Four

102 8 0
                                    

Irene Middleton terjaga dari tidur nya saat matahari dengan Sinar nya yang hangat mencoba menerobos tirai putih yang menutupi jendela kamar nya.

Perlahan Dia membuka matanya,setelah beberapa saat menggeliat kan tubuh ramping nya Dia beranjak dari kasur dan menuju ruangan khusus presiden. Saat memasuki ruangan khusus Dylan Dia melihat beberapa pejabat tinggi dari badan pertahanan nasional berada disana.
"sepagi ini?? Desah Irene dengan wajah sedikit di tekuk.

“pagi Mrs Irene, maaf kami harus mengganggu kenyamanan tidur Anda ” Suara menteri pertahanan menyapa hormat ke arah Irene.

Dahi Irene mengkerut melihat beberapa pejabat penting negara yang sedang berdiri di hadapan Dylan,namun otak nya langsung berkerja ada  sesuatu yang buruk telah terjadi pikir nya.

Menteri Pertahanan masih menatapnya dengan dalam, tidak jauh darinya dia bisa melihat tetesan darah dari  bahu suami nya Dylan.

“Apa yang terjadi? Apa yang mereka lakukan?” begitu banyak pertanyaan yang berputar di dalam kepalanya."Mungkin kah penyelundupan senjata oleh sekelompok terroris itu benar??

“ada yang berusaha melakukan percobaan pembunuhan terhadap presiden Mrs. Irene "menteri pertahanan seakan tau berjuta pertanyaan yang memenuhi kepala Irene.

" sudah lah bukan hal yang harus terlalu di khawatir kan,belati nya hanya menggores bahu ku dan ku harap berita ini Hanya terdengar di kalangan istana, aku tak ingin Rakyat prancis tau tentang peristiwa ini"ucap Dylan yang masih di Rawat oleh dokter pribadi nya.

Dan selanjutnya kegiatan dan kesibukan di istana berjalan seperti biasanya, seakan tidak terjadi apa apa.

Namun sesuai intruksi Dylan pengamanan di perketat.

***

Dylan sudah tidak bertemu dengan Bianca hampir lima tahun lamanya. Dia tidak  mendengar kabar gadis itu semenjak kepergian nya ke Prancis.

Bertahun tahun bersama Bianca benar-benar di rasa kan berbeda oleh Dylan .Dia merasa ada semangat Menjalani kehidupan nya hanya dengan melihat gadis yang memiliki senyuman sederhana, yang bahkan hampir jarang sekali ditunjukan oleh Bianca.

Dylan sangat tahu bagaimana Bianca tumbuh,  berubah menjadi remaja yang cuek dan  memiliki kepribadian yang sedikit menyebalkan.

Bianca hanya hidup berdua dengan Ayah nya, Ibu nya meninggal saat melahir kan Bianca.keluarga Bianca sangat dekat dengan Dylan mereka tumbuh bersamaan sampai benih benih cinta bersemai di antara kedua nya namun lahir lagi takdir merenggut cinta mereka.

"takdir atau kah ambisi " ucap Dylan dalam hati sambil menarik nafas panjang.

Pertemuan mereka di liburan kemarin seakan membuat Dylan merasa kan lagi ke bersamaan mereka yang susah payah Dylan lupa kan.

Tidak ada yang tau seberapa besar Dia menyimpan semua memory tentang mereka di sudut hati nya.

Ada yang sangat tau seberapa besar Dylan mencintai Bianca atau pun sebalik nya Dia adalah Agatha inang pengasuh Bianca yang juga sangat dekat dengan Dylan.

Dan hatinya seperti diremas saat dia melihat Bianca begitu bahagia bersama Coty.

"harus nya Dia tertawa dan bahagia bersama ku bukan dengan Coty "bisik hati Dylan

Pukul 11 pagi Dylan memarkir mobilnya di sebuah pekarangan kecil,seakan tidak ada penghuni nya. Rumah itu bukan sebuah rumah yang mewah hanya rumah sederhana dengan pekarangan yang cukup luas, dinding-dinding dari batu Alam, dengan beberapa pepohonan di sekitar nya. Pot-pot di tata rapi di teras-teras, batu berwarna putih pudar di susun menjadi jalan setapak menuju pintu utama, bangku-tua berwarna coklat kayu berdiri kokoh di samping sebuah ayunan, bunga melati menghiasi tiap sudut Taman.semua masih tampak sama hanya saja warna nya yang Kian memudar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang