6

220 25 2
                                    

"Claire," panggil Rey dari luar kamar Claire, dan Claire tetap mengabaikannya.

Seolah tidak menyadari eksistensi sang iblis, Claire tidak berkutik dari tempatnya, matanya tertuju pada layar monitor di hadapannya dan jari-jari seolah menari diatas papan keyboard. Sudah dua minggu kegiatan Claire seperti ini, setiap pulang sekolah ia akan langsung melesat ke kamarnya dan menguncinya, bahkan jika keluar kamarnya ia hanya akan sebentar dan itu masih tetap mengabaikan Rey.

Bahkan di sekolah pun Claire benar-benar mengabaikannya, terkadang Rey mengobrol dengan Pratierra dan Claire sama sekali tidak pernah sedikitpun larut dalam obrolan mereka.

Menggunakan headphone dengan volume yang sangat keras dan matanya hanya tertuju pada layar monitor dihadapan nya yang menampilkan berbagai kalimat. Claire sama sekali tidak peduli dengan puluhan kali--tidak ratusan kali gedoran dan panggilan diluar kamarnya. Hingga akhirnya Rey menyerah dan tidak memanggil Claire lagi.

●     ●     ●

Setelah selesai Claire langsung men-print out tulisan yang ia buat. Sambil menunggu, Claire melepaskan headphonenya dan menghela nafas. Claire melirik jam di sebelahnya yang menunjukkan pukul 02.00 pm. Hari ini hari Minggu dan Claire harus menemui editornya pada pukul 03.00 pm. Untung dia bisa menyelesaikan naskahnya tepat waktu.

Segera ia melesat menuju kamar mandi dan bersiap.

Selesainya ia mandi lalu berpakaian langsung ia membereskan naskah novelnya memasukannya pada tasnya dan segera bersiap.

Perlahan ia membuka kunci kamarnya dan keluar kamarnya. Seolah menyadari seseorang turun dari tangga Rey yang tadinya sedang duduk di sofa langsung berdiri menghampiri Claire.

"Kau mau kemana?" tanya Rey, berjalan di sisi Claire yang berjalan tergesa.

Claire hanya melirikan matanya melihat Rey, dan sama sekali tidak menjawab pertanyaan Rey.

Segera Claire menggunakan sepatunya, ia pun langsung menggapai kenop pintu dan membukanya, sebelum ia menutup pintunya Claire sedikit melirik Rey.

"Jagalah rumahku sebentar," ucap Claire, ia langsung menutup pintunya dan pergi.
Meski Claire mengabaikan Rey, tapi jika berhubungan dengan rumahnya ia akan sedikit berbicara.

Rey hanya memiringkan kepalanya melihat kepergian Claire, ia pun langsung menuju ke sofa dan merebahkan dirinya. Rey menutup matanya dan menghela napas gusar.

"Bisakah kau menerima keberadaanku?" ucapnya, entah pada siapa ia berbicara, tapi itu pertanda bahwa dirinya juga lelah bila terus diabaikan.

●     ●     ●

Claire pun sampai pada sebuah mall, segera ia menuju lantai dua untuk ke sebuah tempat bernama white room cafe, tempat dimana ia akan bertemu editornya.

Claire langsung duduk di kursi kosong disana, melirik jam yang masih menunjukkan pukul 02.50. Ia tiba sedikit lebih cepat dari jam yang ditentukan.

Sedikit meneliti seluruh ruangan disini, dan sesuai dengan namanya cafe ini yang sangat didominasi oleh warna putih yang menenangkan. Melihat sekitar hanya ada sepasang remaja yang sedang mengobrol, dan seorang ibu dan anaknya yang sedang bermain ponsel karena mereka terlihat sangat seru dan menikmatinya. Claire hanya tersenyum melihat ibu dan anak tersebut, mengingatkannya pada kilasan memori kecil ketika ia sedang dengan ibunya.

Setelah itu, Claire mengeluarkan naskahnya dan mengeceknya kembali sebelum editornya datang.

Tiba-tiba lantunan musik klasik terdengar dari ponsel Claire, segera Claire melihat siapa gerangan yang meneleponnya, ternyata itu dari editornya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely SinnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang