01. Pertemuan

342 16 3
                                    

Hello semuanyaa! Kenalin aku author baru di wattpad Ini karya pertama aku yang udah berhasil aku publishh, yeayy😂. Jadi, aku minta maaf kalau kata2nya banyak typo dan eyd-nya gabenerr, hope u like itt🌚

Happy reading, guys

❤️❤️❤️
Author's PoV

Gadis berkuncir kuda itu mendengus sebal sembari terus memperhatikan ke arah jam tangan Swatch merahnya yang menunjukkan pukul 12.15.
Andini, sampe lo ga nongol sampe 12.25, tamat riwayat lo, batinnya.
Dengan langkah gontai, ia berjalan dengan ekspresi cemberut ke antrean bioskop yang dapat didefinisikan lebih dari panjang dan dapat dipastikan pula banyaknya manusia yang sudah mengantre sedari tadi, kenapa gue ga daritadi aja sih ngantrenya, sial, rutuk Shabrina, lagi.

Lebih dari setengah jam Shabrina mengantre dan Andini tak kunjung datang. Padahal, mereka sudah mengatur planning ini dengan sangat manis untuk merayakan hari terakhir libur panjang sehabis UN. Shabrina menahan emosinya karena sedari tadi ia mengantre, selalu saja ada orang yang menyerobot antreannya, dan sekarang, cowok yang tingginya berbeda agak jauh dengannya, menyerobot antrean Shabrina, lagi. Siap-siap aja lo denger suara lengkingan gue ya, nyet.

"HEH GUE DULUAN NIH YANG NGANTRE, GAPERNAH DIAJARIN NGANTRE YA SAMA ORANGTUA LO!?" Pekik Shabrina yang emosinya sudah tak tertahan, seketika saja cowok didepannya menoleh kebelakang, " Apaan sih mungil, gua gak ngeliat ada elo berdiri di sini, makanya jangan mungil" seloroh cowok itu dengan tampang juteknya. Eh buset, ganteng banget mirip laki gue, Shawn Mendes sayang, eh, dia ngatain gue apa? Mungil!?, tanyanya dalam hati.

"EMANG DASAR MANUSIA KURANG AJAR SIA, AING TEH UDAH NUNGGU DARI LAMA, SIA TEH SEENAK UDEL AJA NYEROBOT ANTREAN AING PAKE NGATAIN AING MUNGIL, HIIH GA ADA MALU YA!" Shabrina mengoceh tak jelas dan membuat sang cowok melengos tak perduli dan langkah kakinya untuk menyerobot antrean, orang-orang memperhatikan Shabrina dengan tatapan aneh, Shabrina mengedarkan pandangannya, dan seketika saja orang-orang itu mengalihkan tatapannya.

10 menit kemudian, Andini datang dan menepuk bahu Shabrina yang sedang membeli tiket, "Hai sayangku, lama yah nungguin aku? Uh kamu setia deh, sayang aku sama kamu" sewot Andini panjang lebar dengan senyum sumringahnya, 2 detik kemudian, senyumnya luntur karena tatapan mata tajam Shabrina,

"lo kemana aja? Gatau ya gue diserobot mulu sama orang? Udah keburu busuk gue disini nungguin elo!"

"Iya sayangku, maafkan aku ya sayang, nanti gue beliin Double Choco Greentea deh" bujuk Andini dengan anggukan semangat dari Shabrina. Mereka pun masuk dalam theater 5 dan menonton film yang membuat keduanya berurai air mata, maklum, jomblo dari lahir, jadi baperan.

❤️❤️❤️
Film hampir selesai dan Shabrina sudah mulai bosan, ia mengedarkan pandangannya ke atas, bawah, kanan, dan kiri tempat duduknya, dan

GOTCHAA!

Ia melihat laki-laki yang tadi menerobos antreannya. Duduk berkisar 3 kursi dari kanannya, sedang menikmati film dengan perempuan berambut sebahu. Dengan otaknya yang kurang setetes, dia mendapatkan ide untuk melempar beberapa popcorn ke arah mereka sampai yang dilempari merasa terganggu.

1popcorn...
2popcorn...
3popcorn...
4popcorn...

Sang cowok yang merasa diganggu, berusaha mencari sumber pelempar popcorn, dan pandangannya beradu dengan Shabrina, seketika saja cowok tsb mengeluarkan tatapan yang diartikan sebagai 'maksud lo apaan sih', Shabrina tak menggubris dan hanya membuang nafas berat dan mengalihkan pandangannya.

"Ndin, cabut yok, laper..." Ucapnya pada Andini, tentunya setelah film usai dan dengan tujuan menghindari cowok rese tadi.
"Iya, sabar ngapa, sumpah ih sedih banget, Willnya kenapa mati si? Louisanya kasian..." Jawab Andini sambil menyeka hidungnya.

"Bodo amat" acuh Shabrina, 2 Kata yang singkat, padat, dan tidak jelas artinya.
"Untung temen, kalo bukan, gue terjang lo"

❤️❤️❤️

"Silakan dik, mau pesan apa?" Tanya waiter, sesampainya Shabrina dan Andini di kedai kopi tersebut.
" Double Choco Greentea satu mas. Din, elo Croissant kan?" Tanya Shabrina yang dijawab anggukan oleh Andini seraya memberi uang untuk dibayarkan.

Ia memilih tempat di pinggir kaca transparan yang menghadap ke arah kota dan bangku kanan kirinya masih kosong. Andini pergi ke toko buku karena Adisa, kakanya, menitip beberapa novel Tere Liye. Karena tak ada teman ngobrol, Shabrina meraih handphonenya dan memutuskan membaca Wattpad.

"Yaudah, kalau mau mesen tunggu aku ya, aku mau ke atm sama ke toilet bentar"ucap seorang perempuan disampingnya.
KRIEETTTT
bunyi suara kursi ditarik sukses mengambil perhatian Shabrina.

"APAAN SIH KOK ELO LAGI!?" teriak Shabrina dengan suara melebihi toa masjid yang membuat beberapa pengunjung menatapnya heran, "sibuk banget sih lo mungil, napa? Gak suka?" Tanya cowok itu, "gak!" Jawabnya ketus dan sekenanya.

"Dek ini pesanannya, Croissant dan Double Choco Greentea, adalagi?" Tanya waiter tersebut.
"Mmm mas, cheesecake satu, mooncake satu, dan cinnamoncake satu" jawab Shabrina bersemangat.

Shabrina memutuskan untuk kembali fokus ke handphonenya, namun cowok tsb melontarkan kalimat yang membuat Shabrina marah.

"Makan sih banyak, kok badannya mungil? Kwashiorkor?" Ejek cowok tsb.

"Maksud lo apaan sih?" Shabrina mulai kesal.

"Lo umur berapa? Kelas 1 SMP? Nyolot banget sama gua" tanya cowok tsb seraya menegakkan badannya, tanda menantang.

"Heh sorry ya, gue udah masuk SMA, SMA Tunas Bangsa, emangnya elo, SMA pinggiran? HAHAHAHA" shabrina tertawa untuk mengakhiri ejekannya.

"Ohh, SMA Tunas Bangsa? Besok siap-siap liat gua ya".

"Emang besok bakal ketemu lagi?! Sampe kambing ngelahirin bebek juga, gue gasudi ketemu lagi sama elo".

"but unluckily, besok gua nge-MOS anak baru Tunas Bangsa, dek" cowok tsb menekankan kata MOS dan panggilan dek ke arahnya.

"Ah becanda kan?" Shabrina menggigit bibir bawahnya, tanda gugup.

"Sayangnya, gua bukan orang yang suka bercanda" sahut cowok itu dengan tekanan di setiap kata yang ia ucapkan.

"Ngomong-ngomong, gua belom tau nama lo. Nama gua Shafwan Putra Dirgantara, ketua osis SMA Tunas Bangsa, ya supaya besok lo gampang kalo mau nyari gua dan lanjutin marah-marahnya" Shafwan terkikik geli melihat cewek di depannya yang sedari tadi mematung.

"Ng-nggg nama gue Shabrina Queenzela Zarlena, sorry kak, gue gatau" Bertepatan dengan itu, makanannya datang, ia makan dengan cepat dan menunduk, untuk menutupi wajahnya yang merah padam.

"Kak" panggil Shabrina pelan, ragu untuk memanggil.

"Lo manggil gua?" Shafwan mengernyit, menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Gue duluan ya kak, by the way, maaf ya kak soal yg tadi" yang diajak bicara hanya mengangguk, dan Shabrina pergi menyusul Andini.

'Gada yang bilang gua maafin lo, Shabrina Queenzela Zarlena'

❤️❤️❤️

Sekian untuk part one dari Pastxewl!!! Semoga suka dengan karyaku😁😁😁. Jangan lupa voment dan likenyaa💙. Kritik dan saran juga sangat kuharapkan supaya wattpad ini bisa lebih baikk
See u laterr💖

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VerschillendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang