."Ucapku tersenyum
"Baiklah selamat malam"Kata Niall sambil meninggalkan rumahku menggunakan sepedanya
Setelah menyimpan sepedaku di garasi,aku langsung masuk rumah dan bodohnya aku lupa mengembalikan jaket Niall.
HAIIIIII ADA YANG KANGEN SAMA CERITA INI?
SORRYYYY FOR LATE UPDATE:(

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Love
Fiksi PenggemarIni berawal ketika Olivia Evans berlibur bersama keluarganya ke Mullingar saat musim panas tiba. Saat pesta musim panas tiba Olive tak sengaja bertemu dengan Niall Horan yang memang penduduk asli Mullingar. Sejak saat itu mereka berteman dekat dan...