Sepatu Kaca Cinderella
Suatu hari di sebuah negeri sedang merayakan pesta rakyat. Pesta itu berlangsung selama 10 hari. Hal tersebut dikarenakan putri raja Ramon yang bernama Cinderella sedang berulang tahun yang kesepuluh. Di negeri tersebut mempercayai suatu tradisi, yaitu ketika seorang anak berumur 10 tahun harus diadakan pesta besar agar ketika dewasa nanti ia juga menjadi orang besar.
Raja dan ratu sedang duduk di balkon utama mengamati rakyatnya yang menikmati suasana pesta di halaman kerajaan. Keduanya tersenyum bahagia dan berharap Cinderella akan menjadi ratu yang baik, adil, bijaksana dan penyayang terhadap rakyatnya.
"Mom, Dad, bolehkah aku turun ke bawah? Bukankah ini pestaku? Aku ingin bermain dengan anak-anak kecil di bawah sana." Ujar Cinderella dengan wajah memelas. Matanya melirik ke halaman dimana banyak anak yang bermain-main.
Ratu menarik tangan Cinderella supaya mendekat lalu memegang pipinya, "Turunlah! Kau harus mengenal rakyatmu."
"Mintalah pada Gilbert untuk mengawalmu!" Kata raja Ramon.
Cinderella mengangguk dengan semangat lalu berlari sambil berteriak, "Paman Gilbert, Daddy memintamu untuk mengawalku datang ke pesta."
***
"Reo, jangan jauh-jauh! Aku tidak akan membelamu jika Daddy marah karena kau menghilang." Tegur seorang Mommy pada putranya.
"Jangan khawatir, Mommy! Aku akan segera kembali."
Sebelum sang Mommy membalas ucapannya, Reo sudah berlari menjauh. Dia ingin menikmati pesta tanpa orangtuanya dan bermain dengan teman sebayanya. Dia merasa malu jika di usianya yang menginjak 12 tahun masih harus ditemani orangtuanya. Terasa sangat tidak gentlemen.
"Paman jangan khawatir! Aku akan baik-baik saja."
Reo berhenti dari berlari untuk melihat keributan kecil di tengah pesta. Ia melihat seorang perempuan kecil yang cantik dengan mahkota di kepalanya sedang cemberut dan mendebat pengawalnya yang melarangnya bermain engrang. Anak-anak kecil lainnya hanya melihat tanpa berani berbuat apa pun.
"Aku akan melapor pada Daddy jika paman tidak mengizinkanku bermain."
Pria kecil yang penasaran itu mendekat, "Hei, paman! Jangan memarahi anak kecil." Tegur Reo. Semua yang ada di sana menoleh padanya, termasuk Cinderella dan Gilbert.
"Siapa kau?" Tanya Gilbert.
"Namaku Reo. Dan aku ingin mengajak Putri Cinderella bermain."
Sebelum Gilbet membalas ucapan Reo, Cinderella sudah berlari menuju pria kecil itu dan menariknya pergi. "Reo, ayo temani aku bermain."
***
Setelah Cinderella dan Reo berdebat dengan Gilbert, akhirnya pengawal kerajaan itu menyerah dan membiarkan mereka bermain.
"Reo, dimana rumahmu?"
"Di desa Orize."
"Wow, itu dimana?"
"Di.... jauuh sekali hehehe."
Kedua anak itu tertawa, sedangkan Gilbert memutar bola matanya dengan bosan. Pengawal itu merasa heran pada putri rajanya, bagaimana bisa dia bisa akrab secepat itu dengan orang lain. Padahal jika dilihat dari tampilannya, pria kecil itu seperti rakyat jelata yang sangat miskin.
"Putri Cinderella, ini sudah sore. Sebentar lagi makan malam akan dimulai." Kata Gilbert.
"Yaaah..." Desah Cinderella kecewa waktunya bermain akan berakhir.
"Kembalilah! Raja akan mencarimu jika kau tak segera kembali." Kata Reo.
"Mari, Putri." Ajak Gilbert.