BAB 10

172 16 0
                                    

Akhirnya cuma menunggu Epilog... gimana menurut kalian ceritanya?

Maaf jika ada kesalahan dari jalan cerita ini selama ini, huhu..

terimakasih pula pada pembaca yang setia membaca dari awal sampai akhir,

Sebenarnya jujur, Jose adalah tokoh yang aku sukai. entahlah, dia terlihat menyebalkan, suka sekali bercanda, tetapi sangat bisa di andalkan. Cukup sedih juga sampai cerita ini berakhir, Jose masih sendirian (?) Sekian saja ya cuap-cuap Author, semoga kalian menikmati ceritanya..

***

(Aaron)

"Tidak? Sama sekali?" Ucapan Jose membuat Aaron membeku di tempatnya, padahal hanya beberapa patah kata sederhana, tetapi entah mengapa mampu membuat Aaron tenggelam dalam ribuan kenangannya bersama Isadora. 'Kamu mencintainya Aaron, hanya saja kamu tidak sanggup mengakuinya, egomu terlalu besar,'bisik hati kecilnya 'Kalau tidak, kenapa kamu selalu memimpikannya? Kenapa selama ini kamu selalu memantau keadaan Isadora secara diam-diam?'

"APA ISADORA KEGUGURAN?!"perkataan Jose membuat jantung Aaron segera berpacu dengan cepat, ada banyak rasa bersalah menyergap dadanya. Ada apa sebenarnya? Bagaimana bisa? Di dengarnya ucapan Jose dengan hati-hati saat menyebutkan alamat dimana Isadora berada, dan pada saat selesai, ia segera berlari dengan cepat. Ia tidak peduli lagi dengan logikanya, sebab saat ini seluruh hati dan egonya tengah memohon dengan pedih, "Semoga Isadora baik-baik saja," jika terjadi sesuatu pada Isadora, dapat dipastikan, Aaron tidak akan pernah lagi mampu memaafkan dirinya sendiri.

Aaron memacu mobil dengan sangat cepat, entah sudah berapa jam waktu dilaluinya dan begitu ia melihat tempat yang disebut oleh Jose, buru-buru ia keluar dari mobilnya dan berlari melompati pagar tanaman, membuka pintu rumah sederhana di hadapannya tanpa permisih.

Air mata yang sedari tadi ditahannya, mulai merebak dan jatuh satu persatu. Aaron tersenyum kecil nyaris tertawa sambil menangis karena terlalu lega. Kini di hadapannya, Isadora tengah tertidur lembut di sofa yang diterpa cahaya mentari esok yang lembut.

Aaron dengan hati-hati masuk ke dalam, bersedaku di hadapan Isadora sambil menggenggam tangan gadis itu dengan erat. "Isadora?" bisik Aaron lembut, Isadora membuka matanya perlahan, dan matanya kontan terbelalak begitu pandangannya mulai jelas.

"LEPAS!!! PERGIII!!!" Teriak Isadora kesetanan. Gadis itu berkelit seolah berusaha menjauhkan dirinya dari Aaron, tetapi dengan cepat Aaron menahan tubuh gadis itu agar tetap di dekatnya. Aaron layak diperlakukan seperti seorang pesikopat seperti itu, ia menyadarinya, tetapi kenapa hatinya begitu terluka? Memangnya apa yang ia harapkan? Memangnya Isadora harus bereaksi seperti apa atas semua tindakan bejat yang telah ia lakukan? Isadora masih kesetanan sampai Aaron berteriak keras-keras.

"MAAF!!" Teriakan Aaron membuat emosi Isadora perlahan mulai stabil. Gadis itu menatap Aaron masih dengan sorot mata ketakutan dan kebencian, membuat hati Aaron semakin terluka.

"Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf," bisik Aaron sangat lembut, menempelkan punggung tangan Isadora di dahinya. Entah seperti apa dirinya di mata Isadora, tetapi baginya kini, ia sudah tidak mampu lagi bertindak seolah ia baik-baik saja. Seolah ia bisa melewati waktunya tanpa menganggap Isadora ada, "Kamu boleh memukulku, menjambakku, membunuhku bila perlu, maafkan aku," bisik Aaron kembali. Kini seluruh emosinya mulai tumpah ruah, di hadapan Isadora ia menangis, sementara semua penyesalan, rasa bersalah, dan berbagai macam emosi yang selama ini di pendamnya mulai muncul satu persatu tanpa bisa di bendungnya lagi.

"Kenapa?" bisikan Isadora membuat Aaron buru-buru menatap gadis itu, tetapi Aaron tetap diam, membiarkan Isadora melanjutkan kata-katanya. "Kenapa kamu meninggalkanku saat itu? Kenapa kamu kembali saat ini kenapa?" Aaron tertegun saat melihat Isadora mulai menangis. Selama ini, Aaron selalu berharap mendapatkan kabar dari mata-matanya bahwa Isadora menangis untuknya, tetapi gadis itu tidak pernah menangis untuknya. Bahkan semalam ia mendapatkan kabar mengecewakan bahwa Isadora menangis untuk Jose, bukan untuk dirinya. Kini, saat di hadapannya Isadora menangis tersedu-sedu, di dalam hati diakuinya bahwa ia masih memiliki kesempatan. Dipeluknya Isadora erat-erat.

"Maafkan aku," bisik Aaron, "Aku berjanji akan membahagiakanmu, aku tidak akan pernah membuatmu menangis," Aaron mengecup pelan dahi Isadora.

***

Harusnya aku membenci Aaron, tetapi apa yang terjadi? Saat melihatnya menangis tersedu-sedu, semuanya terlihat seolah ia benar-benar menyesal mencampakkanku selama ini.

Harusnya aku membenci Aaron, bagaimana jika ia menipuku lagi? Bagaimana jika ia akan meninggalkanku lagi seperti dulu? Siapa yang nanti dirugikan? Jelas aku yang dirugikan, Aaron tidak. Mungkin dia hanya tertawa dan berseru "HAHAHA anak ayam tertipu lagi!"

"Bagaimana cara, agar aku percaya..." aku menatap Aaron tepat di matanya "kalau kamu tidak akan pernah meninggalkanku lagi seperti hari itu?"

Bukannya menjawab pertanyaanku, Aaron malahmerogoh seluruh kantung sakunya, kemudian ia mengeluarkan sebuah kotak cincin yang berkilau seperti kristal, ia membuka tutupnya dan menyodorkannya padaku. "Isadora, gadis yang selama ini telah kusakiti dan selalu masuk ke dalam mimpiku, maukah kamu menjadi pendamping hidupku?"

Aku tertegun menatap cincin berlian sederhana tetapi manis. Bagaimana bisa? Kapan dia menyiapkannya, "Apakah ada nama Dakota disana?" sindiriku sinis. Aaron menatapku dengan lembut dan sendu kemudian ia menyodorkannya padaku.

"Lihatlah sendiri nama yang terukir di sana," aku menyentuh cincinnya dan melirik kedalam lingkarannya. Aku melihat namaku dan nama Aaron, membuat hatiku meluluh.

"Berjanjilah bahwa kamu akan selalu membahagiakanku, tidak akan pernah mencampakkanku, dan mencintaiku setulus hati," aku mendorongkan tanganku ke arahnya. Aaron tersenyum lebar, dan mengangguk tegas.

"Tentu," jawabnya tegas. Aaron memasangkan cincin di jari manis kananku, kemudian ia mencium bibirku lembut. Sebagai tanda hubungan kami yang baru.

***

Dari kejauhan Jose menatap sepasang kekasih baru itu dengan senyum lega. ia turut bahagia, asal Isadora bahagia. "Ahh, pasti akan ada seseorang diluar sana yang menjadi jodohku nanti," bisik Jose lembut sambil menatap awan di atasnya dengan tatapan mendamba.

"Dan saat aku menemukannya, aku tidak akan pernah membiarkannya pergi, atau berpaling dariku"

***

Karena Author mau jalan-jalan selama 3 hari (kurang lebih,) jadinya Author upload sekalian wkwk...

Epilognya tungguin Author pulang ya..

The WitchWhere stories live. Discover now