Veyla's

241 64 36
                                    

Aku sangat rindu padanya, teramat rindu akan senyum manis, gelak tawa, dan tingkah kekonyolannya.

Aku ingin membelai indah wajah cantiknya, mengusap lembut rambut hitam nan panjangnya serta memeluk tubuh tinggi dan putihnya.

Kupandang indahnya hamparan luas langit malam yang ditemani dengan pancaran kilauan bintang-bintang serta cahaya bulan yang temaram.

Andai engkau tahu, saat ini aku ingin sekali kau berada di sampingku dan menemaniku menatap indahnya langit malam.

Aku ingin mencium aroma tubuhmu, menghangatkanmu dalam dekapankanku, dan melihat tawamu saat bersamaku.

"I miss everything about you," gumamku.

Apakah engkau merasakan hal sama dengan yang kurasakan saat ini wahai kekasihku?

Sebegitu tegakah engkau padaku, hingga kau buat diriku tersiksa dalam kerinduan yang membuatku jenuh.

Kenapa engkau tak pernah memberiku kabar? Kenapa engkau seakan menghilang dariku?

Rindu yang tak tertahankan terus menyelimutiku, hingga aku sudah tak sanggup lagi untuk membendung kerinduanku yang sudah sangat mendalam.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengunjungi rumah kekasihku.

Perjalanan kutempuh dalam waktu 30 menit untuk mencapai rumahnya. Tak lupa aku membawakan seikat mawar putih untuk kekasihku.

Sampai di depan gerbang rumahnya, suasana sunyi dan senyap sangat jelas menonjol.

Kulangkahkan kakiku memasuki kediaman kekasihku, hanya cahaya dari sang rembulanlah yang kini menjadi peneranganku.

Tak berapa lama kemudian akhirnya aku telah sampai di kediaman kekasihku.

"Hai honey i'm coming," ucapku.

Tidak ada jawaban yang terdengar, hanya hembusan angin malamlah yang menjawabnya.

Kupegang dan kucium batu nisan yang bertuliskan 'Veyla' sebagai ungkapan rasa rinduku terhadapnya.

Meratapi akan setiap kesalahan yang pernah aku lakukan padamu . Aku masih belum bisa memaafkan diriku sendiri. Mengingat semua kejadian itu rasanya sakit sekali.

Harusnya aku tidak memaksamu untuk ikut bersamaku waktu itu. Karena kecerobohankulah kau seperti ini.

Kecelakaan sial itulah yang sudah merenggut nyawa kekasihku.

"Sayang aku membawakan bunga kesukaanmu," kataku seraya meletakkan bunga itu di atas pusara kekasihku.

Aku juga menyelipkan sebuah surat di dalam bunga itu yang isinya :

To : Veyla.

I love you

From : Ferdy.

Kuharap kau senang dengan pemberianku Veyla.

Aku akan selalu tetap mencintaimu dengan sepenuh hatiku walaupun kita sudah dipisahkan oleh dua alam yang berbeda.

-The End-

-Vybar-
My first flash fiction

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Veyla (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang