Three

59 5 0
                                    

Irene Middleton terjaga dari tidurnya, saat Dia mendengar langkah beberapa orang memenuhi ruang tidurnya.

Dia memicing kan mata nya dan menatap samar seseorang yang sedang berbicara dengan Dylan. Orang orang itu tidak lagi mementingkan dinding privasi.

"hahh terkadang aku ingin jadi Istri seorang yang bukan siapa siapa aku lelah Dengan segala kehidupan semu dari seorang politikus "desah Irene memasang earphone di kedua telinga nya dan mendekap erat guling.

Beberapa jam kemudian Dia membuka matanya dan menemukan suaminya Dylan sedang berdiri di ujung perapian dengan kedua tangan berada dalam Saku celana nya. Beberapa pejabat tinggi dari badan pertahanan negara juga terlihat disana, dari raut wajah mereka Irene bisa menyimpul kan kalau sedang ada masalah serius yang mereka bahas. Ingin rasa nya Dia berteriak pada dunia kalau Dylan bukan hanya milik negara tapi milik nya juga.. Dia butuh Dylan untuk beberapa saat saja apakah itu terlalu sulit? Jerit hati Irene,mata nya tampak berkaca kaca.

***

Dylan membuka pintu kamar hotel nya Dia menuju balkon mencari udara segar. Beberapa pelayan membungkuk kan tubuh mereka dengan hormat ketika Dylan melewati beberapa orang dengan pakaian biasa, orang orang dari bagian pengamanan khusus presiden sedang mengawal Dylan dengan penyamaran agar tidak terlalu menarik perhatian orang orang sekitar.

"ada beberapa tamu negara yang akan berkunjung besok lusa tuan, ini pembahasan penting tentang rumor senjata nuklir yang di selundup kan oleh sekelompok orang di prancis, apa kah tuan akan mengatur ulang schedule nya atau sesuai agenda besok lusa pukul 13:00." Begitu mendengar ucapan dari salah satu pengawal nya , Dylan menatap jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan menarik nafas dengan berat.

"Ku rasa itu sudah tugas ku sebagai presiden tidak usah di rubah lagi schedule pertemuan" gumam Dylan dengan nafas berat.

Irene bangun dari tidur nya rasa penasaran menggelitik kepala nya, hal yang sangat dia takuti merusak masa liburan nya terjadi, dan liburan mereka selalu berakhir seperti ini.

Dylan sedang Memikirkan cara memberi tau Irene kalau liburan mereka harus di percepat, dia tau pembicaraan apa yang akan dia lalui dengan istrinya, pembicaraan ini bukanlah pembicaraan ringan dimana istrinya akan kembali meledak ledak dengan segala kemarahan nya karena lagi lagi liburan mereka berahir dengan buruk.

Dia membalik kan tubuh nya saat mendengar langkah seseorang dan menemukan wanita berambut hitam , dengan kelopak mata berwarna biru itu tengah menatapnya dengan tenang.seakan Dia bisa menduga kalau liburan mereka memang akan selalu berakhir seperti sebelum sebelum nya.

Irene wanita yang sangat sempurna siapa pun akan mengakui hal itu, bahkan saat Dia baru terbangun dari tidur nya sekali pun. .
"Aku bisa menjelaskannya." Dylan memulai kata-katanya dengan fondasi yang lemah, dia tahu seberapa pintar istrinya untuk menemukan satu tiitk kelemahan dalam ceritanya. Irene sudah bisa menebak kalimat apa yang akan meluncur dari bibir suami nya .

Ini bukanlah hal yang baru dalam pernikahan mereka..beberapa kali liburan mereka yang berakhir buruk karena tuntutan pekerjaan nya sebagai orang nomer satu di prancis itu. Terkadang Dia kasian terhadap Irene pernikahan mereka terjalin karena kepentingan politik yang disetujui oleh ayah Dylan yang saat itu menjabat sebagai Perdana menteri yang sangat membutuhkan sokongan Dana untuk kampanye nya. Dan di amini oleh Jhon Middleton sebagai pengusaha besar yang selalu menenangkan tender tender penting terbesar di prancis . Mereka bahkan awal nya tidak mencintai satu sama lain.sampai ahir nya Irene berhasil meruntuh kan pertahanan Dylan, pria itu sempat memberi kan hati nya dan memuja wanita anggun itu tapi semua banyak Berjalan Hanya beberapa tahun saja.

Irene berjalan ke arah Dylan , aroma parfum Davidoff kesukaan nya menusuk penciuman nya, satu tanganya membenarkan letak sweater yang di kena kan Dylan , mata nya tak lepas dari wajah Tampan suaminya.

Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang