Wow, luas juga kamarnya. Enak lagi. Ada jendela sama balkonnya.Itulah pikiran pertama Bella, saat memasuki kamar yang akan ditinggalinya selama 1 bulan kedepan. Kamar yang bersih dan rapi, serta nyaman. Dengan jendela besar, yang terdapat di sebelah pintu menuju balkon. Balkon tersebut mengarah ke depan rumah, sehingga ia dapat melihat siapa saja yang memasuki pintu gerbang rumah,yang cukup besar ini. Kasur besar dengan seprai berwarna ungu, yang berada di tengah kamar sudah memanggil-manggilnya saat ia baru saja membuka pintu kamar.
Di pojok kamar tersebut, terdapat tempat membaca yang sangat pas dan nyaman. Sofa kecil untuk 1 orang berwarna hijau limau, dengan meja kecil yang terdapat di samping sofa serta lampu hias tinggi dan rak buku berwarna putih, cocok untuk seorang Abella Sheryl Pradita yang sangat hobi membaca buku novel.
Bella pun menghempaskan tubuhnya ke kasur yang sedaritadi sudah memanggil-manggil namanya. Tak sampai lima menit, ia sudah ketiduran.
Tante Devi- mama Devan- yang akan merawatnya selama 1 bulan kedepan pun membangunkannya dari tidurnya untuk bersiap makan malam. Dengan segera, Bella memasuki kamar mandi dan mandi secepat kilat. Bella menuruni anak tangga dengan hati-hati.
Disana, ia sudah dapat melihat kehadiran ayah dari Devan Pradita. Bella baru melihat Om Aditya sekarang karena tadi siang Om Aditya masi berada di kantornya. Karena melihat seluruh anggota keluarga Pradita- terkecuali Kak Christa yang sedang menjalani kuliah di Singapore, sudah berkumpul di meja makan, Bella pun mempercepat langkahnya menuju meja makan.
"Anggap saja rumah sendiri ya, nak Bella"
"Iya, om"
Acara makan malam pun berjalan dengan lancar. Setelah membantu mama Devi membersihkan meja makan, Bella segera menuju ke kamarnya.
Saat menaiki tangga, tanpa sengaja ia tersandung anak tangga. Kakinya pun terkilir. Mama yang mendengar suara Bella kesakitan pun langsung menghampirinya. Devan yang sedang bermain PS di ruang keluarga, hanya melihat ia sekilas.
"Aduhh, harusnya kamu hati-hati dong, Bella. Mana yang sakit?"
"Iya, maaf Tan- eh ma. Itu di pergelangan kakinya, sakit banget"
Bella menunjuk ke arah pergelangan kaki kanannya."Devan, sini kamu" Devan yang sedang asik bermain pun menuruti perintah sang Ibunda, dengan berat hati tentunya.
"Apasih, ma?"
"Kamu bantuin Bella naik, ya. Kasian dia pasti susah jalan"
Ck, repotin aja sih ini anak.
"Hm. Gak usah, ma. Bella bisa sendiri, kok"
"Udah lah. Gak papa. Lagian itu pasti sakit banget"
Dengan dibantu Devan, Bella menaiki tangga dengan hati-hati dan sangat pelan. Tangan kanan Devan bertenggar di bahunya, untuk memastikan Bella tidak kehilangan keseimbangan. Sampai di kamar Bella, Devan membantu Bella untukd duduk di kasurnya.
"Hm, makasih ya, Dev. Maaf ngerepotin"
"Hmm"
Gila, itu cowok gak bisa ramah dikit apa. Perasaan kalo disekolah dia banyak cing cong, deh.
Tak lama, Mama datang membawa satu baskom berisi air es dan handuk yang digunakan untuk mengompres pergelangan kaki Bella, yang sudah membiru.
"Makasih ya, ma. Udah ngerawat Bella. Maaf ngerepotin"
"Gak papa, Bell. Mama udah anggap kamu sebagai anak sendiri. Soalnya kan kamu tau sendiri si Devan anaknya cuek-cuek perhatian gitu, sedangkan kakaknya lagi kuliah. Mama disini gak ada temen"
Cuek-cuek perhatian. Gimana cobak.
●●●
Haiiii
Maaf ya kalo lama update, karna harus cari mood dulu.
Maaf jgak kalo pendek dan ngebosenin.
Jangan lupa vote yaa

YOU ARE READING
A MONTH with u
Teen FictionBetapa teganya mama dan papa yang meninggalkanku selama sebulan di tempat yang... errr terkutuk ini. Bayangkan aku harus bersama dengannya selama SEBULAN. Bersama dengan dia, seorang badboy yang katanya most wanted di sekolah, padahal muka aja pas p...