Entah mengapa aku tidak dapat menemukan kekurangan yang ada pada dirimu karna memang tak pernah ada, bagiku kau sangat sempurna, meskipun kesempurnaan itu hanya milik Tuhan, namun entah mengapa aku tak dapat melihat kekuranganmu.
" Sayang.... Lagi apa? " Tanya Azi, sambil memeluk Salma dari belakang dan sesekali mengecup pipinya.
" Bagus ya sunsetnya, tapi setiap aku lihat sunset aku takut kalau aku nggak bisa bangun lagi besok " jawabnya dengan nada sedih, dan mulai menitihkan air matanya.
" Hei...hei.... Kenapa kamu ngomong gitu sih? " Tanya Azi tidak suka.
" Azi... Kamu tau sendiri kan kalo aku mengidap leukemia, umurku udah nggak lama lagi dan aku mau kamu janji nanti kalo aku udah di panggil sama yang di atas aku nggak mau kamu nangis, aku mau kamu terus lanjutin mimpi kamu, dan lalui hidup kamu dengan senyuman, aku nggak mau nanti kamu galauin aku terus-terusan, janji sama aku "
" Sayang.. dengerin aku, aku percaya kalau kamu bisa sembuh, kamu harus janji sama aku kalau kamu bisa sembuh " kata Azi sambil menangkup pipi salma kemudian memeluknya.
' Kau bersinar begitu cerah, begitu sempurna dalam setiap caramu memperlakukanku sampai-sampai aku takut untuk bersanding denganmu, aku merasa tidak pantas berada di sampingmu, bagiku kau begitu indah dan aku sangat menginginkanmu selalu berada di sampingku sampai kapanpun, Hanya dengan caramu yang penuh dengan ketulusan memperlakukanku kamu dapat meluluhlantahkan benteng yang bertahun-tahun ku bangun dengan kokoh, dan entah kenapa hanya kamu satu-satunya yang aku inginkan bukan orang lain hanya kamu,kumohon tetaplah dengan caramu yang seperti ini, Jangan ada yang berubah apapun, Jangan khawatir tentang semua masalahmu karna aku akan selalu berada di sampingmu, mendukung setiap langkah yang kau ambil, dan mengingatkan mu jika kau salah mengambil langkah. ' Salma membalas pelukan Azi dan menenggelamkan kepalanya di dada Azi.
*********
" Pagi Jova... " Sapa Airin riang. " Eh... Jov kata temen gue ada kafe yang bagus gitu di sekitar sini nanti mampir situ ya katanya makanannya juga enak "
" Ok, tapi traktir ya, lagi bokek gue, mana uang jajan di potong lagi gara-gara jailin anak Abang gue Mulu "
" Lah elo, kaya kurang kerjaan aja jailin anak orang Mulu " kata Airin sambil menoyor kepala Jovanna. " Iye gampang nanti gue traktir "
" Wah... Lo emang sahabat gue yang paling baik " kata Jovanna sambil memeluk erat tubuh Airin.
" Giliran ada maunya aja bilang aku sahabat paling baik " cibirnya.
" Hey.... Jova, Airin " sapa Rafael lalu duduk di tengah-tengah Jovanna dan Airin. Ia merentangkan kedua tangannya di sandaran kursi lalu mengucapkan lirik lagu Ahmad Dhani " Senangnya dalam hati kalau beristri dua seperti dunia tak ada yang punya "
" Idihhh.... Siape juga yang mau jadi istri Lo nyong " Airin langsung menoyor kepala Rafael sambil menatapnya jijik.
" Eh... Anak kecil noyor-noyor pala orang yang lebih tua, nggak sopan tau " kata Rafael yang kini sudah mengapit leher Airin sambil mengacak rambutnya gemas.
" Ih... Lepasin gue nggak bisa nafas bego " ujar Airin sambil memukul lengan Rafael, tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat mereka dengan tatapan sedih dan juga cemburu. ' Andai Lo tau Rin kalo gue sayang banget sama Lo ' kata Rafael sambil tersenyum menatap Airin yang berada dalam kungkungannya.
' kenapa sesakit ini Raf saat gue liat Lo ketawa sama cewek lain '
YOU ARE READING
Mercy
RandomKau tunjukan padaku kesempatan terbuka, Lalu engkau pergi dan menghempaskanku, Aku tak bisa terima ini lagi