Akhirnya pulang.Setelah melawan pelajaran Bahasa Inggris, IPS dan Matematika. Akhirnya, Bella mendapatkan rewardnya. Sebenarnya, sejak pagi tadi Bella merasa kurang enak badan. Kepalanya sedikit pusing dan badannya agak lemas. Tadi semoat sembuh sebentar, namun saat melihat berbagai banyaknya angka-angka dan PR yang diberikan para guru. Bella menjadi tidak enak badan lagi.
Ada beberapa yang mengetahui ketidakenakan badan Bella. Mereka melihat muka Bella yang begitu pucat. Termasuk, Devan. Saat dimobil tadi, Devan sempat menanyakan kenapa muka Bella pucat, namun Bella hanya menjawab gak papa.
Badan Bella semakin lama semakin tidak enak. Badannya semakin lemas dan pusing,hal itu membuatnya tidak mempunyai tenaga untuk sekedar turun kebawah, memakan makan siang yang telah disiapkan.
●●●
Devan yang sedang sibuk dengan PSnya, mengambil hpnya yang sedang bernyanyi dengan menggunakan kaki. Karena kedua tangannya sedang sibuk memencet tombol-tombol.Ternyata itu dari Mamanya. Mamanya sedang pergi ke Bandung dengan papanya selama 2 hari. Sebelum pergi, Devan sudah di beri wejangan untuk menjaga Bella dan tidak melakukan yang "aneh-aneh".
"Halo"
"...."
"Iya iya, bentar lagi Devan makan"
"...."
"Iya, mamaku sayang"
"...."
"Oke. Bye"
Devan yang sedang asik pun melanjutkan aksinya bermain. Lalu, dikarenakan perutnya yang sudah memanggil-manggil, ia pun berjalan menuju meja makan.
Wih, makanan masi utuh. Berati Bella belom makan ni.
Ia pun cepat-cepat menyelesaikan makan siangnya, dan bermain PS lagi. Sampai jam 3 sore, Devan tidak juga melihat Bella yang menuruni tangga. Itu berarti, sedaritadi Bella belum juga makan siang.
Tring tring
----------
From : Mama tercinta.Devan, kamu jangan lupa jagain Bella ya. Liat dia sekarang udah makan atau belum.
-----------
-----------To : Mama tercinta.
Oke.
-----------
Devan pun menaiki tangga untuk menanyakan Bella. Pinth ia ketuk 3 kali. Namun, tidak ada jawaban dari dalam sana. Akhirnya, ia membuka pintu yang ternyata tidak dikunci tersebut.
Devan melihat sosok Bella, yang terkapar di tempat tidur dan masih mengenakan seragam.
"Bella, bangun." Namun, tak ada sahutan dari sang pemilik nama. Devan pun mendekati Bella, lalu mengguncang badannya. Dapat dirasakan oleh Devan kalau badan Bella panas. Devan pun segera mengecek suhu badan Bella dengan menggunakan punggung tangannya, lalu ia tempelkan di dahi serta, leher Bella.
Devan dapat merasakan badan Bella yang sangat panas. Ia yang tidak pernah merawat orang sakit, pun tidak tahu harus berbuat apa.
"Bella, bangun, Bel"
Merasa namanya dipanggil dengan kesadaran yang hanya 1/4, ia melihat sosok Devan yang sedang duduk di kasurnya.
"Hmm"
"Udah makan?"
Bella hanya menjawab pertanyaan Devan dengan gelengan kecil. Karena badannya yang masih sangat lemas dan kepala yang pusing.
"Makan dulu, yuk"
Lagi-lagi, Bella hanya menggeleng.
"Makan sekarang, atau gue suapin."
Dan, Bella tetap saja menggeleng.
"Oke" Lalu, Devan pun pergi meninggalkan kamar Bella. Bella yang masih merasa sangat lemas, pun mau melanjutkan tidurnya. Namun, belum sepenuhnya tertidur, ia dapat merasakan pintu kamarnya yang dibuka. Ia melihat sosok Devan yang sedang menutup pintu dengan kaki kanannnya, kedua tangannya digunakan untuk membawa nampan berwarna cokelat, yang berisi 1 gelas air dan 1 piring nasi serta lauk.
Devan pun berjalan mendekatinya. Lalu, ia menaruh nampan tersebut di laci yang berada di sebelah kasur Bella, dan duduk di pinggir kasur.
"Ayo, makan dulu" Bella tetap saja menggeleng. Devan pun memaksa dengan menyuruh Bella untuk duduk di kasurnya. Bella pun hanya bisa pasrah.
Devan hendak menyuapkan satu sendok nasi ke dalam mulut Bella. Namun, Bella dengan segera memalingkan mukanya.
"Ayo dong,Bel. Makan. Pesawatnya dateng. Ngiuunggg" Bella yang melihat Devan seperti ibu yang sedang menyuapi anaknya, pun tertawa kecil. Kesempatan itu digunakan oleh Devan, untuk memasukan sendok tersebut ke dalam mulut Bella.
Bella dengan kesel, mau tidak mau mengunyah makanan itu. Lalu, Devan yang hendak menyuapkan suapan ke 2 ke mulut Bella, pun terhenti karena Bella yang langsung mengambil sendok tersebut, dan memilih untuk makan sendiri.
"Nah, gitu dong. Good girl."
●●●●
Hope you like it.
Jangan lupa vote and comment.
Byee.
YOU ARE READING
A MONTH with u
Teen FictionBetapa teganya mama dan papa yang meninggalkanku selama sebulan di tempat yang... errr terkutuk ini. Bayangkan aku harus bersama dengannya selama SEBULAN. Bersama dengan dia, seorang badboy yang katanya most wanted di sekolah, padahal muka aja pas p...