"(Name)-Senpai!!"
Teriak salah seorang penggemarnya saat ia baru saja melepas busur kayu ditangannya. Seperti biasa peluh mengalir di pelipisnya dengan senyum manis menggoda dibibirnya membuat para pria berdecak kagum melihatnya.
"Bulls Eye lagi (Name), Nice Job!" Ucap salah seorang seniornya dalam memanah sembari menawarkan air mineral dingin kepadanya.
Ya, (Name) mengikuti ekstra memanah di Reinten. Sekolah elit dengan segudang prestasi memanah salah satunya.
"Mou~, Senpai bisa saja" Ucapnya tertawa kecil. Setelah meneguk sedikit air dingin yang mengalir dengan mudah di tenggorokannya ia kembali melirik kearah fans clubnya yang masih asik meneriakkan namanya.
Tak perduli perempuan atau laki-laki, bagaimana tidak? Meski (Name) seorang gadis entah kenapa ia memiliki wajah manis sekaligus tampan. Apa sebutannya Bishounen bukan Bijin.
Melihat hal itu (Name) menawarkan senyumnya membuat beberapa dari mereka berteriak histeris karnanya.
"Jujur (Name), jika bukan karna bentuk tubuhmu dan rok yang kau kenakan. Aku sudah jatuh cinta padamu gadis tampan"
Salah seorang seniornya menyikut lembut dirinya. Menaggapi hal itu (Name) hanya tertawa kecil, entah itu pujian atau apa namun ia akan menerimanya sebagai pujian.
"Aku setuju dengan Anna-senpai, entah kenapa aku kasihan dengan pria disekolah ini" (Name) kembali tertawa kecil mendengar hal ini. Memang judul gadis tampan sekaligus manis tak dapat dicopot dari gelarnya.
Meski sudah jelas dalam absensi ia berjenis kelamin perempuan namun masih saja ada yang mengaggap ia laki-laki. Bahkan beberapa gadis memanggilnya dengan horonifik -kun. Semua karna wajahnya yang kelewat tampan jika dibandingkan pria pada umumnya.
Meski demikian masih saja ada jejak ia sebagai perempuan, membuat para pria tertarik juga padanya meski sebenarnya ialah musuh para pria berwajah biasa.
"Permintaan jadi manager club meningkat drastis, mulai dari pria sampai wanita lho (Name)-kun" Beberapa kertas yang sudah disaring kembali dihamburkan membuat kapten tim tersebut menghela nafas panjang.
"Mou~ aku baru saja merapikannya..." Gumamnya pelan melihat kertas yang dengan perlahan jatuh sambil menahan angin.
"Ritsu-senpai marah~ seram~" Mengundang gelak tawa para gadis didalam ruang ganti klub memanah. (Name) hanya melihat para Senpai dan teman satu klubnya tertawa dengan lepasnya sementara ia sibuk mengancingkan kancing yang rasanya sulit dikatupkan.
"(Name)-chan mengenakan yukata mempesona~ tapi (Name)-chan mengenakan seragam membuatku iri~ aku ingin pinggul seramping itu~" Ritsu dengan cepat memeluk pinggul kecil (Name) disambut beberapa pelukan tambahan dari beberapa gadis lain yang katanya ingin mengukur tubuhnya.
"Yamette.... Kyaa!! Senpai.... Mou!! Aku ini penggeli..... Senpai!!" (Name) asik berganti dari tertawa sampai panik mengeluarkan air mata. Meminta tolong kesana kemari namun hanya mendapat tawa gurauan disekitarnya. "Hidoi!!" Teriaknya berusaha mencari nafasnya yang hilang karna jari yang baru selesai menjelajahi tubuhnya dengan cara menggelitik dan sebagainya.
Busurnya disandarkan pada tempatnya. Tentu saja busur itu tak boleh dibawa pulang, bisa bahaya jika seorang gadis pulang membawa busur panah dibelakangnya meski tak memiliki anak panah. Bisa-bisa ia dikira yakuza yang tengah berkeliling atau klub berandal yang meresahkan warga.
Meski ia masih memiliki pedang kendo kayu yang dengan manis bersandar dibahunya. (Name) (Lastname) atlet kendo sekaligus pemanah peraih mendali emas berturut-turut. Ia cukup ahli dibidang olah raga meski bisa dibilang sangat buruk dalam sebuah bidang.
Seperti biasa setelah klub ia selalu menemukan surat dilokernya. Membuatnya menghela nafas kecil dan segera menuju atap tempat pertemuan sang penulis surat.
"(Last Name)-san, mungkin ini pertama kalinya kita berhadapan langsung.... tapi aku menyukaimu!" Ucap salah pria dihadapannya. (Name) melihatnya perlahan mulai dari kaki hingga wajah, memang benar ini pertama kalinya mereka bertemu langsung tapi ia yakin benar pernah melihat wajah itu dalam fans klubnya.
"Gomenasai, aku belum tertarik pada hubungan yang seperti itu" Menggaruk pipinya perlahan terlihat pria tadi kecewa namun menerima jawabannya. 'Sudah selesai' Batinnya menuju arah pulang. Namun berhenti saat melihat sebuah bola basket meluncur kearahnya reflek membuatnya tanpa sengaja menendang bola tadi kearah datangnya.
"Itte...." Bagaimana tidak ia baru saja menendang sebuah bola basket dengan keras. Apa ia lupa bilang bahwa bela diri juga bidangnya? Jika ya maka ia akan katakan. "Mou! Hati-hati Kalau bermain basket!" Teriaknya pada dua pemuda yang melihatnya dengan manik melebar. Satu bersurai merah jauh lebih tinggi dari pria bersurai baby blue dengan manik biru muda bagai boneka yang ia lihat dietalase toko.
"Gomenasai" Jawab pria bersurai biru dengan nada tanpa emosi membuatnya mendengus kesal mendengarnya sedangkan pria berambut merah masih sibuk terdiam mengerutkan alis. "Kau benar-benar lemah!" Tiba tiba ia berbicara mengagetkan kedua insan dihadapannya.
"Permisi?~ tuan beralis cabang~ tapi anda baru saja bermain basket dan bola anda mengenai seseorang!," (Name) kini benar-benar kesal karna diabaikan. Setidaknya pria berambut biru sudah meminta maaf namun yang satu ini.... geez~
"Itu salahmu kenapa kau lewat" Menerima jawaban dengan pedang kendo yang mendarat telak dikepalanya sepersekian detik setelah mendengar "Ha!" Dari sang gadis. Membuat benjolan merah besar yang menyala bagai bohlam lampu sebesar tangan orang dewasa muncul diatas kepalanya.
"Permisi, bukannya aku lewat ditengah lapangan... tapi aku lewat dipinggir dan jauh dari lapangan basket! Oh~ mungkinkah kontrol bolamu sangat buruk hingga kau tak tau itu!" Dengan nafas 'huh' dari hidungnya ia berbalik dengan kesal. Meski sebenarnya ia masih merasa kakinya sedikit sakit namun setidaknya kini penyebabnya sudah merasakah hal yang sama.
"Itai!!" Teriak pria tadi membangunkan beberapa tetangga yang mulai terlelap. Matahari sudah tenggelam dan kini (Name) mulai berjalan menjauh, "Seirin" Gumamnya mengingat seragam para pria yang bermain basket sembarangan. Setidaknya pria bersurai merah gelap membuatnya kesal, apa sulitnya meminta maaf dengan sopan.
"Kuharap aku tak bertemu lagi dengan mereka" Gumamnya berjalan pulang setelah menyarungkan pedang kendo bambunya dengan baik. Pedang peninggalan kakeknya selalu ia jaga dan sayangi seperti pemain basket dan bolanya.
Tapi sayangnya ia salah~ (Name) kau akan bertemu dengan mereka terutama dalam waktu dekat.
A/N
Livi update sesuai comment okay? Livi mau lihat reaksi reader positif atau negatif... Kalau negatif terpaksa Livi hapus cerita ini, mungkin memang bukan bakat Livi kali ya hehehe.... Kalau positif Oke Livi lanjut! Memang Udah ada stok dan ide dari awal mau Buat cerita harem sih tapi awalnya pakai bahasa lain ^^ stay tune~
![](https://img.wattpad.com/cover/94845744-288-k159729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuroko No Basket X READER Archer To Your Heart
Fiksi PenggemarIa pemanah jenius dengan segudang prestasi, (Name)(Lastname)namanya gadis dengan wajah Ikemen yang manis dan menarik. "Dia melihatku dengan manik indahnya" -Kuroko Tetsuya "Dia menyebalkan tapi menarik"-Kagami Taiga "Ia salah satu keajaiban yang tak...