part. 5

45 3 0
                                    

Tak kurang dari sepuluh menit Aku dan Darent sampai di taman kecil. Dan ya, Darent mengajak ku ke taman ini. Aku tidak tau untuk apa Darent membawa ku taman kecil ini.

Aku langsung turun dari motor nya. Begitu pun dengan nya. Aku yang kesusahan membuka helm nya tiba-tiba Darent membantuku.

"dasar buka ini saja tidak bisa " kata Darent sambil membuka helm ku.

"aku tidak peduli" kataku. 

Dan setelah itu aku dan Darent pergi ketaman kecil ini.

"tunggu sebentar" kata Darent dan ia pun langsung pergi entah kemana.

Kucari tempat duduk dekat sini. Dan aku melihat bangku disebelah kiri. Bangku itu dekat dengan tanaman dan air mancur kecil disana. Aku berjalan kearah bangku itu dan duduk.

Tiba-tiba Darent datang tak lama kemudian. Ia membawa minuman yang rasa jeruk. Dingin.

"ini buat kamu" kata Darent sambil memeberikan minuman rasa jeruk itu.

"terimakasih" kataku. Tetapi aku tidak meminumnya. Aku ambil dan aku genggam. Darent hanya mengangguk. Dan ia pun langsung duduk disebaelah ku.

"kenapa bawa aku kesini? " kataku sambil melihat wajahnya.

"aku hanya kasihan melihat mu terus di bully oleh Vanesha"

"aku tidak peduli. Aku sudah biasa seperti itu. Tidak aneh lagi"

"aku tau"

Tiba-tiba ada nenek yang berpenampilan aneh menghampiri kami. Wajahnya terlihat memelas. Aku kira dia pengemis yang kehausan. Dan aku kasih air minum ku. Dia mengenakan rok dengan panjang nya dibawah lutut. Dan rok nya pun dipenuhi oleh tambalan-tambalan kain yang berbeda warnanya. Atasannya baju panjang dengan ditutupi syal dilehernya. Dan memakai kalung berwarna hitam. Anting yang lumayan besar yang hampir sama warnanya denga kalung. Dan dengan tongkat ditangannya

Setelah aku kasih air minum. Ia meneguk habis air nya. Kulihat Darent, ia hanya memperhatikan nenek-nenek itu. Lalu nenek-nenek mengambil tempat duduk diantara Aku dan Darent.

Lalu ia mengucapkan terimakasih dengan suaranya yang serak. Lalu tangan kirinya nenek-nenek itu menenteng bola kaca bening. Saat aku dan Darent memperhatikan bola kaca itu bergetar dan warna bening nya berubah menjadi warna merah tua.

Seumur hidup ku aku tidak pernah melihat bola yang bergetar secara tiba-tiba.

"kalian ingin meramal krisral ku? " nenek-nenek itu bertanya sambil terkekeh.

"nenek bisa meramal? " tanga Darent sambil melirik ku.

Ujung bibir nenek itu terangkat. Ia terlihat seperti ingin tersenyum walaupun terlihat lebih mirip ke seringai. Bola matanya membulat. Dan terlihat bola mata yang berwarna hijau tua. Nenek itu lalu menatap aku dan Darent secara bergantian.

Kemudian nenek itu terkekeh lagi, sekarang dengan lantang. Lalu tangan kirinya mengangkat bola bening itu.

Aku dan Darent memperhatikan bola bening itu yang berubah dari warna merah lalu menjadi warna merah berkabut.

"kamu!!!" nenek itu menunjuk aku dengan telunjuk keriputnya. Matanya yang berwarna hijau melebar dan mengerikan. Aku nerasa seperti sedang di pidana karena telah membunuh orang.

"oh tidak!!!! Terputus!! " nenek itu tiba-tiba terpekik.

Aku dan Darent terkejut. Aku dan Darent hanya bisa menatap satu sama lain.

"tidak. Tidak mungkin kau dilahirkan untuk hidup sendiri selamanya. Kau ditakdirkan untuk menjadi perawan tua"




Thank you for reading my story guys.
I will you like my story.. Hahaha
If you want to gives me the suggestion I'll take it happy.

Don't forget to give comments and vote.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FULL DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang