Part 8

2.4K 138 3
                                    

Jika nanti aku berjuang sendirian, tak apa. Biarkan aku berjuang sendirian mendapatkan cintaku, asal kau menengok sebentar, lalu rasakan bagaimana letihnya aku berjuang.

Egois? Tidak, aku tidak pernah egois mendapatkan cinta. Tapi akhirnya aku sadar, kalau sebelumnya mendapatkan cintamu adalah hal terberatku, maka dari itu aku terus berjuang.

Sakit? Tentu saja. Aku sudah siap akan tantangan di selanjutnya, asal itu untukmu aku rela.

Lelah? Tidak, aku tidak akan lelah selama kau datang untuk membantuku berdiri dan berjuang lagi.

Menangis? Itu salah satu hal yang membuatku kuat. Terkadang menangis tidak membiarkan masalah selesai, tetapi dengan menangis itu membuatku lebih mengerti bagaimana sakitnya bertahan.

Bodoh? Tentu iya, aku hanya orang bodoh yang memperjuangkan cinta. Tetapi biarkan aku menjadi bodoh untuk memperjuangkanmu.

Tak pantas? Aku memang hal sepele dalam apapun. Tetapi untuk kali ini aku akan berusaha.

Berhenti? Tentu saja aku akan berhenti pada waktunya, jika aku lelah aku akan berhenti. Dan jika kamu kembali, aku tak akan membiarkanmu membuka hatiku lagi.

Cukup? Tidak, aku akan terus berjuang.

Sudah! Iya jika kamu memaksa.

---

Aji memang anak dari pengusaha sukses, sukses juga bukan berarti kaya. Hidupnya bisa dibilang kaya tetapi dia tak suka menghamburkan uang dengan sia sia. Ia bahkan tinggal di apartemen, meninggalkan kedua orang tuanya. Alasannya singkat, yaitu: ia ingin menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan mandiri.

Nakal menurut Aji adalah hal yang biasa, karena memang semua anak ada proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sekarang Aji sedang mengalami prosesnya, dulu bisa dibilang ia brandal, suka main balap liar, suka membolos sekolah, dan suka melanggar peraturan. Tapi dia berani bertaruh bahwa ia tak pernah memainkan perasaan perempuan, ia sangat tidak perduli yang namanya perempuan, tetapi setidaknya ia tak pernah memainkannya.

Menurutnya itu adalah hal yang terburuk jika memiliki perempuan, apalagi yang manja, ngambekan, jutek, tak peduli, mata duitan. Tetapi sepertinya itu dulu, sekarang ia malah jatuh cinta kepada perempuan, bukan kriteria yang diatas juga sih. Baginya hal terindah adalah jatuh cinta, tak ada hal yang terindah selain itu.

Cinta pertama mungkin? Rasanya sangat luar biasa, seperti orang gila. Tetapi jika cinta seindah itu, maka sakitnya apakah seburuk itu?.

"Woy broo, bahagia banget kayanya.." tepuk Hendri sambil duduk di bibir kasur Aji.

"Sadar ji, ini udah siang juga." Genta menjitak Aji.

Sepertinya temannya sudah kehilangan akal sehat?.

"Lu ngapain mojok vid?" David tersentak kaget.

"Ehh anuu..." jawabnya cengengesan.

"Lu jatuh cinta ji?" celetuk David menyoraki Aji.

"Apaan sih?" cuek Aji sambil merebahkan dirinya dikasur birunya itu.

"Jatuh cinta woy!" Genta meneriaki Aji sambil melonjak lonjak dikasurnya.

"Eh gila lu babi, turun!. Kasur gua bisa jebol kalo dinaikin sama lu, sial" kesal Aji sambil mencak mencak.

"Elah badan gue juga kurus gini.." Genta mengelak.

"Mata lu kurus, iye kurus. Kurus di kelingking doang, wakakakakak" tawa Hendri menggelegar.

"Jadi kenapa lu sengsara gitu? Cerita dong!" David menatap Aji penuh harap. Kalau sudah begini apa boleh buat.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang