IPS Killer

150 9 2
                                    

Selasa, 3 Januari 2016
8:35 p.m.


Setelah berlari menuju ke kelas, mereka terkejut melihat bolpoin tidak ada yang tergeletak dimeja. Semua tangan bergerak cepat alias gercep.

Tanpa pikir panjang, Hoda menuju kekursinya dan mengerjakan soal fotocopyan itu.

Tanpa pikir pendek, si Raflez mengganggu teman-temannya yang terlihat takut dan terburu-buru.

Dan tanpa berpikir, Reno memungut bolpen-bolpen yang terjatuh dari meja buat ngerjain soalnya. Karena dia bawa bolpen ke sekolah cuma dikantongi, gimana gak sering jatuh coba.



" Selamat datang di SMP ini bla bla bla, Welcome to bla bla bla "





Bel masuk sudah berbunyi..

Kalo seisi kelas semakin ketakutan dan merinding, begitu juga dengan si Raflez yang semakin semangat mengganggu teman-temannya.

5 menit kemudian.....



" Saatnya jam pertama dimulai, Its time to begin the first class's "

Bel pertama sudah dikumandangkan !


Si Rani ketua kelas pun tetap istiqomah tidak mau menggerakkan pantatnya sedikitpun dari kursi nya, dia lebih memilih mengerjakkan soal daripada memanggil Bu Emi di ruang guru.

Semua sibuk dan terburu-terburu...


Hoda pun tiba-tiba dari bangku pojoknya berteriak

" Ran.. Raniiii ! Bu Emi gak kamu panggil? kan sudah bel ?? "

Dengan wajah terlipat dan hati yang kusam, Rani menjawab dengan kesal

" Eh bego ! Ini hari Selasa ! Jam pertama selalu dibuat rapat mingguan guru ! Dah gak usah berisik ! "




Hoda hanya menutup mulut dan meneteskan air mata karena merasa disakiti,

itu hanya akting sih tapi...





tiba tiba.......

" Saatnya jam kedua dimulai, Its time to begin the second class's "



" AAAAAAAARRRGGGGHHHHHH ! " seisi kelas teriak bersama selayaknya paduan suara.

Bergegas mereka merapikan barang-barang yang diatas meja, dan memasukkannya ke laci. Seketika semua meja tertata rapi, tidak ada yang mengganjal sedikiiit pun.

Semua tangan yang semula bergerak dengan gesit kayak atlit, tiba-tiba langsung bersedekap didepan dada mereka.







" Tok... Tok.... Ceklekk.. ! "

Suara pintu yang dibuka terdengar mengerikan dan menakutkan.

Semua nyengir dan menutup mata, dan ternyata yang mengetuk pintu adalah...








" Heh, Bu Emi udah dipanggil? Ha? Kok pada tegang sih? " ujar Dinda si cewek polos yang dari kamar mandi.

" Dasar lu Din, gue kira Bu Emi. Heran gue sama elu, gak ilang-ilang polosnya. " balas Reno yang tengah menggigit-gigit tutup bolpen yang ditemunya.








" Tok... Tok... Tok.... Cetok ! "

Entah siapa yang mengetuk pintu keras sekali, kayak Jhon Cena mau masuk rumah aja.

" Permisi, Aku dapet pesen dari Bu Emi, katanya hari ini Bu Emi gak bisa ngajar karena anaknya ulang tahun, dia harus bantuin motong kuenya, karena anaknya gak boleh main pisau sendiri. Makasihh " ucap si Abel anak kelas sebelah yang suaranya cempreng kayak balon kelindes tronton.






" OMAIGAD OMAYNO OMAYWAW !! percuma gue ngerjain ini soal yang aneh dan rumit !" teriak si Rani sambil menyobek kertas soalnya.

" segalanya telah ku berikan... tapi kau tak pernah ada pengertian.. mungkin kita harus jalani.. cinta memang cukup sampai disini... " Reno yang tiba-tiba nyanyi gak jelas di suasana yang hening itu.





Akhirnya mereka semua langsung menggerombol digrupnya masing-masing dan mulai rutinitasnya ngegosip.






Bel sekolah berbunyi dengan merdu

" Jam pelajaran telah selesai, sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru.... "

Mereka pun membersihkan kelas bersama, eh tiba-tiba ada hal yang tidak diinginkan!

Apa yang yang terjadi.... tunggu saja besok !



Vote ya guys, tank u ! :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIGA IKATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang