BAB 3

7 1 1
                                    


"Devan, anterin Bella,ya"

"Hm" Devan pun berjalan ke mobilnya, tanpa peduli apakadh Bella sudah mengikutinya atau belum.

"Gak usah,ma. Aku bisa sendiri kok"

"Ck, udah nurut aja"

Bella pun berlari menuju mobil Devan. Dia pun duduk di bangku tengah.

"Gue bukan supir"

"Emang bukan"

"Yaudah, lu pindah ke depan"

"Gak ah, disini aja"

"Cepetan." Suara Devan yang terdengar seperti menuntut pun membuat Bella segera berpindah tempat duduk menjadi di sebelah Devan.

Hanya alunan music dari radio mobil yang menemani perjalanan mereka, sesekali terdengar suara keyboard hp diketik, yang keluar dari hp Bella.

Tiba-tiba, mobil Devan mengerem mendadak. Bella yang tidak memakai seatbelt pun marah-marah. Karena kepalanya yang terkena dashboard mobil dengan kencang.

"Kalo nyetir hati-hati dong."

"Yaelah, maap tadi ada motor tiba-tiba nyalip"

"Palak gue sakit tau sekarang"

"Ya bodo, sapa suruh kagak pake seatbelt"

"Tau ah"

Bella pun mengusap-usap dahinya yang mencium dashboard mobil Devan dengan keras. Bella sesekali meringis kesakitan karena dahinya sekarang meninggalkan lebam yang cukup besar.

Sial amat dah gue. Kemaren keseleo, sekarang kepala gue udah kayak orang india, tp warna biru.

Bella melihat Devan yang sedang mengambil barang di tempat duduk tengah. Setelah itu, ia kembali duduk dengan benar di tempat pengenudinya.

"Apaan tu"

"Udah, gak usah banyak bacot. Sini kepala lu"

Devan pun memutar kepala Bella agar ia dapat melihat dengan jelas luka yang dibuat olehnya secara tidak sengaja. Lalu, ia dengan perlahan, mengoleskan obat untuk luka lebam milik Bella.

Bella yang terkrjut dengan perlakuan Devan tersebut, tak bisa apa-apa selain hanya duduk diam dan menunggu Devan selesai mengobatinya.

"Dah, selesai"

"Ma-makasih"

"Iya"

Devan pun melanjutkan perjalanan mereka ke sekolah.

●●●
Jangan lupa di vote dan comment yaaa

A MONTH with u Where stories live. Discover now