Part 26 [Perlahan namun pasti]

2.2K 106 0
                                    

Ada saatnya seseorang berubah, untuk dirinya sendiri, dan untuk orang lain juga. Karena dia tau, dengan cara seperti ini, tak akan merubah apapun. Rasanya sakit jika terus mengharapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka perlu perubahan untuk melupakan. Satu persatu—

***

Aji dan yang lain sudah menyiapkan semuanya, sudah selesai apa yang sedari tadi ia persiapkan. Sekarang saatnya menunggu siapapun yang datang dan menyuruh mereka untuk duduk dan menyaksikan video yang telah di potong dan di saksikan gratis untuk seluruh siswa. Ya, mereka berlima, memang sudah datang sejak subuh, meminta kunci pada penjaga sekolah, dan yang paling sulit lagi, mereka dituduh maling.

Tetapi tak ada yang bisa mencegah mereka berlima, selalu saja ada cara untuk apa yang di inginkan. Jadi, jangan heran jika mereka mampu menerobos gerbang sekolah dan membuat ini semua. Dan percayalah, ini tidak mudah seperti apa yang kalian bayangkan. Dari mulai pagi -  pagi, mereka mengeluarkan semua kursi yang ada di setiap kelas dekat lapangan, lalu menatanya dengan serapi mungkin, dilanjutkan dengan memasang LCD proyektor di ring basket, lalu memotong video yang di kirim Gea.

Setelahnya, mereka memastikan bahwa semua sudah siap, lalu sambil menunggu semua, mereka sarapan sebentar dan mengecek lagi, oh ya satu lagi! Kemarin mereka memesan spanduk yang bertuliskan "COME BACK NAMIRA!" dan banyak tulisan macam - macam yang mereka pesan. Gila, gila, gila, tapi inilah mereka. Dengan sejuta kekonyolan di masa - masa SMA, masa yang harus dihiasi dengan berbagai polah menjijikan.

Satu murid datang, awalnya, tapi lama - lama semakin banyak dan mulai terduduk rapi di kursi yang tersediakan di tengah lapangan.

"Ready?" tanya Genta mengomandani, dan di balas anggukan oleh yang lain.

Murid - murid yang menyaksikan, sebelumnya hanya menganga aneh, bagaimana bisa? Joy? Menjadi ketua geng bully yang menjijikan? Dan Mira di tuduh dengan berbagai cara? Mereka di buat bingung, tetapi lama lama mengerti.

Durasi berkahir, dan menampilkan wajah geram oleh murid - murid yang menontonnya. Dari mulai adik kelas, teman seangkatan, lalu kakak kelas yang ikut ikutan. Joy dan yang lain sempat menyaksikan di durasi terakhir, dan itu membuatnya menggeram gusar.

"Apa - apaan ini?!" kata Joy sambil berjalan menuju Aji dan yang lain.

Murid - murid yang melihatnya pun menjadi jijik dan berbisik - bisik, ternyata selama ini yang busuk adalah Joy.

Mereka berlima berdiri di depan Joy, dan tersenyum devil.

"Lo yang apa - apaan! Ngga ngaca? Di situ, lo yang jadi pemeran utama?!" ketus Aji sambil menunjuk wajah Joy.

Hening, hening sekali, jam masih menunjukkan pukul 06.13, guru - guru pasti molor dan tak akan datang sepagi ini. Untungnya siswa - siswi sudah datang cukup pagi, entah untuk mengerjakan tugas, melaksanakan piket atau sengaja datang pagi. Dan untungnya lagi, Joy dan yang lain juga datang pagi, sepertinya ingin mencari sasaran baru lagi.

Joy mengepalkan tangannya. "Lo! Ini semua pasti editan! Mana mungkin gue kayak gitu?!"

Semuanya bersorak tak percaya.

Onni, Velen dan Zizi hanya berdiri di belakang Joy. Kini mereka sudah terancam, tak tau harus bagaimanapun lagi.

Kini Genta mulai bersuara. "Lo apain Gea? Mira? Dan itu semua lo bilang editan? Seluruh pasang mata di sini tau bedanya editan dan asli kali! Cihhh, pengecut banget"

"Huuuu!!" sorak yang lain menambahi.

"Tenang guys, kalian semua udah tau kan faktanya? So? Kita ajuin fakta ini ke Kepala Sekolah. Apa kalian ngga kasihan sama murid yang ngga salah apa - apa? Terus di keluarin seenaknya? Justru cewek ini yang harus di keluarin! Dia yang suka membully, dan sepatutnya dia yang jadi korban di sini! Setuju?!" teriak Hendri sambil memegang spanduknya.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang